KE TURKI: JADILAH PARA SANTRI SEBAGAI DUTA BANGSA (6)
KE TURKI: JADILAH PARA SANTRI SEBAGAI DUTA BANGSA (6)
Saya dan rombongan mengikuti shalat jamaah di Mushalla Pesantren Sulaimaniyah. Bersama saya adalah Prof. Gunaryo, Ferimeldy, PhD., Farid Wajdi, Pak Adek, Mas Firman, dan Pak Hendro. Yang menjadi imam shalat magrib adalah seorang santri dari Indonesia. Dia harus menggunakan pakaian gamis dan ikat kepala berwarna putih untuk menutupi kopyahnya. Saya yakin mereka bergantian untuk menjadi imam ini.
Di mushalla ini juga diselenggarakan pengajian al Qur’an atau tadarrus Al Qur’an. Rupanya yang memperoleh giliran untuk tadarrus Al Qur’an adalah santri yang lebih senior. Menjadi Imam shalat rawatib, membaca Al Qur’an adalah tradisi di dalam program pembelajaran di pesantren Sulaimaniyah. Semuanya mendapatkan giliran dan semua harus melakukannya.
Sebagai seorang pelajar Al Qur’an, maka dipastikan bahwa bacaan Al Qur’annya sangat baik. Sangat fasih mereka membaca ayat-ayat al Al Qur’an, baik surat Al Fatihah maupun surat lainnya. Sangat pantas jika kelak mereka akan bisa menjadi imam shalat rawatib dan ahli agama yang memadai. Mereka yang belajar di sini memang sudah hafal Al Qur’an 30 Juz semenjak di Pesantren Sulaimaniyah di Indonesia. Di sini mereka memang mendalami ilmu Al Qur’an dan ilmu ilmu keislaman lainnya.
Setelah selesai wiridan dan doa, maka saya berkesempatan untuk memberikan ceramah dan motivasi kepada segenap santri Indonesia itu. Ada tiga hal yang saya sampaikan di sini, yaitu: pertama, agar para santri terus menimba ilmu pengetahuan keislaman di Turki. Anda semua adalah orang yang sangat beruntung bisa belajar agama di pusat pendidikan agama di dunia ini. Turki dikenal sebagai pusat peradaban Islam yang luar biasa. Turki pernah menjadi Daulat Islamiyah dengan kemajuan peradaban yang sangat masyhur.
Para santri merupakan orang yang beruntung bisa belajar Al Qur’an, menghafal Al Qur’an dan mempelajari tafsir dan ilmu keislaman dari sumber aslinya. Saya merasakan betapa anda semua adalah orang yang memperoleh kenikmatan luar biasa dari Allah swt. Makanya anda semua harus bersyukur ke hadirat Allah swt atas nikmat yang sedemikain besar ini. Jadi ananda harus belajar dengan sangat serius agar kelak memiliki ilmu yang bermanfaat, tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi keluarga, masyarakat dan bangsa Indonesia.
Kedua, para santri harus menjadi duta bangsa. Ananda semua adalah orang yang terpilih untuk mewakili Indonesia untuk belajar di Turki. Bayangkan berapa banyak anak Indonesia yang seusia anda dan hanya berada di Indonesia dan bahkan ada di antaranya yang tidak bisa menikmati bangku pendidikan. Rasanya sangat banyak atau jutaan anak Indonesia yang hanya memperoleh pendidikan di negerinya sendiri. Paling jauh mereka belajar di kotanya atau di luar kotanya. Mereka bahkan ada yang hanya belajar di sekitar rumahnya. Makanya, ketika ananda bisa belajar nun jauh di sini, di tempat ini, yang jaraknya ratusan ribu kilometer dari Indonesia, membutuhkan waktu 12 jam dengan pesawat terbang ke sini, maka ini adalah prestasi yang luar biasa. Hanya ada sebanyak 50 orang anak-anak seusia ananda yang bisa datang untuk belajar di negeri dongeng ini.
Kita semua merasakan bahwa belajar agama Islam di Turki merupakan tempat belajar yang sangat tepat. Jika saya masih muda seperti ananda, maka saya akan merasa bangga untuk bisa mencicipi pendidikan di tempat ini. Sungguh betapa bahagianya bisa belajar Al Qur’an dan belajar agama Islam di Pesantren Sulaimaniyah ini. Harapan saya, selaku orang tua dan sekaligus Sekretaris Jenderal Kemenag adalah agar ananda semua sukses di dalam belajar.
Tunjukkan bahwa anak-anak Indonesia adalah anak-anak pintar dan cerdas dan dapat menyelesaikan pendidikan tepat pada waktunya. Anak-anak sekalian adalah duta bangsa Indonesia yang akan memperkenalkan inilah “Anak Indonesia yang cerdas, sopan dan Islami”.
Ketiga, tugas ananda disini adalah belajar dan belajar. Jangan pernah tertarik dengan berbagai isme atau pandangan lain yang berbeda dengan apa yang kita pelajari di tempat ini. Kaji ilmu sampai setinggi langit. Jangan berhenti sampai di sini. Anak-anak harus terfokus belajarnya pada bidang studi yang diajarkan di pesantren.
Jangan sampai anak-anak terpengaruh informasi dari manapun datangnya yang akan merusak konsentrasi belajar ananda. Jangan sampai tertarik dengan pikiran atau gagasan yang mengatasnamakan Islam yang keras, paham Islam yang radikal atau paham Islam yang fundamental bahkan paham Islam yang ekstrim. Ananda berada di wilayah yang berdekatan dengan kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), maka jangan sampai terpenaruh oleh hal-hal seperti ini. Pertahankan paham Islam ananda sesuai dengan paham Islam yang rahmatan ili alamin.
Saya sungguh berharap bahwa ananda semua akan bisa memilah dan memilih, mana yang benar sesuai dengan paham Islam yang moderat dan mana paham Islam yang ekstrim. Pilih yang moderat karena sesuai dengan paham dan pengamalan Islam di Turki dan juga di Indonesia.
Wallahu a’lam bi al shawab.
