• September 2025
    M T W T F S S
    « Jul    
    1234567
    891011121314
    15161718192021
    22232425262728
    2930  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

PUASA SEBAGAI PILAR ISLAM

PUASA SEBAGAI PILAR ISLAM
Di Indonesia, rukun Islam dinyatakan dalam lima hal, yaitu: Syahadat, Shalat, Puasa, Zakat dan Haji. Keyakinan masyarakat Indonesia tentang rukun Islam pastilah terdiri dari lima hal ini. Tidak ada perbedaan pendapat mengenai rukun Islam yang lima tersebut.
Perintah untuk menjalankan puasa tentu sudah berulang kali dinyatakan di dalam mimbar-mimbar agama dan di tempat-tempat ibadah. Semua mengamini tentang perintah puasa ini. Semua umat Islam di dunia dipastikan menjalankan puasa sebagai bagian mendasar dari ukuran keislamannya. Meskipun puasa itu amaliyah yang bisa disembunyikan atau ibadah sirri, akan tetapi tetap saja nuansa puasa
memberikan ciri khas tertentu di dalam kehidupan umat Islam.
Puasa tentu merupakan ajaran Islam yang sangat mendasar dan didapati contoh-contohnya di dalam tindakan atau sunnah Nabi Muhammad Saw. Menjalankan puasa merupakan kewajiban yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw sepanjang perjalanan kenabiannya. Jadi tidak ada alasan untuk menyatakan bahwa puasa bukanlah ajaran Islam yang jelas. Bagi umat Islam, ajaran puasa merupakan ajaran yang tidak diperdebatkan kesyariatannya karena sudah sangat jelas di dalam implementasinya.
Pertanyaan yang kemudian bisa dikemukakan adalah apakah puasa hanya kewajiban saja? Pertanyaan ini yang barangkali perlu untuk kita renungkan. Apakah kita cukup untuk menjalankan kewajiban ini. Apakah dengan menjalankan kewajiban berarti semua urusan keagamaan kita sudah selesai. Berdasarkan pandangan eksoterisme, maka dengan melakukan kewajiban puasa, maka sudah selesai urusan menjalankan ibadah ini. Pandangan kaum eksoteris ini yang barangkali menjadi ukuran kita selama ini. Jadi yang penting ialah menjalankan puasa untuk menggugurkan kewajiban.
Kita sesungguhnya mengharap agar semua ibadah yang kita lakukan merupakan bentuk pengabdian tertinggi kita kepada Allah. Semua ibadah seperti shalat adalah mi’rajnya kaum muslimin, sebagaimana mi’rajnya Nabi Muhammad asw. Bukankah shalat merupakan perintah langsung Allah swt yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad saw. Demikian pula ibadah puasa, zakat dan haji. Semuanya merupakan pilar Islam yang utama mengenai ibadah. Jadi umat Islam mestilah melakukan ibadah ini secara memadai agar indikasi sebagai umat Islam tersebut terpenuhi.
Namun demikian, ada banyak hal yang terkadang tidak sesuai dengan keinginan kita terutama terkait dengan ibadah. Ada banyak di antara kita yang melakukan ibadah itu sekedar menghilangkan kewajiban saja.
Kita tentu saja bersyukur bahwa masih diberi oleh Allah kekuatan untuk melakukan puasa karena kita semua sehat. Melalui kesehatan yang telah dikaruniakan Allah swt itu, maka ibadah kita dalam bentuk puasa bisa dilakukan. Andaikan kita sakit maag saja, maka dipastikan bahwa puasa kita tentu akan sedikit terganggu. Sekurang-kurangnya kita harus minum obat anti maag atau obat yang bisa memperkuat kita di dalam menjalankan ibadah puasa.
Sebagaimana kita ketahui bahwa ibadah puasa memang terkait dengan kesehatan fisik kita. Makanya, kita dituntut untuk sehat agar bisa melakukan ibadah puasa dimaksud. Harus disadari bahwa puasa itu akan dapat memberikan kesehatan bagi kita. Allah tegaskan bahwa puasa itu menyehatkan. Maka barang siapa yang melakukan puasa, tentu dipastikan akan diperoleh kesehatan tersebut.
Ada banyak temuan para ahli tentang manfaat puasa bagi manusia, sehingga ada anjuran agar seseorang bisa melakukan puasa dua hari dalam seminggu atau sepekan. Dengan melakukan puasa dua kali dalam seminggu, maka akan diperoleh beberapa manfaat, misalnya menjadi semakin sehat dan kuat. Dengan melakukan puasa, maka akan mengurangi resiko lemak, akan menormalkan peredaran darah, akan membuat jantung makin sehat dan seterusnya. Makanya, ada ahli kesehatan yang menyatakan bahwa ajaran puasa itu sebenarnya adalah ajaran yang universal bagi umat manusia.
Di dalam konteks ini, maka puasa sebagai ajaran mendasar di dalam Islam sesungguhnya memiliki peran penting bagi umat manusia. Tidak hanya memiliki dimensi kerohanian saja, akan tetapi juga dimensi kejasmanian. Dengan demikian, puasa itu tidak hanya sebagai kewajiban kerohanian akan tetapi juga kewajiban fisikal atau kejasmanian.
Jadi, jika melakukan puasa, maka ada dua kewajiban yang bisa dilakukan, yaitu memenuhi kewajiban rohaniyah dan kewajiban jasmaniyah. Berpuasalah agar fisik kita sehat dan berpuasalah agar rohani kita sehat.
Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini
Comment form currently closed..