• December 2025
    M T W T F S S
    « Nov    
    1234567
    891011121314
    15161718192021
    22232425262728
    293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

MERAWAT KERUKUNAN MENUAI KEDAMAIAN

MERAWAT KERUKUNAN MENUAI KEDAMAIAN
Pagi ini, Ahad, 6 Nopember 2016, di Kantor Kementerian Agama di Jalan Thamrin diselenggarakan acara Gerak Jalan yang diinisiasi oleh Parisadha Buddha Dharma Niciren Soshu Indonesia (PBD-NSI) di bawah kepemimpinan Maha Pandita Utama, Suhadi Sanjaya. Acara ini diikuti oleh Majelis-Majelis Agama lainnya, seperti Kristen, Islam, Hindu, Katolik dan juga pejabat Kemenag serta para peserta dari berbagai kalangan.
Acara ini diikuti kira-kira dua ribu orang dan kebanyakan adalah para pemeluk agama Buddha. Gerak jalan ini juga dimeriahkan dengan Drum Band, tarian Nusantara dan juga lainnya. Semuanya menyatu di dalam kegiatan gerak jalan yang mengusung tema “Merawat Kerukunan Umat Beragama”. Acara ini juga sekaligus untuk memperingati Hari Kelahiran Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia yang ke 52.
Satu hal yang saya catat bahwa acara seperti ini sesungguhnya bisa menjadi medium untuk saling bertemu di antara tokoh-tokoh agama. Hadir misalnya Ibu Hartati Murdaya, Ketua Umum Walubi, Wakil Sekretaris PBNU, Imam Pituduh, dan segenap Jajaran Majelis Agama Budha, serta dari PGI, KWI dan sebagainya. Baik sebelum dan sesudah acara gerak jalan, semua melingkar untuk duduk di kursi masing-masing dan membicarakan banyak hal terkait dengan kerukunan beragama.
Yang saya rasa menjadi surprise adalah kehadiran Pak Menteri Agama, Bapak Lukman Hakim Saifuddin, sebab sebelumnya beliau menginformasikan tidak bisa hadir karena kecapekan setelah mengawal Demontrasi “anti Ahok” sehari sebelumnya. Sebagai tambahan informasi, bahwa Pak Menteri sampai jam 2.00 dini hari baru pulang ke rumah. Pada jam 20.00 Beliau bersama Pak Jenderal Wiranto menyempatkan diri untuk melakukan monitoring di lokasi kerusuhan pasca demontrasi damai tersebut.
Saya tentu merasa paling plong dengan kehadiran Pak Menteri Agama, sebab tugas saya untuk mewakili Beliau tidak berlaku dan yang paling bahagia tentu adalah penyelenggara Gerak Jelan, Pak Suhadi dan seluruh jajarannya bahkan juga umat beragama. Mereka merasa bergembira dengan kehadiran Pak Menag. Perhatian Pak Menag saya kira bisa menjadi contoh tentang bagaimana pejabat harus memberikan peluang lebih besar untuk bertemu dengan rakyatnya.
Di dalam sambutannya, Pak menteri menyampaikan hal yang menurut saya sangat mendasar. Beliau nyatakan bahwa: “jangan jadikan agama sebagai wahana untuk menilai orang lain dan meminta orang lain untuk sama dan menghormatinya, akan tetapi lebih baik kita jadikan agama sebagai wahana untuk menjadi pedoman untuk menghormati dan menghargai orang lain”. Lebih lanjut Beliau menyatakan “Mari jadikan agama sebagai sarana untuk saling memahami yang lain dan bukan agama untuk meminta orang lain sama dengan kita.”
Jika prinsip ini yang dipakai, maka kerukunan pasti akan dapat dijalankan dengan baik. Kita jangan menuntut orang lain menghargai dan mengormati diri kita, tetapi kita lupa untuk menghormati dan menghargai orang lain. Orang lain pasti tidak akan menghormati dan menghargai kita, jika kita tidak menghormati dan menghargai orang lain.
Di dalam pidatonya, Beliau juga menyatakan: “Kerukunan umat beragama sudah merupakan bagian tidak terpisahkan dari bangsa ini. Kita sebagai bangsa yang besar, maka pluralitas dan multikulturalitas tentu merupakan sesuatu yang sangat niscaya. Perbedaan merupakan ciri umum dari bangsa yang besar seperti bangsa Indonesia. Jika kita ingin tetap menjadi bangsa yang besar, maka salah satu syaratnya adalah menghargai perbedaan dan merekatkan persatuan berbasis pada perbedaan-perbedaan tersebut.”
Selanjutnya, Pak Menteri juga menyatakan bahwa agar gerak jalan kerukunan ini ditradisikan sebagai sarana untuk saling bertemu antara satu penganut agama dengan lainnya. Agar para tokoh agama bisa bersama-sama berjalan dan bergandengan tangan, sehingga kerukunan umat beragama juga akan terjaga.
Sekali lagi Pak Menteri mengapresiasi terhadap penyelenggaraan acara Gerak Jalan dalam rangka memperingati Hari Kelahiran Parishada Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia yang ke 52. Mari kita perkuat jati diri bangsa Indonesia dengan kerukunan yang sudah mentradisi di kalangan masyarakat Indonesia.
Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini
Comment form currently closed..