PERAN ORGANISASI WANITA ISLAM DALAM PEMBANGUNAN
PERAN ORGANISASI WANITA ISLAM DALAM PEMBANGUNAN
Kala di Jakarta terjadi demonstrasi yang dilakukan oleh organisasi Islam, maka saya ditugaskan Pak Menteri Agama, untuk membuka acara Muktamar Wanita Islam ke 11 yang diselenggarakan di Gedung Merdeka, yang dahulu dikenal sebagai Gedung Asia Afrika. Acara ini dilaksanakan pada tanggal 4 Nopember 2016.
Acara yang sangat penting ini dihadiri oleh Wakil Gubernur Provinsi Jawa Barat, Bapak Deddy Mizwar, Ibu Deddy Mizwar, saya (Prof. Dr. Nur Syam, MSi), Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, Pak Bukhori, para Pimpinan Pusat Wanita Islam, Ketua Umum PP Wanita Islam, Dr. Ir. Hj. Atifah Thaha, MSc., Ketua Majleis PP Wanita Islam, Ibu Hj. Subariyah Husni Thamrin, dan jajaran Pimpinan PP Wanita Islam dan pimpinan Wilayah Wanita Islam seluruh Indonesia. Jumlah peserta Mu’tamar sebanyak kurang lebih 800 orang.
Sebagaimana biasanya di dalam acara yang dihadiri oleh actor atau actris, maka bintang acaranya tentu Wakil Gubernur Provinsi Jawa Barat, Pak Deddy Mizwar. Saya nyatakan di dalam pidato saya, bahwa nanti Ibu-Ibu pasti semuanya ingin foto dengan Pak Deddy. Dan ternyata betul, begitu saya selesai menabuh gong sebagai pertanda pembukaan acara ini secara resmi, maka peserta mau’tamar menyerbu Pak Deddy Mizwar untuk foto bersama. Jadilah acara riuh rendah untuk selfi dengan Pak Deddy yang memang juga menyediakan diri untuk foto bareng.
Pesona Pak Deddy memang luar biasa. Tentu karena pengaruh sinetron yang dibintanginya, sehingga semua peserta mu’tamar berebut untuk foro bersama. Sebagai bintang film dan sinetron yang senior dan professional, maka dilayaninya para peserta mu’tamar untuk foto bersama, dan bahkan tidak jarang beliau yang memfotonya sendiri.
Saya hadir mewakili Pak Menteri, sebab beliau diminta untuk tidak keluar kota atau harus tetap berada di Jakarta berkaitan dengan demonstrasi yang dilakukan untuk menuntut Pak Ahok diadili di dalam dugaan “penghinaan” terhadap kitab Suci Al Qur’an. Beliau meminta saya jam 16.00 WIB kemarin. Sesungguhnya sesuai jadwal Beliau akan hadir sendiri untuk membuka acara ini, tetapi perintah untuk meninggalkan Jakarta tentu harus dipatuhi. Jadilah saya yang harus ke Bandung. Karena berangkatnya pukul 4.15 pagi, maka jalanan sangat lancar. Persis dua jam saya sudah sampai di Bandung. Jadi sempat juga untuk sarapan pagi dengan menu Sate Gule di pinggiran jalan di Bandung. Nikmat juga pagi-pagi makan sate gule sapi.
Saya sampaikan bahan pidato Pak Menteri apa adanya. Tidak saya tambahi dan juga tidak saya kurangi. Saya nyatakan bahwa sebagai orang yang mewakili Pak Menteri, maka seluruh bahan pidato Beliau akan saya baca kecuali titik dan koma. Saya harus menjadi pembaca yang baik. Saya nyatakan bahwa saya akan bacakan seluruh gagasan dan pesan Pak Menteri di dalam kerangka pembukaan acara Mu’tamar Wanita Islam ke 11 ini.
Jika disarikan, maka pidato pak Menteri tersebut mengandung tiga hal penting, yaitu: Pertama, ucapan selamat dan apresiasi atas terselenggaranya acara Mu’tamar Wanita Islam, apalagi acaranya dibuka di Gedung Merdeka yang sangat bersejarah. Semua orang Indonesia akan mengenang Gedung Merdeka ini sebagai gedung dicetuskannya semangat persatuan Bangsa Asia Afrika yang digagas oleh Presdien Soekarno dan dilaksanakan di kota Bandung ini. Wanita Islam telah mengabdikan dirinya untuk kepentingan masyarakat Indonesia dalam waktu yang sangat panjang, yaitu semenjak tahun 1962 sampai sekarang. Sudah selama 54 tahun Wanita Islam mengabdi kepada bangsa dan Negara dan khususnya kepada umat Islam.
Wanita Islam didirikan pada tanggal 29 April 1962 atau bertepatan dengan tanggal 22 Dzulqaidah 1382 Hijriyah. Organisasi ini berhasil didirikan atas prakarsa Ibu Hj. Zaenab Damiri, Ibu Aisyah Hilal, Ibu Hj. Gitoatmojo, Ibu Sunaryo Mangunpranoto, Ibu AR Baswedan, Ibu RABS Sjamsurijal, Ibu SR Pujotomo dan sebagainya.
Sebagai organisasi dengan asas Islam, maka Wanita Islam bertujuan untuk membangun kehidupan keagamaan, sosial dan ekonomi. Wanita Islam sudah menyumbangkan banyak hal bagi keberagamaan masyarakat Indonesia hingga dewasa ini. Oleh karena itu, tentu sangat pantas jika pada kesempatan ini, kami mengucapkan selamat bermu’tamar dan semoga sukses.
Kedua, mu’tamar ini tentu untuk menandai tentang bagaimana kiprah Wanita Islam di dalam pembangunan bangsa, khususnya umat Islam. Mu’tamar selalu memiliki tiga agenda penting, yaitu memilih pemimpin baru, mengevaluasi program yang sudah dilakukan dan merancang program berikutnya. Sesuai dengan tema mu’tamar yaitu “Menuju Kepemimpinan Muslimah yang Istiqamah dan Profesional” , maka diharapkan bahwa Wanita Islam akan dapat menjadi organisasi keagamaan yang akan mampu menyiapkan generasi pemimpin Indonesia masa depan.
Wanita Islam memiliki khittah perjuangan “Panca Dharma”, yaitu: 1) Mengabdi Kepada Allah SWT merupakan tujuan hidup untuk mencapai keridlaannya: aqidah Islam, Syariah Islam dan akhlak Islam. 2) Menciptakan keselarasan hidup antara duniawi dan ukhrawi. 3) meningkatkan kualitas pribadi wanita untuk berperan di berbagai bidang sesuai harkat dan martabatnya. 4) melaksanakan tugas wanita sebagai pendidik putra bangsa. 5) berpartisipasi di dalam masyatakat secara aktif sebagai anggota masyarakat.
Melalui lima dharma ini, Wanita Islam ke depan diharapkan akan dapat memberikan kontribusinya terutama sebagaimana yang tertuang di dalam tema Mu’tamar, yaitu ingin mencetak generasi pemimpin bangsa yang Islami dan professional. Tidak hanya memiliki semangat keislaman yang tinggi tetapi juga profesional di dalam bidangnya.
Ketiga, kita harus menyadari bahwa tantangan bangsa Indonesia tentu akan semakin besar dan kompleks. Makanya, organisasi keagamaan seperti Wanita Islam tentu akan memiliki peran strategis untuk melahirkan pemimpin-pemimpin bangsa dalam levelnya masing-masing. Wanita Islam akan menjadi pegiat untuk menghasilkan pimpinan keluarga, pimpinan organisasi Islam, pimpinan masyarakat dan sebagainya.
Oleh karena itu kami berharap semoga melalui Mu’tamar Wanita Islam kali ini akan dapat merumuskan program strategis di dalam kerangka untuk pembangunan bangsa yaitu terciptanya “Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur”.
Wallahu a’lam bi al shawab.
