Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

PENGUATAN KOMPETENSI MAHASISWA IAIN PALANGKARAYA

PENGUATAN KOMPETENSI MAHASISWA IAIN PALANGKARAYA
Salah satu yang menjadi perhatian saya terkait dengan PTKIN ialah perlunya penguatan kompetensi mahasiswa. Hal ini sering saya sampaikan di berbagai forum dalam acara-acara yang saya lakukan di PTKN. Penguatan kompetensi ini saya anggap penting sebab ke depan tuntutan kehidupan masyarakat akan semakin kompleks dan beragam. Makanya memperkuat kompetensi mahasiswa menjadi sangat mendasar untuk dilakukan.
Di antara penguatan kompetensi itu ialah dengan memberikan sertifikat tambahan berlaku “wajib” bagi mahasiswa PTKIN. Di dalam kajian saya terdahulu, saya sampaikan bahwa setiap PTKIN harus memiliki program sertifikasi yang jelas, terukur keahliannya dan memberikan peluang kepada mahasiswa untuk mengambil pilihan. Secara konseptual saya nyatakan sebagai pengembangan “school of student capacity development” atau “sekolah untuk pengembangan kapasitas mahasiswa”.
Saya tentu berharap bahwa setiap institusi pendidikan dapat mengembangkan berbagai model dan pola “school of student capacity development” sesuai dengan minat dan potensi mahasiswa yang dimiliki oleh PTKIN. Basis utamanya ialah “student interest” dan “student choice”. Bisa saja seorang mahasiswa memilih satu atau lebih pilihan. Dan PTKIN harus menyediakan instrument untuk pengembangan kapasitas diri sesuai dengan potensi dan pilihan mahasiswa.
Satu pelajaran yang saya ambil dari kunjungan saya ke IAIN Palangkaraya, 7/1/2017, ialah melihat tentang praktikum mahasiswa yang diberi label “Kelompok Studi” sesuai dengan bidang studi yang digelutinya. Di sini terdapat K.S. Astronomi, K.S. Robotika, K.S.Energi Alternatif, K.S. Hidrophonik, K.S. Roket Air, dan K.S. Elektro. Mahasiswa tidak hanya belajar secara teoretik, akan tetapi belajar tentang membuat atau menciptakan sesuatu keahlian.
IAIN Palangkaraya di bawah kepemimpinan Dr. Ibnu Elmi, memang bergerak maju dengan pesat. Tidak hanya dari jumlah mahasiswa yang bertambah dengan signifikan, akan tetapi juga pengembangan fisik atau sarana prasarana yang cukup memadai. Misalnya penambahan jumlah gedung dan ruang kuliah yang sangat signifikan dan juga laboratorium yang baik. Misalnya, laboratorium bioherbal untuk kesehatan, terutama untuk Ibu-ibu yang baru melahirkan. Lalu laboratorium untuk mengembangbiakkan tikus putih sebagai sumber praktik biologi, dan juga laboratorium untuk mengembangbiakkan tanaman-tanaman langka dan juga pemijahan untuk ikan langka, laboratorium energy terbarukan, laboratorium robotik dan sebagainya.
Mengenai bengkel kerja untuk melahirkan inovasi di bidang energy terbarukan juga kiranya bisa diandalkan. Melalui teknologi “sederhana” yang diciptakan, maka akan bisa menghasilkan energy terbarukan untuk pemenuhan kebutuhan listrik. Dalam pemikiran mereka, maka kubah masjid yang selama ini hanya menjadi tempat hiasan atau asesoris belaka, maka di tangan mahasiswa itu akan bisa dijadikan sebagai tempat sumber energy listrik yang produktif. Prinsip yang dikembangkan ialah system baling-baling, yang digerakkan oleh angin dan mengalirkan energy tersebut ke generator, dan melalui proses dinamika, maka akan dihasilkan energy listrik.
Berdasarkan penuturan Pak Rector, Dr. Ibnu Elmi dan Luvia Ranggi Nastiti, MPd, dosen Tadris Fisika, bahwa dengan mengembangkan energy terbarukan ini, maka untuk penerangan masjid tidak lagi membutuhkan sumber energy listrik seperti sekarang, akan tetapi akan dapat dipenuhi oleh masjid itu sendiri. Saya sebagai orang awam lalu bertanya kepada dosen yang menjadi pembimbingnya, apakah berarti dibutuhkan tekanan angin yang kuat untuk bisa menggerakkan baling-baling ini dan bagaimana kalau hujan dan tekanannya menjadi berkurang atau bahkan ketika tidak ada angin yang menggerakkannya? Maka dinyatakan bahwa system yang dikembangkan ialah dengan menyimpan sumber energinya. Jika tekanan angin kuat akan menghasilkan sumber energy yang besar dan kemudian tersimpan dan berkurang di kala digunakan. Jadi di saat tekanan angin kuat akan menjadi banyak sumber energy yang tersimpan dan terakumulasi, dan di saat tekanan angin mengecil maka sumber energy yang dihasilkannya juga kecil. Meskipun saya tidak ahli di bidang ini, akan tetapi saya memahami tentang mekanisme kerja dari alat ini.
Lalu tentang pembuatan herbal, sebagaimana dijelaskan oleh Nurul Lathifah, SPdI., dosen laboran program biologi, maka dengan mengembangkan bioherbal, maka akan bisa membantu terhadap ibu-ibu yang baru saja melahirkan. Bukankah di Kalimantan terdapat sangat banyak tumbuh-tumbuhan yang memiliki potensi menjadi obat herbal. Jika ini dikembangkan maka akan bisa diperoleh sejumlah obat herbal yang sekarang sedang menuai pangsa pasarnya. Juga di laboratorium ini dikembangkan pembudidayaan tanaman langka dan hewan langka. Sesuai dengan pembangunan yang sedang dilakukan maka sudah disiapkan gedung laboratorium yang memadai untuk kepentingan ini.
Selain itu juga program robotic. Menurut Pak Ibnu bahwa melalui robot yang diciptakan, maka akan bisa diaplikasikan robot yang nantinya akan bisa membantu pekerjaan manusia. Robot yang akrab dengan kebutuhan manusia dan juga membantu mempermudah pekerjaan manusia. Lalu saya nyatakan, “jangan sampai robot-robot ciptaan mahasiswa kalah dengan ciptaan siswa madrasah, sebab sudah ada banyak robot ciptaan siswa madrasah yang memenangkan contest of robotic di tingkat internasional.
Meskipun baru saja program ini diberlakukan, akan tetapi melalui program prospektif ini, maka mahasiswa akan memiliki kecenderungan dan minat yang kuat untuk mengembangkan keilmuannya. Mahasiswa yang belajar biologi tidak hanya mengenal konsep biologi tetapi mampu mengaplikasikannya. Mahasiswa yang belajar fisika juga akan mampu menerapkan konsep fisika yang dipelajarinya.
Dengan demikian, dalam skala seberapapun upaya untuk memperkuat potensi atau kapasitas mahasiswa di dalam menerapkan ilmunya tentu harus diapresiasi. Dan ini merupakan bentuk “school of student capacity development” yang saya maksudkan.
Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini
Comment form currently closed..