• December 2025
    M T W T F S S
    « Nov    
    1234567
    891011121314
    15161718192021
    22232425262728
    293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

KOMUNISME BARU: ROMANTISME SEJARAH ATAU REALITAS? (1)

KOMUNISME BARU: ROMANTISME SEJARAH ATAU REALITAS? (1)
Saya kira ada tiga ideologi besar di dunia yang memang tidak akan pernah mati, yaitu Islamisme, Kapitalisme dan Komunisme. Tiga ideologi ini yang dewasa ini memiliki pengaruh yang sangat besar di dunia. Kapitalisme memang terseok-seok di tengah perubahan demi perubahan sosial politik dan ekonomi yang terus berkembang. Ideology komunisme bahkan secara structural sudah mati, akan tetapi secara kultural tentu masih hidup. Meskipun Islamisme sebagai ideology juga berada di tengah suasana terkoyak-koyak, akan tetapi ideologi ini juga akan terus berkembang.
Disebabkan oleh semakin menguatnya Islam sebagai basis ideologi di berbagai belahan dunia, maka Samuel P. Huntington ( 1993) sempat mengkhawatirkan bahwa akan terjadi benturan peradaban atau Class of Civilization, di mana Islam dianggap sebagai salah satu potensi yang akan mampu untuk melawan dominasi Barat dengan kapitalismenya pasca runtuhnya Uni Soviet dengan dua kalimat “glasnost and perestroika.” Secara structural komunisme sudah tidak lagi menjadi ideology dominan yang mampu bertarung dengan kapitalisme. Bahkan RRC pun juga kemudian mengadopsi ideology kapitalisme sebagai relasi terhadap dunia internasional, meskipun di dalam negeri digunakan system komunis. Ketat di dalam longgar ke luar.
Sebagai akibat peringatan Huntington, maka Barat kemudian menggunakan kemampuan global game-nya untuk menjadikan pusat-pusat Islam sebagai ajang peperangan yang membara, satu demi satu kekuasaan di Timur Tengah berantakan. Dimulai dengan hancurnya pemerintahan Saddam Hussein di Iraq dan kemudian berkembang ke arah Arab Spring, yang juga menimpa Mesir, Sudan, Lybia, dan kemudian peperangan yang tidak kunjung berakhir di Iraq dan Syria. Meskipun banyak yang menyatakan bahwa pertarungan di Iraq dan Syria ini karena factor ekonomi, yaitu penguasaan lahan minyak dan gas bumi. Dan kemudian juga patut dipertanyakan, siapa yang diuntungkan dari peperangan ini. Bayangkan harga minyak bumi menjadi anjlog dan yang untung adalah negara-negara barat.
Di sisi lain, maka kekuatan komunisme juga terus berupaya untuk eksis. Meskipun di Amerika Latin mungkin akan terjadi perubahan penting terkait dengan meninggalnya tokoh idola Kaum Kiri, Fidel Castro, akan tetapi di Asia, terutama di Korea Utara juga terjadi semangat membara untuk menjadikan komunisme sebagai ideology yang tidak akan mati. Melalui gebrakan percobaan nuklir yang terus dieksegerasi pemberitaannya, maka menunjukkan bahwa komunisme masih memiliki amunisi yang meski tidak kuat tetapi ada. Belum lagi kekuatan Cina yang memang anggegirisi alias menakutkan. Cina telah menjadi new economic giant di dunia. Melalui kebijakan ekonomi ganda, maka ke dalam Cina menekan supaya warga negaranya menjadi tetap berada di dalam kehidupan kaum komunis yang efektif dan effisien, akan tetapi keluar menggunakan system kapitalis yang menguntungkan dan kemudian kebijakan keluar ini dapat digunakan untuk memperkuat pundi-pundi ekonominya. Jadilah Cina sebagai kekuatan baru yang cukup menakutkan dunia barat sebagai Bapak asli kapitalisme.
Di tengah pergolakan sebagai bagian dari “pertarungan ideology” tersebut, maka juga ada gambaran akan terjadinya “kebangkitan” kembali Komunisme melalui gerakan bawah tanah dan dilakukan dengan cara-cara yang sangat soft. Mereka sudah belajar secara cerdas terhadap kegagalan PKI atau komunisme di era lalu. Mereka sangat hati-hati di dalam menjalankan strategi untuk membangkitkan kembali komunisme tersebut.
Tetapi satu hal yang tidak bisa dihindari oleh gerakan ini ialah gerakan penyusupan. Di masa lalu, gerakan ini bisa menuai keberhasilan yang luar biasa. Mereka bisa memasuki seluruh segmen kehidupan masyarakat, mulai dari petani dengan BTI, dunia kesenian dengan LEKRA, mereka juga memasuki parlemen, angkatan bersenjata dan bahkan kaum agamawan. Jadi mereka menggunakan strategi mengubah dari dalam dan bukan mengubah dari luar. Itulah sebabnya mereka menjadi sangat kuat baik dalam gerakan sosial ekonomi maupun politik. PKI bisa masuk ke segenap elemen masyarakat.
Pertanyaannya adalah apakah sudah ditengarahi bahwa ada gerakan menyusup ke berbagai elemen masyarakat tersebut? Memang masih potensi bahwa mereka yang memiliki paham komunisme itu sudah memasuki beberapa elemen masyarakat. Namun demikian, sekali lagi hal ini masih merupakan dugaan yang belum bisa dibuktikan secara riil tentang eksistensinya. Ada anggapan mereka yang memiliki paham komunisme itu sudah memasuki kawasan parlemen dan organisasi-organisasi sosial kemasyarakatan atau non governmental organization (NGO).
Saya menyatakan bahwa hal ini memang baru sebatas asumsi, sehingga belum bisa dinyatakan bahwa paham komunisme itu telah eksis kembali di persada Nusantara. Paham komunisme memang tidak akan pernah mati, atau patah satu tumbuh seribu. Paham komunisme sebagai ideology yang pernah menjadi ideology dunia, tetap memiliki daya tariknya sendiri. Paham ini ibarat autopia sosiologis yang memiliki misterinya sendiri dan banyak menyita minat orang untuk mempelajarinya dan bahkan berkeinginan menjadi agen-agennya.
Saya sependapat bahwa memang diperlukan sikap kehati-hatian di dalam menghadapi Komunisme Baru, sebab dikhawatirkan banyak anak muda yang tidak memiliki referensi sejarah bisa terjerembab di dalam paham ini yang tentu akan membahayakan bangsa Indonesia kelak di kemudian hari. Jadi para agamawan memang perlu ekstra hati-hati menghadapinya.
Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini
Comment form currently closed..