• May 2024
    M T W T F S S
    « Apr    
     12345
    6789101112
    13141516171819
    20212223242526
    2728293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

SEKSUALITAS PERMISSIVENESS REMAJA

 Akhir-akhir ini kita sedang disentakkan oleh pemberitaan di media surat kabar tentang video  mesum yang diperagakan oleh siswa-siswa di beberapa sekolah di Jawa Timur. Sekurang-kurang dalam tiga bulan terakhir terdapat sebanyak empat kasus video mesum yang beredar dari ponsel ke ponsel. Dimulai dari video mesum yang diperagakan oleh siswa setingkat SLTA di Nganjuk, Kediri, Lumajang, Ponorogo dan mungkin juga dari daerah lain.  Memang dewasa ini kita sedang hidup di era pilihan bebas, sehingga jika  kita tidak hati-hati  dalam melakukan tindakan , maka bisa saja akan jatuh kepada tindakan yang tidak relevan dengan nilai-nilai keagamaan yang selama ini menjadi pattern for behavior kita.

Seirama dengan perubahan sosial yang semakin cepat, maka juga terjadi perubahan perilaku masyarakat yang cenderung mengarah kepada tindakan permissiveness. Salah satu di antaranya adalah tindakan seksualitas. Di tengah globalisasi yang tidak lagi mampu ditahan tersebut, maka banyak pilihan tindakan yang ditawarkan atau yang dapat diikuti. Dan salah satu medium yang dapat mengarahkan tindakan kita itu adalah media teknologi informasi. Bukankah dewasa ini dunia teknologi informasi sudah memasuki hampir seluruh kawasan di negeri kita. Desa dan kota. Semuanya sudah terjangkau oleh teknologi informasi tersebut.

Memang yang sangat rawan menghadapi globalisasi teknologi informasi adalah kaum remaja. Hal ini tentu disebabkan oleh kenyataan bahwa para remaja kebanyakan sedang berada di dalam posisi proses pencarian identitas diri. Ketika mereka berada di dalam proses pencarian diri tersebut, maka bertemulah mereka dengan kejadian-kejadian atau fakta natural tentang dunia seksualitas yang bebas. Bahkan juga ditengarai kemudahan untuk mengakses seksualitas bebas tersebut melalui video rental, internet atau piranti teknologi informasi lainnya.

Para remaja memang berada di dalam proses pencarian pengalaman, termasuk pengalaman seksualitas. Di dalam proses ini mereka dijejali dengan tayangan video atau gambar atau tayangan film-film yang mengumbar nafsu seksualitas, makanya mereka ingin merasakannya. Dunia seksualitas yang seharusnya hanya bisa dilakukan oleh mereka yang sudah kawin, ternyata didapatinya di dalam berbagai tayangan di dunia teknologi informasi.

Hanya saja kita  menjadi kaget ketika melihat bahwa yang melakukan adegan-adegan seksualitas tersebut adalah pelajar-pelajar setingkat Sekolah Lanjutan Atas (SLA).

Yang mengherankan bahwa  mereka melakukannya  di hotel-hotel. Artinya, bahwa para remaja tersebut sudah berkenalan dengan dunia hotel, seksualitas dan penggunaan video seluler.  Video record yang sesungguhnya hanya untuk merekam peristiwa yang baik-baik saja, ternyata disalahgunakan untuk merekam peristiwayang sebenarnya bukan untuk direkam.  Perkenalan dengan hotel dan seksualitas bebas yang dilakukan oleh para remaja mengindikasikan bahwa ada perubahan perilaku remaja yang sangat vulgar. Jika dahulu pacaran para remaja kemungkinan hanya kissing atau sejauh-jauhnya adalah petting, maka sekarang sudah memasuki ruang rawan, seksualitas bebas. Dengan demikian, maka dunia seksualitas yang sakral sudah berubah.

Dunia seksualitas adalah dunia yang berada di dalam ruang domestik, bisa dilakukan jika sudah ada ikatan perkawinan. Namun melihat berbagai tindakan seksualitas di kalangan remaja yang cenderung bebas, maka tampak bahwa dunia seksualitas sudah menjadi sesuatu yang tidak lagi sakral. Bahkan bisa saja dirayakan dengan berbagai ragam dan variasi. Inilah yang sesungguhnya harus menjadi perhatian bagi semuanya.

Agama sebenarnya sudah mengajarkan agar setiap keluarga menjaga keluarganya, anak-anak, saudara dan lainnya. Islam mengajarkan, sebagaimana Firman Allah: “qu anfusakum wa ahlikum nara”, yang artinya kurang lebih: “jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”. Maknya bahwa semua di antara kita harus menjaga agar keluarga kita selamat. Selamat di dunia dan juga selamat di akhirat. Dan pertanda selamat itu ialah jika di dalam keluarga tersebut terdapat proses saling menjaga.

Jadi, melihat fenomena akhir-akhir ini terutama terkait dengan tindakan seksual remaja yang memvideokan dirinya sendiri terkait dengan tindakan seksualitas bebas, maka kita harus merenung bahwa anak-anak kita memang harus dijaga agar semuanya terhindar dari tindakan tersebut.

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini