• December 2025
    M T W T F S S
    « Nov    
    1234567
    891011121314
    15161718192021
    22232425262728
    293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

PELUANG ALUMNI PTKIN DI ERA DEMOKRATISASI

PELUANG ALUMNI PTKIN DI ERA DEMOKRATISASI
Saya memperoleh kesempatan istimewa untuk memberikan kuliah umum (studium general) untuk mahasiswa strata II dan III di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN SUSKA) Riau, beberapa hari yang lalu, 24/08/2016. Hadir bersama saya, Rektor UIN SUSKA, Prof. Dr. Mundzir Hitami, Direktur PPs, Prof. Dr. M. Ilyas, dan segenap jajaran pimpinan PPs UIN SUSKA Riau serta sejumlah mahasiswa PPs, Program Magister dan Doktor.
Pada kesempatan yang luar biasa ini, saya sampaikan beberapa hal yang sangat mendasar tentang bagaimana peran alumni PTKIN di dalam era demokratisasi di negeri ini. Kuliah perdana ini tentu berbarengan harinya dengan pertemuan para Kepala Biro PTKIN di seluruh Indonesia. Saya sampaikan beberapa hal yang saya anggap penting.
Pertama, demokratisasi di Indonesia ternyata memiliki dampak positif peningkatan citra positif PTKIN. Rasanya seperti blessing in disguise kala reformasi bergerak dan dengan seirama itu, maka alumni PTKIN memperoleh perluasan peran bagi masyarakat, negara dan bangsa. Saya merasakan bahwa denyut nadi perkembangan PTKIN pun bergerak seirama dengan laju gerakan demokratisasi yang terus berkembang. Sungguh bisa dirasakan bagaimana perluasan peran tersebut berdampak sangat positif bagi proses respon masyarakat terhadap PTKIN.
Respon masyarakat terhadap kehadiran PTKIN tentu kemudian ikut terdongkrak dengan perluasan peran alumni PTKIN. Ada korelasi asimetris di antara keduanya. Jika peran alumni makin baik di tengah masyarakat, maka akan terjadi semakin positif respon masyarakat terhadap PTKIN itu. Kita sekarang sedang menangguk respon positif tersebut. Di mana-mana terjadi lonjakan jumlah calon mahasiswa yang ingin memasuki perkuliahan di PTKIN. Tentu tidak pernah terbayangkan bahwa jumlah mahasiswa di PTKIN begitu banyak. Ada PTKIN (UIN) dengan jumlah mahasiswa sebanyak 37 ribu. Ada juga PTKIN (IAIN) dengan jumlah majasiswa sebanyak 14 ribu. Di masa lalu, jumlah mereka yang kuliah di PTKIN itu masih sedikit. Bisa karena mereka tidak percaya kepada institusi ini dan bisa juga sekedar agar masuk ke PT lain. Melalui melubernya jumlah mahasiswa, maka tentu kita akan mendapatkan calon mahasiswa yang kompetitif.
Demokratisasi yang memberikan peluang bagi semua komponen masyarakat untuk berkompetisi, maka berdampak terhadap terbukanya akses bagi alumni PTKIN untuk bisa tampil secara atraktif di tengah kancah kehidupan bangsa yang makin terbuka dan modern. Dengan demikian, citra PTKIN yang dulu dianggap negative lalu menjadi sangat positif.
Kedua, demokratisasi di Indonesia ternyata memiliki dampak yang luar biasa bagi alumni PTKIN. Mungkin tidak pernah terbayangkan bagaimana alumni PTKIN bisa menjadi pejabat structural di Kementerian/Lembaga, menjadi politisi, menjadi menteri dan bahkan presiden. Jika di masa lalu peran alumni PTKIN itu terbatas pada urusan agama dan keagamaan, maka sekarang sudah tidak lagi seperti itu. Alumni PTKIN bisa memasuki segala ranah pekerjaan yang memungkinkan untuk digelutinya.
Kita tidak akan pernah membayangkan lulusan PTKIN menjadi menteri, misalnya Imam Nahrawi yang menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga, dia adalah alumni IAIN Sunan Ampel (kini UIN Sunan Ampel), lalu Hanief Dhakiri, Menteri Transmigrasi dan Tenaga Kerja, alumni STAIN Salatiga (kini IAIN Salatiga), Marwan Dja’far, Menteri Pembangunan Desa dan Daerah Tertinggal, alumni IAIN Sunan Kalijaga (kini UIN Sunan Kalijaga), dan juga banyak yang menjadi Gubernur, misalnya Gubernur Maluku Utara, KH. Abdul Ghani, Gubernur Bengkulu, Ahmad Junaidi, Bupati Sambas, Bupati Sumenep, KH. Busyro Karim, Bupati Bojonegoro, Suyoto, Bupati Tuban, Fathul Huda dan pimpinan DPR, DPRD, pimpinan Komisi atau Fraksi di DPR dan sebagainya. Selain itu juga banyak yang menjadi pengusaha dan birokrat bahkan pejabat tinggi di militer dan kepolisian. Kita masih ingat Jendral Ahmad Yani, alumni IAIN Sunan Ampel yang menjadi pejabat penting di Mabes Angkatan Darat dan kemudian menjadi staf ahli Presiden SBY dan Dahlan Iskan, pengusaha Media, yang pernah belajar di IAIN Sunan Ampel.
Perluasan medan perjuangan ini menjadikan peran alumni PTKIN Nampak menonjol. Di era keterbukaan dan demokratisasi ini, maka dapat dipastikan bahwa peran alumni PTKIN akan terus menjadi torehan positif sehingga pada gilirannya akan meningkatkan citra PTKIN secara general. Bisa digarisbawahi bahwa di kala Negara dan masyarakat memberikan peluang yang lebih besar kepada semua warganya untuk berpartisipasi di dalam pembangunan, maka kenyataan memberikan bukti bahwa alumni PTKIN makin bisa berkiprah secara memadai.
Demokratisasi sesungguhnya tidak hanya dapat dimaknai sebagai proses pemilihan pimpinan Negara dalam berbagai levelnya, akan tetapi juga bisa menjadi ajang bagi mobilitas vertical di kalangan kaum santri. Jika di masa Orde Baru, mereka selalu berada di wilayah pinggiran, maka di saat kran keterbukaan tersebut dibuka seluas-luasnya, maka mereka yang terpinggirkan tersebut lalu bisa ke tengah dan memainkan peran penting di pusaran kekuasaan.
Dengan demikian, menjadi alumni PTKIN tidak harus berkecil hati atau merasa perannya kecil di dalam pembangunan bangsa. Peran yang lebih juga terbuka lebar. Hanya saja yang diperlukan adalah kemampuan dan kapabilitas yang unggul yang akan menjadi instrument untuk mengantarkan seseorang akan berhasil. Jadi tidak perlu ada keraguan untuk menjadi orang PTKIN.
Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini
Comment form currently closed..