• December 2025
    M T W T F S S
    « Nov    
    1234567
    891011121314
    15161718192021
    22232425262728
    293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

NKRI HARGA MATI: SEKEDAR SLOGAN ATAU HARUS DIWUJUDKAN

NKRI HARGA MATI: SEKEDAR SLOGAN ATAU HARUS DIWUJUDKAN
Saya termasuk orang yang bergembira mendengarkan slogan ini dikumandangkan oleh warga Indonesia yang berpikir bahwa NKRI merupakan bentuk negara yang sudah final dan tidak bisa ditawar lagi. Kalangan ini beranggapan bahwa menjadi orang Indonesia itu persyaratannya tidak terlalu susah: amalkan Pancasila, tegakkan NKRI dan jadikan UUD 1945 sebagai landasan yuridis bernegara dan berbangsa.
Akhir-akhir ini memang sering terdengar dan telah menjadi gerakan untuk memalingkan diri dari NKRI. Ada yang berasaskan atas liberalisme, sosialisme dan juga agamaisme. Di antara tantangan yang dirasakan mulai menguak di permukaan adalah tantangan sosialisme baru dan agamaisme. Di kalangan kaum sosialisme baru, maka terdapat keinginan untuk mengembalikan sosialisme baru atau komunisme baru di kalangan masyarakat Indonesia.
Sedangkan di kalangan kaum agamaisme, maka juga terdapat keinginan yang sangat kuat untuk menjadikan Indonesia sebagai negara khilafah atau negara yang menjadikan Islam sebagai dasarnya. Di dalam hal ini, maka terdapat sejumlah gerakan yang mengatasnamakan Islam politik yang mencitakan Khilafah Islamiyah sebagai bentuk negara.
Di antara yang bertujuan untuk menjadikan khilafah sebagai sistem politik dunia, juga melakukan tindakan yang jauh lebih ekstrim, yaitu dengan melakukan bom bunuh diri sebagaimana yang sering dilakukan. Misalnya bom bunuh diri di kompleks pertokoan Sarinah, di Mapolresta Solo dan yang rencananya akan meledakkan diri di Istana Negara dengan “pengantin” seorang perempuan.
Mereka ini diremote oleh Bahrun Naim, yang sekarang sedang mukim di Irak atau Syria, untuk melakukan jihad dalam persepsi mereka. ISIS diharapkan akan menjadi sistem politik Islam internasional. Di dalam pemahaman mereka bahwa semua sistem negara yang bukan khilafah Islamiyah adalah berhala-berhala politik yang menyesatkan dan tidak akan mencapai tujuan bernegara.
Pancasila, demokrasi, NKRI dan sebagainya adalah thagut-thagut yang harus dienyahkan di muka bumi karena bertentangan dengan khilafah Islamiyah yang dianggapnya sebagai pilihan terakhir. Tidak ada pilihan alternative dan yang ada hanyalah memilih Khilafah Islamiyah. Sekarang atau tidak sama sekali. Umat Islam harus melakukan jihad memperjuangkan khilafah ini. Hidup atau mati. Isy kariman atau mut syahidan.
Di tengah gerakan jihad menuju khilafah ini, maka sebagian masyarakat Islam melakukan penolakan. Ada berbagai penolakan yang dilakukan, yaitu melalui aksi damai, melalui diskusi dan seminar, melalui spanduk, melalui media sosial dan juga melalui ceramah-ceramah agama. Gerakan NKRI Harga Mati adalah salah satu di antara slogan yang dikemukan oleh orang NU dan sekelompok umat Islam lainnya dan juga sebagian politisi yang memiliki kesadaran untuk menegakkan pilar kebangsaan tersebut.
Hanya saja gerakan NKRI Harga Mati ini masih sporadik dilakukan tidak secara terorganisir, sistematis dan massive. Gerakan ini kelihatan sangat individual, dilakukan tidak dengan perencanaan yang matang, hanya simbolis dan kurang greget. Saya melihat bahwa kesadaran ini masih bercorak parsial sehingga kurang koordinatif.
Berbeda dengan gerakan khilafah yang dilakukan secara sistematis. Mereka memiliki agen-agen muda yang idealis, organisasi yang mantap dan mereka telah memasuki seluruh jaringan: baik birokrasi, NGO, angkatan bersenjata, politisi, dan dunia pendidikan. Mereka sesungguhnya sudah sangat siap untuk melakukan banyak hal.
Semenjak tahun 1990-an mereka sudah mempersiapkan diri untuk melakukan perubahan dengan melakukan “taqiyah” meminjam istilah Orang Syiah.
Sekarang mereka sudah dewasa, sudah akil baligh. Mereka sudah memiliki kesiapan yang cukup memadai, dengan SDM yang andal, penguasaan teknologi informasi dan juga penguasaan bisnis. Mereka sudah memiliki para pengusaha, lembaga pendidikan untuk klas menengah ke atas, dan juga jaringan-jaringan teknologi informasi. Meskipun hal ini masih merupakan hipotesis, tetapi tidak ada salahnya dilakukan kajian yang mendalam untuk memahami semua ini.
Memang semuanya masih di dalam perjalanan awal untuk meraih yang lebih besar, akan tetapi tidak salah jika dilakukan pencermatan terhadap gerakan-gerakan seperti ini, sebab tantangan ke depan tentu jauh lebih kuat.
Bagi saya, selama gerakan NKRI Harga Mati itu hanya sekedar gerakan temporal, dilakukan secara parsial dan individual, tidak sistematis dan mengandalkan medium-medium non teknologi informasi, kurang focus dan hanya sambil lalu saja, maka saya kira ke depan akan berbahaya bagi “Islam Nusantara Berkemajuan”.
Jadi pilihannya hanya satu, bergerak atau tidak sama sekali. Jika NKRI menjadi pilihan final bagi bangsa ini, maka teguhkan semangat kebersamaan, hilangkan ego sektoral dan lakukan gerakan secara sistematis, terorganisir dan massive.
Kiranya Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT akan memberikan rahmat dan berkahnya bagi bangsa ini dalam kesatuan dan persatuan dan menjauhkan dari perpecahan dan kerusakan.
Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini
Comment form currently closed..