SOM-MABIMS DI KUALALUMPUR; PENTINGNYA MEMBANGUN SINERGI (2)
SOM-MABIMS DI KUALALUMPUR; PENTINGNYA MEMBANGUN SINERGI (2)
Acara ini dibuka oleh Yang Berbahagia Tan Sri Dato Haji Othman Bin Mustapha, Ketua Pengarah Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (Jakim). Sebagai acara informal, maka diselenggarakan dengan cara-cara yang rileks tetapi serius. Acara dimulai dengan bacaan Ayat-Ayat Suci Al Qur’an, doa dan pembentangan makalah dengan tema umum “Islam dan Hak Asasi Manusia”.
Yang pertama menyampaikan presentasi adalah wakil dari delegasi Brunei Darus Salam. Lalu delegasi Indonesia yang dibacakan oleh Prof. Dr. Haji Abdurahman Mas’ud, lalu wakil delegasi Singapura dan yang terakhir wakil Delegasi Malaysia. Pasca pembentangan makalah tersebut lalu diminta pimpinan delegasi untuk menyampaikan komentarnya.
Saya sampaikan bahwa makalah-makalah yang disampaikan oleh seluruh wakil delegasi ini sebenarnya memiliki kesamaan substansi meskipun judul dan gaya penulisannya berbeda-beda. Semua menyatakan bahwa Islam sangat menghargai hak asasi manusia. Islam merupakan agama yang memiliki prinsip yang sangat mendasar mengenai musyawarah, kesetaraan, keadilan dan juga perdamaian. Islam sangat kental dengan ajaran yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia dan kemanusiaan kita.
Namun demikian, khususnya di Indonesia bahwa kita sedang mengalami berbagai persoalan terkait dengan penerapan HAM dari persepektif orang yang menuntutnya, misalnya mereka yang terlibat di dalam gerakan radikal juga menyatakan bahwa mereka memiliki kebebasan untuk mengekspresikan agamanya. Demikian pula kelompok yang berkeinginan untuk mendirikan aliran-aliran kepercayaan juga berpendapat bahwa beragama adalah hak asasi dan orang bisa memilih keyakinan apapun. Termasuk yang ramai dibicarakan juga tentang LGBT sebagaimana tadi dibincangkan oleh Prof. Abdurahman Mas’ud. Ke depan saya kira harus ada kesepahaman mengenai bagaimana membangun sinergi yang lebih kuat agar penyelesaian mengenai problem ini lebih bersifat regional dan sistematis.
Acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan-sambutan dari pimpinan delegasi SOM ke 41 1 dan MABIMS ke 17. Sambutan pertama disampaikan oleh Pimpinan Delegasi Brunei Darus Salm, Yang Mulia Seri Dato Setia Ustaz Haji Abdul Azis Bin Orang Kaya Maharaja Lela Yussoof. Kemudian sambutan oleh pimpinan Delegasi Indonesia, oleh Prof. Dr. Haji Nur Syam, MSi, dilanjutkan dengan sambutan oleh Pimpinan Delegasi Singapura, Yang Mulia Tuan Haji Abdul Razak Hassan Maricar, dan terakhir sambutan Pimpinan Delegasi Malaysia yang disampaikan oleh Yang Berbahagia Tan Sri Dato Haji Othman Bin Mustapha.
Di dalam sambutan ini saya menyampaikan intinya tiga hal, yaitu: Pertama, ucapan apresiasi dan terima kasih atas terselenggaranya acara SOM ke-41 dan MABIMS ke- 17 yang diselenggarakan mulai tanggal 3-7 Desember 2016 di Kualalumpur. Saya sampaikan bahwa delegasi Indonesia termasuk yang bisa disebut “banyak” sebab semua ingin ke Kualalumpur. Selalu ada yang menarik untuk melancong ke Malaysia ini. Selain bisa melihat-lihat perkembangan kemajuan Malaysia juga bisa menyampaikan makalah.
