MAKNA MEMBANGUN KAMPUS PTKIN
MAKNA MEMBANGUN KAMPUS PTKIN
Saya sungguh merasa sangat bergembira atas diresmikannya bangunan baru pada Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung (UIN SGD Bandung) dan sekaligus juga peletakan batu pertama pada pembangunan di kampus ini. Bangunan tersebut berada di dalam hamparan tanah milik Kementerian Agama, seluas 40 hektar di Bandung.
Acara ini dihadiri oleh Rektor UIN SGD Bandung, Prof. Dr. Mahmud., dan segenap civitas akademika, Kapolda Jawa Barat, Irjen. Pol. Drs. Bambang Waskito, dan segenap jajarannya, serta pimpinan Konsutan Pengawas, Konsultan Perencana dan pemenang tender konstruksi untuk bangunan kampus ini. Acara ini diselenggarakan pada hari Kamis, 25/08/2016.
Acara ini dimulai dengan tarian selamat datang yang berciri khas Sunda, dilanjutkan dengan sambutan Rektor dan saya tentu memperoleh kesempatan untuk memberikan sambutan dan Kapolda Jawa Barat juga memberikan sambutan serta terakhir dilanjutkan dengan ground breaking bangunan baru kampus UIN SGD Bandung. Sebagaimana biasa, maka saya sampaikan tiga hal penting di dalam acara ini.
Pertama, saya mengapresiasi atas kegigihan pimpinan UIN SGD Bandung yang terus berupaya untuk mengembangkan kampus ini. Saya merasakan aura semangat untuk maju kala berada di kampus ini. Sepengetahuan saya, bahwa melalui kemampuan yang memadai dari segenap civitas akademika PT, maka dapat dipastikan bahwa PT tersebut akan mengalami kemajuan. Saya sering sampaikan bahwa “dunia ini dibangun di atas mimpi, maka siapa yang memiliki mimpi maka dialah yang akan membangun dunia ini”.
Saya merasakan aura kemajuan kampus ini sebagaimana yang dinyatakan oleh Pak Rektor. Ke depan akan dibangun rumah-rumah al Qur’an berdasar atas kerjasama dengan para bupati di Jawa Barat. Mereka akan menghibahkan bangunan tersebut untuk dijadikan sebagai pusat pengajian Al Qur’an. Ada keinginan untuk membangun pusat studi Al Qur’an di UIN SGD Bandung yang merupakan hasil dari kerja sama antara UIN SGD dan para Bupati. Sudah ada tiga bupati yang bersedia untuk memberikan hibah bangunan bagi pengembangan PTKIN kita ini. Jika ini terlaksana, maka saya pikir ini merupakan kerjasama mutual action yang sangat baik, dan bisa menjadi percontohan bagi pengembangan PTKIN lainnya.
Kedua, saya sampaikan bahwa membangun kampus sama artinya dengan membangun peradaban. Harus diingat bahwa kampus merupakan instrument paling baik untuk mengembangkan SDM dan SDM yang baik merupakan kunci utama membangun peradaban. Ada banyak prediksi bahwa sumber inspirasi Islam dunia dimulai dari Indonesia. Hal ini tentu tidak terlepas dari potensi Indonesia untuk menjadi pimpinan dunia Islam. Dengan jumlah populasi yang beragama Islam, dan dengan tingkat kemajuan dan modernisasi yang memadai bukan suatu prediksi yang keliru jika Indonesia akan menjadi sumber dan praksis bagi pengembangan peradaban dunia.
Indonesia sangat dikenal sebagai Negara berpenduduk muslim terbesar dengan semangat keagamaan yang wasathiyah, moderat dan menjunjung tinggi semangat rahmatan lil alamin. Islam seperti ini yang tentu akan menjadi sumber inspirasi bagi pengembangan peradaban dunia di tengah semakin terpuruknya Timur Tengah yang terus berkecamuk dengan peperangan. Sebagaimana diketahui bahwa peperangan akan selalu menghadirkan kemunduran ratusan tahun. Bisa dibayangkan bahwa untuk membangun sebuah Negara memerlukan waktu ratusan tahun, dan hal itu bisa hancur binasa karena peperangan. Betapa hancurnya berbagai bangunan bersejarah di Iraq dan Syria karena peperangan tersebut. Makanya, kedamaian dan persaudaraan tentu menjadi kata kunci untuk membangun peradaban dan penuh kemaslahatan.
Di dalam kerangka ini maka saya nyatakan bahwa membangun kampus hakikatnya adalah membangun peradaban. Hanya dimulai dengan pembangunan kampus yang baik saja maka pembangunan peradaban dunia tersebut akan bisa dilakukan. Sekali lagi saya nyatakan bahwa jika kampus kita baik, dan di dalamnya diajarkan kebaikan dan keluarannya juga kebaikan, maka apa yang menjadi cita-cita para pendiri negeri ini akan bisa menjadi kenyataan. Tugas kampus tidak hanya untuk mencerdaskan bangsa, akan tetapi juga untuk membangun perdamaian abadi sebagai prasyarat membangun peradaban dunia.
Ketiga, kita sekarang sedang menghadapi tantangan yang cukup berat, yaitu gerakan terorisme, radikalisme, narkoba dan pornografi. Sebagaimana yang kita dengar dan baca di berbagai media, bahwa tantangan atas hal ini bukan sesuatu yang bisa dipandang remeh, akan tetapi sudah menjadi tantangan actual yang harus diperhitungkan. Sebagaimana pertemuan di Menkopolhukam, bahwa tantangan terorisme sudah merupakan permasalahan bangsa sehingga harus dilakukan upaya bersama. Salah satu yang memiliki peran penting untuk terlibat di dalam penanggulangan terorisme, radikalisme, narkoba dan pornografi adalah perguruan tinggi.
Oleh karena itu, saya berharap agar semua komponen civitas akademika di UIN SGD Bandung untuk terlibat secara proaktif di dalam kerangka gerakan anti terorisme, anti radikalisme, anti narkoba dan anti pornografi. PTKIN harus menjadi leading sector di dalam hal ini. Saya kira, dengan kerja sama yang baik dan dipandu oleh semangat kebersamaan yang andal, maka kita pasti bisa.
Wallahu a’lam bi al shawab.
