• December 2025
    M T W T F S S
    « Nov    
    1234567
    891011121314
    15161718192021
    22232425262728
    293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

TUJUH BELAS AGUSTUS 2016 (2)

TUJUH BELAS AGUSTUS 2016 (2)
Setahun itu terasa sangat pendek. Saya rasa perjalanan waktu itu singkat saja. Saya tentu tidak tahu apakah ini perasaan saja, tetapi kiranya factor kesibukan yang menyebabkan hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun pun berlalu dengan cepat. Sungguh bahwa rasanya waktu itu berjalan begitu cepat. Dan perayaan kemerdekaan juga berlalu begitu saja.
Benarkah kita memang sudah benar-benar merdeka? Pertanyaan ini yang masih sering kita dengar di saat kita memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. Pertanyaan ini pula yang muncul tahun lalu dan tahun-tahun sebelumnya. Pertanyaan yang sepertinya mudah dijawab tetapi sesungguhnya sulit untuk dijelaskan. Ada berbagai perspektif untuk menjawab pertanyaan ini, tergantung dari mana kita akan menjawabnya.
Sebagai warga negara bangsa, maka tugas dan kewajiban kita adalah untuk mencapai tujuan dibentuknya bangsa ini, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, membangun perdamaian abadi dan meningkatkan kesejahteraan sosial dan mensupport kemerdekaan bangsa secara keseluruhan.
Di dunia ini tidak boleh ada penindasan dan peminggiran suatu bangsa oleh bangsa lain. Tidak boleh ada kekerasan suatu bangsa atas bangsa lain. Dan yang tidak kalah penting tidak boleh ada eksploitasi suatu bangsa atas bangsa lain. Semua bangsa di dunia harus mendapatkan kemerdekaannya.
Slogan kita adalah “Sekali Merdeka Tetap Merdeka”, “Ever Free Free forever”. Sebagai bangsa kita sudah memasuki alam kemerdekaan dalam rentang waktu 71 tahun. Waktu yang cukup untuk menyiapkan generasi ke depan untuk membangun Indonesia yang makin jaya dan makin sejahtera.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, besar dalam jumlah penduduknya, luas wilayahnya dan juga kekuatan spirit kebangsaannya. Semua ini mendukung posisi Indonesia yang seharusnya sebagai bangsa yang disegani di seluruh dunia. Dengan wilayah yang luas dan aneka sumber daya alam yang sangat variatif dan meluber, maka tidak ada bangsa di dunia ini yang tidak tergantung kepada pangsa pasar Indonesia. Bandingkan dengan Singapura yang hanya bersumber dari pelabuhan lautnya, atau Jepang dan Korea Selatan yang mengandalkan industrinya.
Indonesia ini sungguh sangat kaya segalanya. Indonesia itu seperti serpihan surga di dunia. Makanya, Indonesia itu ibarat gula, yang tentu dapat menarik banyak semut untuk datang dan memakan gula itu. Sumber daya alam yang kaya tentu menjadi incaran semua bangsa di dunia yang memiliki industri terkait dengan sumber daya alam itu. Jepang dan Korea Selatan sangat tergantung kapada produk biji besi dari Indonesia untuk kepentingan industri otomotifnya. Demikian pula dengan batubara, kopra, kelapa, dan aneka tambang lainnya. Tentang kelapa, bahkan kita memiliki lagu “Rayuan Pulau Kelapa”. Betapa indahnya digambarkan di dalam lagu itu.
Kekayaan Indonesia yang luar biasa ini memang menjadi kebanggaan, namun demikian belum menjadi sumber daya peningkatan kesejahteraan masyarakatnya. Inilah yang masih menjadi pekerjaan rumah siapapun yang menjadi pemimpin bangsa ini dalam semua levelnya. Jepang dan Korea Selatan menjadi unggul dari sisi ekonomi sebab mengolah bahan setengah jadi menjadi produk jadi. Bahan besi setengah jadi diproduksi di Indonesia dan kemudian diekspor ke Jepang atau Korea Selatan dan kemudian setelah menjadi barang jadi kembali diimpor ke Indonesia, sehingga harganya menjadi berlipat-lipat dan hal itu menguntungkan pemerintah di kedua Negara. Ini sekedar contoh tentang bagaimana mekanisme perdagangan yang tidak menguntungkan pemerintah dan masyarakat Indonesia.
Saya bukan ahlinya untuk membahas tentang hal ini, akan tetapi saya kira yang lebih mendasar adalah merumuskan kebijakan agar bagaimana di dalam paket perdagangan internasional keuntungan itu berada pada bangsa Indonesia. Saya rasa paket-paket kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah tentu bertujuan agar pengembangan ekonomi masyarakat Indonesia makin baik di masa depan.
Sebagaimana yang menjadi tema di dalam peringatan Hari Kemerdekaan RI ke 71 “Indonesia Bekerja Nyata”, maka yang menjadi pekerjaan kita ke depan adalah bagaimana meningkatkan kekuatan infrastruktur untuk mendukung pengembangan ekonomi. Di sinilah arti penting dari upaya Presiden RI, Joko Widodo, untuk terus mengembangkan infrastruktur yang mendorong pertumbuhan ekonomi. Misalnya tol laut, pelabuhan laut, Bandar udara, jalan tol, waduk dan infrastruktur irigasi dan sebagainya untuk mendukung percepatan pembangunan ekonomi.
Perubahan paradigma pembangunan yang lebih mengarah kepada pemenuhan infrastruktur ini tentu dimaksudkan untuk tujuan pengembangan ekonomi. Oleh karena itu semua pimpinan Kementerian/Lembaga dan juga segenap komponen masyarakat juga harus mendukung program ini. Bagi kita, perubahan paradigma ini penting di dalam kerangka menjemput Indonesia ke depan, yang sebagaimana prakiraan para ahli di bidang ekonomi, bahwa Indonesia akan menjadi negara peringkat tujuh di dunia dengan percepatan pertumbuhan ekonomi.
Pencapaian ini tentu bukan sesuatu yang given akan tetapi harus melalui usaha tiada henti. Semua program harus diarahkan untuk menuju satu tujuan ini, yaitu peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini
Comment form currently closed..