Kedua, saya sampaikan bahwa kami menyambut gembira tentang Tema SOM- MABIMS yang bertajuk “Hak Asasi Manusia dari Perspektif Islam”. Tema ini sengaja dihadirkan untuk menegaskan akan pentingnya nilai-nilai hakiki manusia dalam perspektif Islam. Sebagaimana tadi yang disampaikan oleh Prof. Haji Abdurahman Mas’ud bahwa di tengah berbagai gugatan akan makna dan fungsi agama terhadap kehidupan manusia, maka Islam dapat tampil sebagai solusi atas masalah-masalah kemanusian. Oleh karena itu kami mengharap agar keberadaan MABIMS dapat menunjukkan bahwa umat Islam negara serantau ini mempunyai kontribusi yang positif terhadap keberhasilan pembangunan manusia. Harus ditunjukkan bahwa Islam itu agama yang memberi rahmat bagi umat manusia, wa ma arsalnaka illa rahmatan lil alamin.
Di dalam kesempatan ini juga dibentangkan beberapa makalah antara lain, tentang Hak Asasi Manusia dalam Perspektif Islam, Meningkatkan Modal Islam Umat Islam, Menyelaras Rukyah dan Taqwim Islam MABIMS, Membangun Potensi Belia MABIMS, dan juga beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan di Indonesia dengan melibatkan anggota MABIMS di antaranya adalah kegiatan Workshop Ulama MABIMS, yang akan diselenggarakan oleh Direktorat PD Pontren dan Balitbang dan Diklat Kemenag, Konferensi Internasional Jaminan Mutu Pendidikan Tinggi Islam, yang akan dilaksanakan oleh UIN Maliki Malang, kegiatan Workshop Pendidikan Agama Islam Berbasis Multikulturalisme, yang diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Agama Islam di Sekolah.
Kemudian juga saya sampaikan agar ada tambahan sessi untuk pembentangan makalah mengenai Hasil Penelitian Pelayanan Umrah Negara-negara MABIMS yang dilakukan oleh Balitbang dan Diklat Kemenag dan Laporan Kegiatan Koordinasi Pernikahan Antar Bangsa yang diselenggarakan oleh Ditjen Bimas Islam Kemenag.
Ketiga, Saya sampaikan usulan strategis ke depan terkait dengan eksistensi MABIMS, yaitu mengenai penandatanganan Memory of Understanding kiranya bisa dilaksanakan tahun 2017. Hal ini mengingat di Indonesia sedang terjadi peralihan penyelenggaraan sertifikasi halal. Selama ini menjadi kewenangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), akan tetapi ke depan akan menjadi wilayah Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) yang berada di bawah Kemenag. Tahun 2017 struktur baru mengenai BPJPH sudah terisi sehingga mekanisme MoU signing dan sebagainya sudah akan menjadi kewenangan Kemenag. Saya harapkan tidak usah menunggu SOM-MABIMS berikutnya akan tetapi begitu content MoU sudah disepakati oleh MABIMS dan kelengkapan struktur BPJPH sudah selesai, maka para Menteri anggota MABIMS dapat melakukan signing of MoU.
Lalu juga saya sampaikan peluang untuk mengundang delegasi dari Negara Asean lainnya, seperti Thailand, Vietnam, Burma dan sebagainya untuk menjadi peninjau atas informal meeting SOM MABIMS ini. Terhadap usulan ini disepakati bahwa MoU signing akan ditunda sampai semuanya menyatakan kesiapannya dan untuk undangan peninjau dari anggota Negara Asean lainnya harus diperbincangkan lebih serius dan hati-hati.
Kami tentu sangat menikmati terhadap perbincangan di dalam informal meeting SOM ke-41 ini, selain memang dirancang dengan sangat baik acara demi acaranya juga perbincangannya yang menarik. Terakhir saya sampaikan pantun: “Di sana gunung di sini gunung, gunungnya tiada berlumpur. Pilih sana bingung di sinipun bingung, semua maunya pergi ke Kualalumpur.” “Pergi ke pasar membeli kopiah, Kopiah dibeli dengan uang rupiah. Wabillahi taufiq wal hidayah, semoga mesyuarat kita bertambah berkah”.
Wallahu a’lam bi al shawab.
