• December 2025
    M T W T F S S
    « Nov    
    1234567
    891011121314
    15161718192021
    22232425262728
    293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

MENGEMBANGKAN PTKN MELALUI MODALITAS JEJARING

MENGEMBANGKAN PTKN MELALUI MODALITAS JEJARING
Saya sungguh menikmati acara kuliah umum yang diselenggarakan di STAKN Kupang, NTT. Acara ini dihadiri oleh Ketua STKN Kupang, Harun Y. Natunis, para wakil ketua, para dosen, dan juga para mahasiswa. Acara ini diselenggarakan di ruang terbuka bertenda di Kampus STAKN Kupang, pada tanggal 28/01/2017.
Saya merasa senang, sebab selain ada kuliah yang dipercayakan kepada saya untuk memberikannya, tentu juga terdapat nyanyian Paduan Suara dari Mahasiswa Program Studi Musik Gerejawi. Suatu suguhan yang sangat bagus dan bisa dinikmati. Meskipun saya tidak memahami arti syairnya, akan tetapi tetap saja bisa menikmati musiknya. Bukankah music adalah bahasa universal yang meskipun kita tidak memahami syair-syair di dalam nyanyian itu akan tetap saja telinga dan perasaan kita bisa merasakan keindahannya.
Sebagaimana di daerah luar Jawa lainnya, maka saya disambut dengan tarian adat yang menggambarkan tentang penghormatan kepada tamu atau orang yang dituakan. Menurut tetua adat, bahwa syair di dalam upacara penyambutan ini merupakan bait-bait pantun yang diungkapkan di dalam bahasa daerah Kupang. Selain disambut dengan tarian selamat datang juga dilakukan pengalungan selendang kain khas NTT. Senang juga saya memperoleh sambutan hangat dari civitas mahasiswa STAKN Kupang.
Pada kesempatan ini, saya sampaikan tiga hal mendasar terkait dengan bagaimana pengembangan institusi, kemampuan mahasiswa dan tantangan pendidikan di Indonesia. Pertama, bahwa pendidikan di Indonesia masih menghadapi tantangan yang cukup berat, yaitu Indeks Pengembangan Manusia (IPM) yang masih rendah. Pemikiran mendasar yang digunakan selama ini adalah pendidikan sebagai instrument terbaik di dalam peningkatan SDM. Saya kira hingga sekarang konsepsi ini belum terbantahkan. Meskipun banyak instrumen untuk peningkatan SDM, akan tetapi tetap saja bahwa pendidikan merupakan instrument terbaiknya. Institusi pendidikan kita makin baik, namun jika tidak diimbangi dengan kenaikan peringkat IPM kita di tingkat internasional, tentunya belum terdapat perubahan yang signifikan. Peringkat IPM kita masih berkisar di antara angka 110-112 dalam tahun-tahun terakhir.
Kemudian juga masih rendahnya Indeks Kompetisi Global atau Global Competitiveness Index (GCI). Meskipun pernah naik empat digit dari 38 ke 34, namun kemudian menurun lagi pada tahun 2016. Hal ini menggambarkan bahwa GCI kita bercorak fluktuatif dan sekaligus menjelaskan bahwa kualitas SDM kita belumlah memenuhi harapan kita semua. Demikian pula dalam hal kualitas pendidikan yang belumlah mencapai titik harapan. Kualitas pendidikan kita masih berada di urutan 69 sebagaimana yang terjadi selama ini.
Melihat angka-angka ini, maka kita semua haruslah memahami bahwa kualitas pendidikan dan SDM kita masih kalah dibandingkan dengan beberapa negara lain di Asia Tenggara. Meskipun kita sudah berusaha secara optimal, akan tetapi speed negara lain juga maksimal, sehingga upaya kita untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan SDM itu terasa berjalan di tempat.
Kedua, sebagai sebuah institusi seharusnya kita belajar pada institusi bisnis. Perusahaan yang maju ternyata karena bisa memanfaatkan modalitas yang mereka miliki. Ada empat modal yang terus dioptimalkan, yaitu modal fisik, modal SDM, modal intelektual dan modal jejaring. Empat modal inilah yang terus dikembangkan agar perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang cukup. Saya kira PTKN memiliki ke empat modal ini. Jika modal fisik memang agak rumit karena terkadang bisa dibatasi dengan kekuatan anggaran pemerintah, namun demikian dalam keunggulan modal SDM dan intelektual tentu tidak diragukan. Bukankah sebagai lembaga pendidikan kita memiliki modal SDM andal para doctor dan professor yang ekselen. Dengan banyak doctor dan professor, maka dipastikan ada banyak sumber-sumber pemikir yang hebat.
Sebenarnya potensi SDM di PTKN tidak jelek. Ada banyak doctor dan professor yang andal. Memiliki karya ilmiah yang outstanding. Hanya saja image yang dikembangkan untuk mendongkrak “kehebatan” para doctor dan professor itu belumlah menjadi pesan penting. Makanya, saya kira harus ada upaya-upaya untuk mendongkrak terhadap imaje kehebatan PTKN dalam hal kualitas yang dicapainya, misalnya akreditasi, capaian internasional, dan juga keterlibatannya di dalam rekayasa sosial dan keagamaan yang menonjol.
Demikian pula dengan modal intelektual. Di luar negeri, banyak institusi pendidikan tinggi yang sangat tergantung kepada kualitas dosennya. PT yang memiliki dosen hebat, maka akan diserbu oleh peminat mahasiswa. Ada korelasi antara kualitas tenaga pendidik dengan jumlah peminat mahasiswa. Saya kira di Indonesia ke depan juga akan memiliki hal yang sama.
Yang kiranya perlu untuk dikembangkan lebih cepat adalah modal jejaring. Saya ingat di Singapore dulu pernah ada kerja sama antara Massachusset Institute of Technology dalam tajuk SMART atau Singapore Massachuset for Research and Technology yang kemudian bisa melambungkan Nanyang Technological University (NTU) dan National University of Singapore (NUS) untuk bisa go international dan memasuki peringkat yang baik dari perguruan tinggi di tingkat internasional.
Ketiga, mahasiswa harus terus mengembangkan kemampuan belajarnya. Jangan pernah berhenti belajar. Gunakan kesempatan belajar untuk belajar secara optimal. Para mahasiswa yang sekarang sedang belajar adalah pemilik negeri ini di saat Indonesia emas. Tahun 2030 sampai tahun 2045 kita akan menikmati bonus demografi. Dan peluangnya terletak pada mahasiswa yang sekarang sedang belajar. Pada tahun 2030 akan terdapat sebanyak 102 juta kelas menengah baru di Indonesia dan saya yakin akan ada di antara mahasiswa yang sekarang sedang belajar ini untuk mencapai dan menikmatinya.
Oleh karena itu jadilah pembelajar yang baik, gunakan waktu untuk diskusi, penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan yang sedang dipelajari. Time is money kata orang barat, dan bagi kita waktu itu peluang. Time is opportunity. Jadi siapa yang bisa menggunakan waktu sebaik-baiknya maka dialah yang kelak akan memperoleh kebahagiaan.
Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini
Comment form currently closed..