• December 2025
    M T W T F S S
    « Nov    
    1234567
    891011121314
    15161718192021
    22232425262728
    293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

MEMBANGUN KINERJA BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI

MEMBANGUN KINERJA BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI
Salah satu di antara yang membuat betapa dahsyatnya pengaruh globalisasi adalah keberadaan dan pengembangan teknologi informasi. Di dalam kerangka menjawab tantangan global ini, maka pengembangan system informasi di kementerian atau lembaga menjadi penting.
Tatkala saya diminta untuk memberikan presentasi tentang pengembangan website di Ditjen Bimas Buddha, saya merasa senang, sebab dahulu saya pernah menjadi dosen dalam bidang studi Publisistik dan kemudian Ilmu Komunikasi. Meskipun kemudian saya beralih menjadi dosen dalam bidang studi Ilmu sosial (sosiologi), namun demikian beberapa prinsip ilmu komunikasi tentu masih saya ingat. Misalnya, definisi yang dikemukakan oleh Harold Lasswell: “who says what to whom in what channel and with what effect”. Jadi di dalam ilmu komunikasi itu, komponen pentingnya adalah siapa (komunikator), apa yang diungkapkan (message), kepada siapa (Komunikan), channelnya apa (media) dan apa pengaruhnya (effek). Jadi secara sistemik, maka komunikasi akan berjalan dengan prinsip ini.
Sebagai Plt. Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha, maka saya berkesempatan untuk memberikan ceramah di hadapan seluruh pengelola Website Ditjen Bimas Buddha dari seluruh Indonesia, sebanyak 83 orang, di Hotel Ibis, Mangga Dua Jakarta, Selasa, 23/08/2016. Hadir bersama saya, Sekretaris Ditjen Bimas Buddha, Caliadi, dan Ketua Panitia, Saiman, serta seluruh jajaran pejabat eselon tiga ditjen Bimas budha.
Saya sampaikan empat hal terkait dengan pengembangan system informasi dalam kerangka percepatan pelayanan public dan kepuasan layanan public dimaksud. Pertama, pastikan bahwa SDM yang mengelola TI adalah orang yang tepat. Mengelola TI bukan sekedar menunaikan tupoksi saja, sebab di situ ada kapasitas, kapabilitas atau profesionalitas serta minat dan bakat. TI membutuhkan kecepatan dan keakuratan selain penguasaan TI itu sendiri. Makanya, dengan SDM yang tepat maka beberapa factor pengelola TI akan bisa diatasi.
Sebaik apapun system yang kita miliki terkait dengan TI, namun jika SDM yang mengelolanya tidak memiliki kepedulian, concern dan hobi, maka dapat dipastikan bahwa system itu tidak akan berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Kita sudah memiliki misalnya E-MPA, tetapi setiap akhir tahun selalu saja saya harus mengumpulkan para pejabat selevel eselon dua untuk bertemu dan menanyakan mengapa E-MPA kita tidak terupdate sesuai dengan yang kita kehendaki. Bisa dibayangkan bahwa pelaksanaan anggaran sudah mencapai 80 persen, sementara E-MPA baru pada kisaran 50 persen. Jadi ada gap yang cukup jauh antara pelaksanaan anggaran dengan pelaporan di dalam E-MPA.
TI sebenarnya dapat digunakan untuk mempermudah kerja manusia. Dengan TI, maka hal-hal yang tidak mungkin dikerjakan secara manual akan bisa diselesaikannya. Dengan TI maka berbagai hal yang terkait dengan korelasi, koordinasi, sinkronisasi data dan seterusnya akan dengan mudah dapat dicapai. Data dan informasi yang terjadi secara parsial akan dengan mudah disinkroninasi dengan system TI. Oleh karena itu, temukan SDM yang relevan agar pengembangan TI sebagai model percepatan kinerja akan bisa dilakukan.
Kedua, pastikan System Teknologi Informasi yang tepat. Untuk mengembangkan system TI, maka ada beberapa hal yang penting, yaitu data, software dan hardware. Data merupakan kumpulan informasi, berita, gambar, sketsa, cerita, human interest, feature, dan sebagainya. Dan salah satu prasyarat informasi yang benar adalah ketepatan ungkapan, kecepatan pemberitaan dan ketepatan data dan sebagainya. Lalu, ada software berupa program-program TI yang relevan dengan kebutuhan dan memudahkan orang untuk mengakses atau membutuhkannya. Di dalam konteks ini, maka harus dikembangkan system informasi yang dapat menjadikan pekerjaan lebih mudah dan efisien. Tidak kalah pentingnya juga hardware, seperti computer, bandwidth, piranti teknologi lainnya yang menjadi pendukung terhadap keberlangsungan TI dimaksud. Tanpa hardware, maka tidak mungkin pengembangan TI akan dapat dilaksanakan.
Ketiga, ketepatan regulasi yang menjadi basis legalitas tindakan yang kita lakukan. Karena pengembangan TI menggunakan anggaran negara, maka harus ada regulasi yang menjadi pedoman di dalam pengembangan TI dimaksud. Kita telah memiliki UU tentang Teknologi Informasi dan juga UU tentang pelayanan public. Selain itu juga sudah ada PMA yang secara khusus terkait dengan pengembangan TI di Kementerian Agama. Agar tidak salah apa yang kita lakukan terkait dengan pengembangan TI, maka regulasi itu harus menjadi pedoman di dalam kerangka pelaksanaan anggaran. Kita harus mengembangkan TI secara inovatif, akan tetapi kita juga harus menggunakan basis regulasi terkait dengan hal ini. Melalui regulasi yang memihak kepada inovasi pengembangan IT, maka ke depan akan didapatkan kinerja yang lebih baik.
Keempat, pastikan TI kita terintegrasi secara sistemik. Saya harus mengapresiasi bahwa kita sudah memasuki era TI. Hampir seluruh unit eselon satu sudah memiliki system TI-nya masing-masing. Di Ditjen Pendidikan Islam sudah ada EMIS, di Ditjen PHU sudah ada Siskohat, di Setjen Kemenag sudah ada E-MPA, di Irjen sudah ada TI terkait dengan pengawasan dan juga seluruh unit eselon satu lainnya juga sudah mengembangkan web-nya masing-masing. Ini tentu suatu kemajuan.
Di era E-Government seperti sekarang, maka semua K/L harus mengembangkan system TI yang akan memudahkan kinerja. Di dalam konteks ini, maka semua K/L juga harus mengembangkan system manajemen informasinya. Sesuai dengan arahan Pak Menteri Agama, bahwa semua system manajemen informasi harus menjadi satu kesatuan dan tidak lagi bersistem parsial. Jadi, harus ada satu system manajemen informasi terpadu, yang selain menjadi medium informasi mengenai apa yang kita lakukan, juga menjadi barometer keberhasilan Kementerian Agama di di dalam menjalankan tupoksinya ini.
Akhirnya, saya juga harus mengapresiasi kalangan Ditjen Bimas Buddha yang menyelenggarakan acara workshop ini dan sesuai dengan informasi akan diisi oleh tim eksternal yang bergerak di dalam system TI. Selain itu juga kebanyakan tenaga website Ditjen Bimas Buddha juga masih relative usia muda, makanya saya optimis terhadap pengembangan TI di Ditjen Bimas Buddha.
Sekali lagi bahwa keberadaan SDM yang baik akan berpengaruh terhadap performance TI kita dan pada gilirannya akan menuai kata “sukses” untuk TI kita.
Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini
Comment form currently closed..