SOM-MABIMS DI KUALALUMPUR: MELIHAT KEINDAHAN TASIK DI PUTRAJAYA (5)
MABIMS DI KUALALUMPUR: MELIHAT KEINDAHAN TASIK DI PUTRAJAYA (5)
Meskipun saya sudah beberapa kali datang di pusat pemerintahan di Putrajaya, akan tetapi saya belum pernah menikmati indahnya Putrajaya dari sisi keberadaan Tasik atau danau buatan yang ada di sini. Saya hanya sampai di masjid saja dan belum melihat dari dekat danau buatan tersebut.
Acara di tasik memang didesain untuk menyambut para menteri negara-negara MABIMS dan delegasinya. Semua delegasi SOM tentu hadir di acara ini. Saya, Pak Datuk Othman bin Mustafa, Dato Abdul Azis, Tuan Abdur Razak Hasan Maricar dan semua delegasi dari negara-negara MABIM menghadirinya.
Para menteri juga hadir. Menteri Agama Republik Indonesia (Pak Lukman Hakim Saifuddin) hadir bersama Ibu Trisna Willy Lukman Hakim, Pak Menteri dalam Jabatan Menteri Perdana Menteri (Mejar Jeneral Tan Dato Seri Jamil Khir bin Haji Baharom) juga hadir bersama Ibu menteri, Menteri Perhubungan dan Penerangan, Menteri Bertanggungjawab Bagi Keselamatan Siber dan Menteri Bertanggungjawab Bagi Hal Ehwal Masyarakat Islam Singapura (Tuan Dr. Yaacob bin Ibrahim), dan juga Menteri Hal Ehwal Ugama Islam Brunei Darus Salam (Pehin Udana Khatib Dato Paduka Seri Setia Ustaz Haji Awang Badaruddin bin Pengarah Paduka Haji Awang Othman).
Jarak Hotel Royale Chulan dengan Cruis Tasik Putrajaya cukup jauh. Kira-kira 70 Km. Diperlukan waktu satu jam untuk menempuhnya. Kami seluruh delegasi memasuki kapal fery yang memang disediakan untuk jamuan makan malam. Ada yang menarik sebab para menteri ini memakai pakaian seragam, warna merah berpadu dengan warna putih dan hitam. Tampaknya dominasi warna merah lebih kuat. Saya tidak tahu, tetapi tampaknya seperti kain batik khas Malaysia.
Kami semua duduk melingkar. Para menteri duduk melingkar dalam satu meja. Kemudian para ketua delegasi SOM juga duduk melingkar di meja yang lain. Sementara peserta delegasi lainnya juga dalam posisi yang sama. Rupanya memang kapal fery ini disiapkan untuk kepentingan jamuan makan dan menyambut tamu-tamu istimewa dari negeri lain. Menu makan malamnya tentu sangat istimewa. Seperti biasanya, nasi lemak dan rendang daging dan udang serta ikan bumbu kuning menjadi menu utama di dalam jamuan makan malam ini. Karena waktunya sudah cukup malam, pukul 21.00 waktu Malaysia, maka rasanya tepat juga makan makanan seperti ini. Saat perut lapar dan lezat masakannya.
Yang menarik adalah cerita tentang Tasik ini. Ia dibuat sekira tahun 2005. Semula adalah lahan perkebunan sawit dengan luas areal 650 hektar. Di zaman Dr. M., lahan sawit ini dikonversi menjadi tasik atau danau yang indah. Menurut cerita bahwa di masa lalu juga banyak kaum oposisi yang mengkritik terhadap proyek ini. Bagaimana kebun sawit diubah fungsinya menjadi danau buatan. Ada ide besar dibalik pembangunan tasik, yaitu dengan mengadaptasi berbagai jembatan indah dan monumental dari Negara-negara lain. Misalnya di awal kita diajak untuk menyeberangi bawah jembatan di Iran, lalu menyeberangi jembatan di Rotterdam Belanda dan terakhir menyeberangi jembatan di Harbour Australia.
Untuk mengisi air, maka ada dua sungai yang hilirnya masuk ke tasik. Untuk menjaga agar air sungai tidak tercemari, maka di pusat hilirnya dibangun filter yang sangat kuat, sehingga air yang masuk di tasik adalah air bersih yang bebas polutan. Itulah sebabnya ratusan jenis ikan tetap hidup nyaman di tasik tanpa khawatir terjadi pencemaran.
Dengan menggunakan lampion yang indah di masing-masing jembatan dan juga desain jembatan yang indah, maka penyeberangan fery ini terasa sangat menyenangkan dan nyaman. Tidak terasa waktu satu setengah jam pun berlalu. Kita juga diajak untuk naik ke deck kapal bagian atas. Kita bisa menikmati bangunan-bangunan indah di sekeliling tasik, misalnya bangunan Komplek Islam Putrajaya pada pusat pemerintahan di Putrajaya. Kantor berlantai 36 ini adalah berasal dari tanah wakaf salah seorang warga Malaysia kemudian dibangun oleh Bank Tabung Haji Malaysia dan sekarang disewa oleh Bank Islam Malaysia dan juga dimanfaatkan oleh Kantor Kementerian Agama Malaysia dan juga Jabatan Kemajuan Islam Malaysia serta Majelis Wakil Agama. Dari deck feri ini juga kita bisa melihat bulan sabit yang mulai terang di langit dan juga lalu lalang pesawat terbang.
Selain itu juga dapat dilihat dua masjid yang sangat indah. Saya ingat masjid kedua ditasbihkan dengan nama Sultan Kerajaan Malaysia dan dinamakan dengan Masjid Sarjana. Sayang saya tidak mengelaborasi secara lebih mendalam mengenai pemaknaan nama-nama masjid ini. Selain itu juga terdapat berbagai fasilitas seperti rumah makan, mall dan taman bermain untuk kaum pelancong.
Salah satu keberhasilan monumental yang saya kira sulit untuk dilupakan oleh warga Malaysia adalah terbentuknya wilayah Putrajaya sebagai pusat pemerintahan. Seluruh birokrasi pemerintahan ditempatkan di sini, sehingga tempat ini menjadi eksklusif dan memikat. Memang harus diakui bahwa Perdana Menteri terpanjang dalam sejarah Malaysia ini, Dr. Mahathir Muhammad ternyata memiliki ide-ide futuristic yang luar biasa.
Pembangunan tasik di Malaysia ini mengingatkan saya tentang banyaknya tasik itu di Indonesia. Malaysia memerlukan lahan produktif seluas 650 hektar untuk membuat tasik itu dan dengan biaya yang sangat banyak. Bayangkan bagaimana Indonesia yang diberikan tasik cuma-cuma oleh Allah lalu belum dimanfaatkan secara memadai. Rasanya memang harus menjadi renungan semua pihak.
Pembangunan tasik di Malaysia ini, juga sekali lagi menguatkan hipotesis saya, bahwa pemerintahan yang kuat memang ternyata bisa menghasilkan karya-karya monumental untuk peradaban bangsanya. Malaysia termasuk salah satunya.
Wallahu a’lam bi al shawab.
