Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

KE ARAB SAUDI LAGI: MELEPAS KLOTER AKHIR (11)

KE ARAB SAUDI LAGI: MELEPAS KLOTER AKHIR (11)
Salah satu tugas yang harus saya lakukan selain melakukan evaluasi penyelenggaraan haji tahun 2017 ialah melepas jamaah haji kloter terakhir di Madinah. Saya bersyukur bahwa pelepasan berjalan lancar dan juga dihadiri oleh Konsul Jenderal RI di Jeddah, Pak Mohammad Herman Hardiyanto dan jajarannya. Selain itu tentu juga petugas haji dari PPIH Arab Saudi dan petugas evaluasi dari Jakarta. Hadir bersama saya itu, Pak Jauhari, Pak Arsyad, Pak Handy, Pak Amin, dari Daker Bandara dan Daker Madinah, lalu Pak Ali (Karoren), Pak Syihab, Pak Jemi, Pak Haryanto, Pak Arfi, dan Pak Slamet.
Acara ini diselenggarakan di Hotel Warhah Rawdah Madinah (6/10/2017) dan dihadiri oleh Jamaah Haji Indonesia asal Nusa Tenggara Barat, yang tergabung di dalam kloter akhir untuk penerbangan Madinah-Jakarta. Acara ini dilaksanakan pada jam 14 WAS dan kemudian seluruh bus bergerak ke Bandara Madinah pada jam 15.30 WAS. Ikut serta juga melepas jamaah haji ialah Pak Konsul Jenderal, dan perwakilan Arab Saudi. Kami bertiga melepas keberangkatan jamaah haji Indonesia dengan kibaran Bendera Merah Putih dengan cara mengibarkan bersama-sama.
Di dalam sambutannya, Pak Herman menyatakan ucapan terima kasihnya kepada Jamaah Haji Indonesia yang selama penyelenggaraan haji dikenal sebagai jamaah haji yang tertib dan santun. Beliau juga menyatakan: “penyelenggaraan haji tahun ini sangat berhasil sebab tidak ada masalah yang sulit sebagaimana tahun lalu. Tahun ini nyaris tidak ada masalah yang membuat kerumitan”. Ditambahkan lagi: “tahun lalu ada masalah dengan pengiriman uang dalam jumlah besar, yang mengharuskan adanya diplomasi yang intensif”.
Saya menyampaikan tiga hal terkait dengan pesan-pesan di dalam pemulangan jamaah haji asal NTB ini, yaitu: pertama, ucapan terima kasih kepada seluruh PPIH yang sudah bekerja keras untuk menyukseskan penyelenggaraan haji tahun ini. menurut saya luar biasa, sebab meskipun jumlahnya terbatas akan tetapi dapat menyelesaikan tugasnya dengan sangat baik. Ucapan terima kasih juga kepada seluruh jajaran pejabat di Kedutaan Besar RI yang juga sudah memberikan atensi dan pelayanan yang optimal kepada penyelenggaraan haji Indonesia. Tentu saya juga mengapresiasi terhadap Pemerintah Arab Saudi yang telah memberikan pelayanan sangat baik bagi jamaah haji Indonesia. Sebagai pelayan Haramain, maka Pemerintah Saudi telah bekerja optimal di dalam pelayanan haji dimaksud.
Kedua, bagi para jamaah haji Indonesia, saya kira tidak ada ucapan yang lebi baik kecuali ucapan selamat dan agar bersyukur atas kesempatan Bapak dan Ibu untuk menjadi jamaah haji. Bisa dibayangkan dari sejumlah umat Islam di Indonesia yang jumlahnya 210 juta, hanya sebanyak 221.000 orang yang bisa pergi haji. Ini merupakan karunia yang luar biasa bagi kita semua. Bapak dan Ibu adalah orang yang terpilih. Orang yang telah mendapatkan panggilan dari Allah swt untuk melakukan ibadah haji. Sebab kita semua meyakini bahwa ibadah haji adalah ibadah yang hanya akan terjadi kalau kita mendapatkan panggilan dari Allah swt. Ada banyak orang kaya, ada banyak orang yang mampu tetapi tidak semuanya bisa pergi haji. Maka sekali lagi marilah kita bersyukur atas nikmat Allah yang luar biasa ini.
Kini, Bapak dan Ibu telah menjadi orang Islam yang kaffah. Sebab sudah bisa melakukan ibadah haji yang merupakan rukun Islam yang kelima. Bapak dan Ibu telah melaksanakan perintah Allah, “udkhuluu fi al silmi kaffah”. Dengan telah melaksanakan rukun Islam yang kelima, berarti seluruh rukun Islam telah kita laksanakan. Sekali lagi selamat dengan harapan dan doa kita semuua semoga Bapak dan Ibu seluruh jamaah haji Indonesia menjadi haji yang mabrur. Allahumma Amin.
Ketiga, bapak dan Ibu tentu sudah rindu rumah, rindu anak, cucu dan kerabat di tanah air, sebab sudah selama 40 hari lebih tidak bertemu. Tetapi yang jauh lebih penting ialah rindu akan selalu dalam kebaikan dan rindu akan kebenaran. Setelah menjadi haji, maka Bapak dan Ibu akan menjadi teladan di dalam pengamalan agama Islam. Bapak dan Ibu akan menjadi penerang, penyuluh, dan penyebar Islam di daerahnya masing-masing. Bapak dan Ibu akan menjadi obor yang menerangi umat Islam di daerahnya masing-masing, sehingga akan menjadi teladan bagi umat Islam.
Di sinilah makna penting kenapa Bapak dan Ibu harus rindu akan selalu berada di dalam kebaikan dan kebenaran. Kita semua tentu berharap bahwa dengan menjadi haji maka amalan ibadah kita kepada Allah akan semakin baik dan amal sosial kita juga semakin baik. Jika ini yang telah kita lakukan, maka kitalah yang sesungguhnya telah menjadi haji mabrur dan kita semua telah menjadi umat Islam yang terbaik.
Terakhir, marilah kita berdoa kepada Allah swt: “Allahummaj’al hajjana hajjan mabruro, wa sa’yana sa’yan masykuro, wa dzanbana dzanban maghfuro, wa tijaratana tijaratan lan tabur”. Semoga kita semua menjadi haji mabrur.
Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini
Comment form currently closed..