• December 2025
    M T W T F S S
    « Nov    
    1234567
    891011121314
    15161718192021
    22232425262728
    293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

KEPALA KUA DAN KELUARGA TELADAN UNTUK INDONESIA

KEPALA KUA DAN KELUARGA TELADAN UNTUK INDONESIA
Di tengah peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia 2016, saya memperoleh kesempatan untuk memberikan ceramah di kalangan para pemenang Kepala KUA teladan dan Keluarga Sakinah tingkat Nasional. Selain itu juga ada beberapa teladan lain, seperti innovator hafalan Al Qur’an enam bulan, penggerak tahfidz al Qur’an, penggerak ekonomi pesantren, guru dan pengawas teladan dan juga keluarga teladan Agama Hindu.
Acara ini diselenggarakan di Hotel Santika, Slipi, Jakarta, 17 Agustus 2016. Acara ini dihadiri oleh Direktur Urusan Agama Islam, Mohammad Tambrin, Kabiro Umum, Syafrizal, dan sejumlah pejabat lainnya di Ditjen Bimas Islam Kemenag. Para teladan ini ada yang dilibatkan di dalam upacara 17 Agustus 2016 dan ada juga yang dilibatkan di dalam Upacara Bendera Hari Kemerdekaan RI di Kementerian Agama.
Saya tentu mengawali pidato saya ini dengan serangkaian ucapan selamat kepada semua teladan nasional dalam berbagai variannya. Saya menyadari bahwa tidak mudah menjadi teladan, terutama misalnya Keluarga Sakinah. Persyaratannya sangat berat dan tidak mudah saya kira sebuah keluarga memenuhi syarat untuk menjadi teladan nasional keluarga sakinah ini. Ada tiga hal yang saya sampaikan di dalam kesempatan ini, yaitu:
Pertama, para teladan mengemban tugas kepanjangan tangan pemerintah dalam mengembangkan pemahaman dan pengamalan beragama, peningkatan kualitas kerukunan umat beragama dan pelayan kehidupan beragama. Sebagaimana yang sering saya nyatakan bahwa pemerintah (baca Kemenag) tentu harus memberikan sebagian kewenangannya kepada masyarakat untuk menjadi mitra strategis dalam kerangka melakukan pembinaan bagi masyarakat. Itulah sebabnya maka para teladan ini sesungguhnya adalah kepanjangan tangan pemerintah untuk melakukan hal di atas.
Kita semua tentu menginginkan pemahaman dan pengamalan beragama masyarakat kita makin meningkat, namun tetap berada di dalam koridor agama yang memberikan peluang tumbuhnya semangat rahmatan lil alamin. Dengan pemahaman beragama seperti ini, maka kerukunan umat beragama tentu akan bisa dijamin. Kita tentu menginginkan agar kerukunan umat beragama terus menerus menjadi format keberagamaan kita semua.
Melalui pemahaman beragama yang berbasis toleransi dan semangat kerukunan, maka yang akan dihasilkan adalah kehidupan yang bernafaskan kesatuan dan persatuan bangsa dan hal ini menjadi prasyarat bagi pembangunan nasional di Indonesia. Saya kira tidak ada satu dalilpun yang membenarkan agama dijadikan sebagai alat untuk melakukan kekerasan.
Selain dua hal ini, maka yang tidak kalah penting adalah para teladan ini memberikan pelayanan kepada umat beragama. Bisa pelayanan ceramah agama, penyuluhan agama, pelayanan pendidikan agama dan pelayanan keagamaan lainnya yang menandai bahwa teladan itu bukan hanya dari sisi internal kehebatannya akan tetapi juga dari sisi eksternalnya. Para teladan harus menjadi sinar yang menyinari kegelapan umat untuk menjadi berkemilau cahaya kebaikan.
Kedua, peran ketahanan keluarga juga menjadi tugas penting di kalangan para teladan ini. Di tengah perkembangan teknologi informasi ini, maka ketahanan keluarga sering kali menjadi persoalan. Para keluarga lebih banyak waktunya untuk berkomunikasi justru dengan kawan atau sahabat nun jauh di sana. Makanya terkadang menjadi rentan masalah.
Dewasa ini, perceraian juga menjadi problem penting. Dari data yang diperoleh maka setahun terjadi sebanyak dua juta peristiwa pernikahan dan 10 persen di antaranya bercerai. Jadi angkanya cukup besar 200 ribu orang yang bercerai. Hal ini disebabkan kebanyakan adalah karena factor ekonomi. Dan yang juga menarik bahwa fakta cerai gugat juga meningkat. Dengan demikian, tugas penting para teladan ini adalah bagaimana memberikan penyuluhan dan penerangan agama melalui berbagai moment, misalnya kursus calon pengantin agar terus membina keluarganya.
Yang juga tidak kalah menarik juga masalah integritas di kalangan para pejabat KUA. Masih ditengarai banyaknya kasus penyalahgunaan wewenang di kalangan pejabat KUA. Berdasarkan hasil investigasi Inspektorat Jenderal Kemenag bahwa masih banyak terjadi peristiwa nikah di rumah yang dilaporkan di kantor KUA. Makanya, penerimaan PNBP dari sector NR juga belum menunjukkan grafik yang relevan dengan pagu definitf anggaran Kemenag. Makanya, saya berharap agar para teladan juga memberikan penjelasan kepada pejabat kUA lainnya agar terus menjaga marwah Kemenag agar menjadi instansi pemerintah yng bersih dan melayani.
Ketiga, jadikan diri para teladan sebagai agen-agen perubahan sosial di lingkungannya masing-masing. Saya kira pengalaman kehidupan para teladan ini bisa menjadi contoh tentang bagaimana merenda kehidupan yang sesungguhnya. Para teladan yang sudah membuktikan kapasitas dan kemampuannya untuk berhasil dalam kehidupannya tentu bisa menjadi contoh yang baik bagi lingkungannya.
Jangan jadikan piala sebagai monument yang hanya di pajang di rak atau almari kaca, akan tetapi agar piala itu menandai pengabdian kita kepada umat manusia di lingkungan kita. Saya yakin para teladan sudah melakukannya.
Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini
Comment form currently closed..