DOA DALAM RITUAL ULAMBANA
DOA DALAM RITUAL ULAMBANA
Setiap agama memiliki ritual khusus yang terkait dengan agamanya itu. Di setiap agama tentu ada doa-doa khusus yang memang dirancang untuk memperoleh keberkahan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Di dalam agama Budha dikenal upacara Ulambana.
Di dalam Islam dikenal upacara istighosah yang biasanya dilakukan secara berjamaah dalam jumlah ribuan orang. Biasanya istighosah dilakukan untuk tujuan khusus yang dirasakan oleh banyak orang. Demikian pula upacara Ulambana juga digunakan untuk memperoleh keberkahan banyak orang.
Upacara Ulambana dilakukan di Hotel Grand Mercure, Jakarta, 13/08/2016. Upacara ini diikuti tidak kurang 1000 orang kaum Budha. Hadir di dalam acara ini adalah Master Kuan-Ru dari Taiwan. Selain itu juga hadir Sekretaris Jenderal Bimbingan Masyarakat Budha, Pak Caliadi, Mantan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Budha, Budi Setiawan, para Bikshu dan Bikshuni dan umat Budha. Saya hadir dalam kapasitas sebagai Plt. Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Budha.
Master Kuan-Ru adalah Pimpinan Tertinggi atau Presiden Dewan Pemuda Sangha Budha Sedunia atau World Buddhist Sangha Youth, Pimpinan Gondesan, yang kantor pusatnya berada di Taiwan. Tepatnya di 9F, No. 339, Sec 2, Wanshow Rd., Guishan Dist. Taoyuan City 333, Taiwan. Sedangkan secretariat Indonesia berada di Jl. Pluit Karang G6 Barat No. 14A, Jakarta Utara.
Master Kuan-Ru merupakan Bhiksu yang memiliki pengalaman spiritual yang sangat tinggi. Dia sangat dihormati dalam kapasitas sebagai pimpinan tertinggi Budha Sangha, dan beliau juga sangat sering dating ke Indonesia untuk memenuhi undangan pemberian pemberkatan kepada umat Budha. Bahkan berdasarkan foto-foto yang bisa dilihat di dalam pameran untuk upacara Ulambana, Beliau pernah bertemu dengan Sri Sultan Hamengkubuwono X dan juga beberapa kali menghadiri acara di Candi Borobudur.
Di dalam pandangan orang Budha, bahwa master Kuan-Ru tentu memiliki charisma yang sangat tinggi. Pengetahuan agama yang hebat dan juga pengalaman spiritual yang sangat luar biasa. Sebagai pemimpin tertinggi, maka Beliau juga menyebarkan agama Budha ke seluruh dunia untuk menaburkan kesejahteraan, keselamatan dan kedamaian. Yang sering diungkapkan oleh Master Kuan-Ru adalah “Yang harus kita lakukan adalah membantu semua makhluk aar menumbuhkan tekad Bodhicitta”.
Upacara Ulambana merupakan upacara untuk menghormati arwah leluhur. Upacara ini dilakukan untuk mengenang semua kebaikan para leluhur. Upacara ini dilakukan untuk mencari berkah berupa pemercikan Air Suci Ta Pei Cou atau Air Suci Maitri Karuna.
Upacara ini diawali dengan prosesi Master Kuan-Ru memasuki ruangan upacara. Beliau diikuti oleh segenap siswanya dan juga para petinggi Agama Budha dengan membaca doa-doa khusus dalam lantunan Bahasa Budhis. Semua peserta tampak hafal dengan mantram suci ini. Semua mengikuti ucapan yang dilantunkan oleh pemuka suara. Dengan langkah tegap dan terukur, master Kuan-Ru memasuki altar yang disediakan.
Lantunan bacaan mantram suci terus berkumandang, dan kemudian Master Kuan-Ru melakukan persujudan di atas bantal warna kuning dan merah tepat di depan podium utama upacara ini. Master Kuan-Ru berdiri, jongkok dan kemudian sujud, lalu bangkit lagi, jongkok, sujud dan terus seperti itu. Gerakannya seperti orang melakukan shalat, rukuk dan sujud. Gerakan dan bacaan itu terus dilantunkan sambil diikuti oleh Jemaah ritual. Gerakan ini kira-kira sebanyak tujuh kali. Lalu Master Kuan-Ru memercikkan air suci Maitri karuna secara memutar. Mula-mula dari depan terus ke belakang sampai semuanya tuntas. Sambil memercikan air suci, maka lantunan bacaan mantram suci terus dilantunkan.
Bacaan mantram suci dipimpin langsung oleh Master Kuan-Ru. Suaranya yang merdu dan keras menandakan bahwa Beliau menguasai totalitas jamaahnya. Andaikan saya memahami bacaan mantram suci ini tentu akan sangat indah bahasa dan maknanya. Mendengarkan bacaan berjamaah tentang mantram suci ini, saya tentu teringat akan ritual istighasah yang biasa dilantunkan oleh jamaah muslim. Ada nuansa kesyahduan dalam alunan nada-nada bacaannya.
Bagi para pengikut Budha tentu saja kehadiran Master Kuan-Ro adalah sebuah berkah. Makanya, yang hadir di dalam acara ini juga sangat banyak. Saya juga sungguh mengapresiasi bahwa di tengah gelegak materialisme, ternyata spiritualisme juga semakin memiliki tempat tersendiri. Upacara Ulambana tentu menjadi semacam gambaran bahwa masyarakat modern yang di dalam banyak hal dituduh terlepas dari dunia spiritualitas ternyata salah. Melalui upacara Ulambana yang digelar oleh Kaum Budha ini memberikan gambaran bahwa dunia spiritual tetap bergelegak di tengah modernisasi yang terus menancapkan kukunya.
Upacara Ulambana memberikan gambaran riil bahwa spiritualiras menjadi khasanah tradisi agama-agama Timur yang memang menyediakan ruang untuk berhubungan dengan Tuhan melalui ritual-ritualnya.
Dengan demikian, kehadiran Tuhan dalam diri manusia dan masyarakat beragama sungguh merupakan hal yang tidak terpisahkan dari upaya umat beragama di dalam merepresentasikan agamanya di tengah kehidupan mereka.
Wallahu a’lam bi al shawab.
