MAULID NABI MUHAMMAD SAW 2016 (1)
MAULID NABI MUHAMMAD SAW 2016 (1)
Rasanya baru kemarin kita memperingati peristiwa agung di dalam kehidupan manusia, yaitu kelahiran junjungan kita Nabi Muhammad saw. Ternyata hari ini kita sudah memperingatinya lagi. Hari ini, 12 Maulid 1437 H atau tanggal 12 Desember 2016 kita semua umat Islam memperingati hari kelahirannya.
Umat Islam tentu menyambut dengan suka cita untuk memperingati hari kelahiran Nabiyullah Muhammad saw ini. Berbagai macam ekspressi dilakukan untuk menyambutnya. Semua ditujukan untuk menggambarkan kesukacitaan sebagai umat Islam terhadap hari kelahiran Nabi Muhammad saw tersebut.
Secara sosiologis, bahwa agama yang diyakini benar selalu menghadirkan sekurang-kurangnya empat hal, yaitu: Tuhan sebagai Dzat yang diyakini keberadaannya, pemimpin agama yang menjadi panutannya, ajaran agama yang didapatkan di dalam kitab sucinya, dan umatnya yang meyakini kebenaran ajaran agamanya dan mengamalkan ajaran agamanya itu.
Sebagai agama, Islam mengajarkan tentang dimensi keyakinan dan praksis amalannya di dalam kitab Suci Al Qur’an yang sangat diyakini kebenarannya oleh para pengikutnya. Kitab suci itu diturunkan oleh Tuhan (Allah swt) kepada Nabi Muhammad saw dan kemudian secara berantai sampai ke tangan pengikutnya sampai akhir zaman.
Tuhan adalah sesuatu yang misterium. Dia dekat tetapi tidak dapat dilihat. Bagi sekelompok ahli spiritual, lalu kehadirannya bisa dirasakan oleh perasaan yang sangat halus, dunia spiritualitas. Tidak semua orang bisa merasakannya. Orang awam, hanya diberikan petunjuk agar menjadikan alam dan seluruh isinya untuk dipelajari akan keberadaannya.
Agama harus menghadirkan yang misteri. Agama yang tidak menghadirkan misteri tentu bukan agama yang dapat dijadikan sebagai pegangan bagi para perindunya. Semua hal yang terkait dengan dunia eksoteris dan esoteric itu telah diajarkannya kepada umat manusia dan sambung bersambung melalui guru-guru atau para da’i dan tokoh agama (ulama, kyai dan sebagainya) agar terus sampai kepada kita.
Di antara salah satu keagungan Islam sebagai agama adalah memiliki manusia unggul sebagai Nabinya. Muhammad saw dikenal sebagai sosok super agung yang luar biasa, yang diakui oleh umat Islam dan bahkan tokoh agama lain. Manusia kaffah yang sesungguhnya. Ahli strategi kemasyaraatan, ahli strategi perang, ahli komunikasi yang unggul, ahli pemberi nasehat yang tiada taranya dan juga ahli peradaban dan negarawan yang tiada tandingannya.
Bisa dibayangkan bahwa Beliau melahirkan Deklarasi Madinah yang memiliki otentisitas di dalam urusan kemasyarakatan dan kenegaraan. Corak heterogenitas etnis yang dikemas di dalam aksi multikulturalitas dan pluralitas atau keanekaragaman dan kebhinekaan. Madinah menjadi salah satu eksperimen bagi terselenggaranya sistem kenegaraan berbasis pada kebhinekaan. Nabi Muhammad saw berhasil di dalam melaksanakan sistem kemasyarakatan berbasis pada kebhinekaan dimaksud.
Dalam waktu 23 tahun, Beliau berhasil meletakkan dasar-dasar sosial kemasyarakatan yang berbasis pada ajaran Islam yang rahmatan lil alamin. Ajaran agama yang memberikan peluang untuk hidup bersama tanpa ada rasa terdholimi. Di antara mereka ada saling kepercayaan untuk memperoleh dan memenuhi hajad kehidupannya. Meskipun masa kenabiannya dapat dinyatakan cukup pendek, 23 tahun, akan tetapi Beliau sukses untuk meletakkan dasar-dasar kehidupan bersama yang dipedomani oleh Al Qur’an sebagai wahyu Allah swt.
Sesungguhnya, kelahiran Nabi Muhammad saw., menandai zaman baru di tengah masih terjadinya zaman yang dilabel sebagai zaman jahiliyah. Suatu zaman yang disebut sebagai zaman kegelapan. Tatanan masyarakat yang bercorak kesukuan dan menetapkan regulasi atas siapa yang kuat. Siapa yang kuat, maka dia yang mengatur dan memerintah. Era di mana masyarakat mengagungkan terhadap system kekerabatan sebagai penentu terhadap system sosial secara menyeluruh. Suatu era di mana tiada aturan yang secara umum mengatur terhadap kebersamaan dan kemajemukan. Hukum besi kekuasaan digunakan sebagai dasar untuk melakukan berbagai pengaturan kehidupan di tengah masyarakat.
Nabi Muhammad saw hadir untuk mengentas masyarakat dari keterbelakangan di segala bidang kehidupan. Beliau meletakkan dasar bagi kehidupan sosial yang didasari atas kebebasan dan tanggungjawab sosial. Diletakkan prinsip yang menjamin ketentraman dan keselamatan di dalam kehidupan sosial. Diajarkan kepada masyarakat untuk hidup bertetangga, berkeluarga, bermasyarakat berdasar atas prinsip-prinsip ajaran Islam, yaitu untuk menjaga keturunan, harta, jiwa, akal dan agama.
Dengan prinsip seperti ini, maka akan terjadi proses untuk saling menjaga antara satu dengan lainnya. Orang tidak hanya menuntut hak, akan tetapi juga menunaikan kewajiban. Di dalam hak orang ada kewajiban orang lain. Bertemunya hak dan kewajiban itulah yang akan membangun keselarasan dan keharmonisan dan akhirnya akan tercapai keselamatan.
Memperingati terhadap kelahiran Nabi Muhammad saw berarti merenungkan terhadap ajaran Islam yang dibawakan oleh Beliau. Artinya, kita akan terus menerus memegang spirit menjalankan ajaran agama yang memberikan kerahmatan bagi seluruh umat manusia dan alam semesta.
Dengan demikian, semua uraian tentang peringatan Maulid Nabi Muhammad saw., hakikatnya ialah mengingatkan kepada kita semua untuk bisa meneladani kehidupan beliau yang penuh dengan keharmonisan, kerukunan dan keselamatan tersebut.
Wallahu a’lam bi al shawab.
