• December 2025
    M T W T F S S
    « Nov    
    1234567
    891011121314
    15161718192021
    22232425262728
    293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

MENGHADAPI TEKNOLOGI INFORMASI

MENGHADAPI TEHNOLOGI INFORMASI
Humas tentu memiliki peran penting di tengah gelegak “perang” informasi yang berkembang dewasa ini. Teknologi Informasi sungguh-sungguh sudah menaklukkan dunia kita dewasa ini. Karenanya, dialah yang menguasai dunia dan berkesempatan besar untuk mengubah dunia sesuai dengan agenda settingnya. Maka sesiapapun orang yang tidak terlibat di dalam proses teknologi informasi itu, maka sepertinya dia berada di dunia yang salah. Orang tradisional yang hidup di dunia super modern.
Sekarang kita sedang hidup di era “Proxy War” atau “Cyber War”. Saya menggunakan huruf besar untuk memberikan penekanan betapa kita sedang menghadapi dunia yang berubah dengan cepat sebagai akibat perkembangan teknologi informasi. Oleh karena itu, Humas dan segenap jajarannya tentu harus mampu menghadapi berbagai tantangan teknologi informasi tersebut dengan sekuat tenaga.
Di dalam salah satu pertemuan yang diselenggarakan oleh Biro Humas, data dan informasi Kemenag, yang diselenggarakan dalam kerangka koordinasi Humas pusat dan daerah, maka saya sampaikan tiga hal, yaitu: pertama, bahwa pertemuan ini memiliki makna penting sebagai ajang untuk menyamakan visi dan misi kehumasan bagi seluruh ASN dan khususnya para pejabat yang bergerak di bidang kehumasan. Saya selalu pesankan bahwa para ASN Kemenag sebenarnya adalah humas-humasnya Kemenag dalam pengertian yang luas. Apapun yang dilakukan oleh ASN Kemenag itu membawa misi Kementerian. Meskipun yang dilakukan itu merupakan tindakan pribadi, selama itu ada kaitannya dengan masyarakat, maka akan dipastikan bahwa langsung atau tidak langsung akan membawa nama kementerian. Itulah sebabnya, setiap tindakan individu ASN dalam relasinya dengan masyarakat maka dipastikan bahwa yang bersangkutan dianggap menyuarakan misi kementerian.
Oleh karenanya, forum koordinasi untuk menyamakan visi para humas di dalam menghadapi tantangan “Proxy War” atau “Cyber War” merupakan langkah yang strategis agar kementerian akan bisa memberikan layanan informasi yang lebih obyektif dan berdaya guna bagi pembangunan manusia seutuhnya. Perlu digarisbawahi bahwa tugas dan fungsi Kemenag di dalam pembangunan bangsa tentu sangat penting, terutama di dalam kaitannya dengan pembangunan moral dan karakter bangsa, yang berbasis pada agama.
Selain itu, humas juga sedang menghadapi kedewasaan generasi milenial atau generasi Y yang memiliki kepekaan dan keingintahuan akan berbagai informasi yang sangat tinggi. Mereka adalah masyarakat well informed, yang di dalam banyak hal memang menguasai teknologi informasi. Mereka ini adalah sekelompok orang yang haus informasi dan memiliki kemampuan mengolah informasi sedemikian tinggi. Mereka ini yang harus dilayani oleh para humas di era sekarang. Saya tentu berharap para humas haruslah orang yang menguasai teknologi informasi, sehingga tidak akan tertinggal dari perubahan demi perubahan yang dilakukan oleh generasi Y ini.
Kedua, humas memiliki peran penting, yaitu: 1) sebagai corong pemerintah. Dia haruslah menjadi narasumber bagi segala keberhasilan pemerintah di dalam pembangunan dan juga memberikan penjelasan terhadap hal-hal yang kurang berhasil secara memadai. Tidak boleh kiranya Humas itu lalu hanya menjelaskan kekurangberhasilan program pemerintah tanpa sedikitpun menjelaskan bahwa ada keberhasilannya.
2) Sebagai corong kementerian. Bagi saya bahwa humas adalah agen informasi dari kementerian. Tercover atau tidak berbagai informasi mengenai kinerja kementerian tentu sangat tergantung kepada keberadaan humas itu. Humas menjadi garda depan untuk menyampaikan berita-berita berkualitas dari keberhasilan program kementerian. Termasuk di dalamnya ialah sebagai narasumber untuk menginformasikan kepada public tentang program dan kegiatan lembaga-lembaga di bawah koordinasi kepala Biro Humas. Saya tentu ingatkan bahwa perlu ada tim kerjasama yang akan menjadi tim pengarah atas informasi kementerian. Jadi di dalam konteks ini, maka humas sesungguhnya harus menjadi orang yang satu langkah di depan dalam berbagai hal yang terkait dengan informasi baik informasi yang datang maupun informasi yang akan dipublish.
Ketiga, berbagai upaya tentu harus dilakukan, yaitu: 1) saring sebelum sharing. Janganlah para humas menjadi penyebar informasi yang paling rajin akan tetapi tidak melakukan saringan terhadap apa yang dipublish tersebut. Saring betul sebuah informasi dan baru kemudian kita sharing kepada yang memerlukan saja dan bukan secara massif atas semua informasi yang diterimanya
2) Check sebelum collect. Kita tentu suka menyimpan berbagai informasi yang dianggap relevan dengan kekitaan itu. Jangan sampai semua informasi dicollect lalu suatu kali disampaikan kepada orang lain tanpa melihat apakah yang disampaikan itu benar atau salah. Bagi kita, check and recheck sebelum menyimpan atau mengirimkan informasi kepada siapapun juga. 3) coordination sebelum giving information. Hal ini diperlukan mengingat bahwa tugas humas ialah menyampaikan informasi kepada yang dianggap berkepentingan. Makanya, agar informasi yang dikirim itu merupakan sebuah fakta, maka harus dikoordinasikan terlebih dahulu kepada yang memahaminya. Jangan sampai kita merilis informasi yang ternyata tidak diketahui bahwa informasi yang disampaikan itu ternyata hoax belaka.
Di dalam kerangka ini, maka humas haruslah menjadi orang yang selangkah lebih maju dari siapapun di kementerian atau lembaga. Sebab dialah yang sesungguhnya menjadi sumber informasi yang layak dipercaya dan berdaya guna.
Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini
Comment form currently closed..