MAKNA PUASA DARI PERSPEKTIF PENDIDIKAN (8)
MAKNA PUASA DARI PERSPEKTIF PENDIDIKAN (8)
Puasa bukan hanya sebuah perilaku untuk menahan makan, minum dan berlaku seksual di siang hari saja, akan tetapi sebenarnya adalah proses untuk melatih diri agar memiliki sejumlah perilaku terpuji, baik kala berhadapan dengan Allah, maupun sesama manusia.
Sebagaimana makna aslinya bahwa puasa adalah menahan, secara lebih spesifik adalah menahan dari hal-hal yang menyebabkan batalnya puasa. Namun secara lebih luas adalah menahan dari semua hal yang bisa merusak keabsahan puasa. Makanya, inti puasa yang paling mendalam adalah bagaimana puasa menjadi instrument mental untuk mengelola potensi keburukan menjadi kebaikan.
Puasa adalah ajaran agama yang sangat fundamental terkait dengan perintah langsung untuk menahan berbagai godaan di dalam menjalankan puasa dimaksud.
Sebagai medan untuk menjadi tempat pelatihan perilaku, maka puasa memiliki potensi untuk mengarahkan seseorang pada kesabaran, kepasrahan dan kepatuhan.
Dunia dewasa ini sedang dalam keadaan carut marut. Ada banyak kekerasan yang dilakukan oleh individu, kelompok bahkan negara. Ada berbagai situasi darurat terutama di Indonesia. Ada darurat narkoba, darurat pornografi, darurat kekerasan seksual, darurat kekerasan anak dan seterusnya. Semua mengindikasikan bahwa ada kesalahan tindakan yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Terlepas apakah jumlahnya signifikan atau tidak, akan tetapi kenyataan terhampar yang kita lihat memberikan gambaran bahwa berbagai macam situasi darurat tersebut perlu memperoleh perhatian ekstra.
Dan yang menarik adalah antara satu dengan lainnya saling berkaitan. Misalnya terjadinya darurat pornografi diakibatkan oleh narkoba dan terpaan teknologi informasi yang telah meluber di kalangan generasi muda kita. Bahkan serangan pornografi yang luar biasa melalui internet dianggap sebagai cyber war atau proxy war, yaitu perang tanpa pertempuran, tanpa letupan senjata, mempengaruhi ideology dan membuat ketergantungan.
Dunia internet telah menjadi medan proxy war yang sesungguhnya. Coba kalau diamati bahwa dengan aktivasi pornografi, maka secara realistis telah terjadi pertempuran yang luar biasa. Internet telah memberikan pengaruh negative yang luar biasa, seperti akses pornografi, membuat ketergantungan yang sangat tinggi dan juga menyebabkan rusaknya ideology bangsa secara umum. Bisa dibayangkan jika setiap hari terdapat sebanyak 25.000 pengakses pornografi dan yang mengakses adalah generasi muda, maka betapa tingkat kerusakan moral generasi muda kita itu.
Dunia pendidikan harus sungguh-sungguh memperhatikan terhadap persoalan ini jika kita tidak ingin ke depan akan terjadi lost generation. Kitalah yang bertanggungjawab terhadap penyiapan generasi masa depan yang andal untuk negeri ini. Oleh karena itu, pendidikan adalah institusi terpenting yang mengembangkan tugas untuk membangun kesiapan generasi masa depan dalam menjemput peran sertanya bagi pengisian kemerdekaan Indonesia.
Sebagaimana diketahui bahwa pendidikan merupakan tulang punggung pengembangan generasi muda masa depan. Tidak ada yang menyangkal mengenai hal ini. Melalui pendidikanlah generasi emas Indonesia akan terbangunkan. Oleh karena pendidikan haruslah berhasil dan menuai out come yang memadai. Di antara out come tersebut adalah kemampuan generasi mendatang untuk semakin memakmurkan masyarakatnya.
Tentu tidak sia-sia jika Nabi Muhammad saw menyatakan bahwa “menuntut ilmu adalah kewajiban bagi muslim dan muslimat”. Dia bukan keharusan yang bisa diwakilkan atau didelegasikan kepada kelompok atau individu lainnya, akan tetapi adalah keharusan yang melekat kepada masing-masing individu untuk melakukannya.
Tentu bukan sebagaimana kewajiban shalat yang jika tidak dilakukan akan berdosa, akan tetapi kewajiban ini merupakan keharusan yang berdimensi kepentingan diri bagi yang bersangkutan. Dengan demikian setiap orang berkeharusan untuk menjadi pintar dan berkompeten di dalam bidangnya. Untuk itu maka setiap orang haruslah berpendidikan dalam kapasitas yang bisa dilakukannya.
Bagaimana keterkaitan antara puasa dengan pentingnya pendidikan ini. Puasa mendidik seseorang untuk selalu menjaga akhlaknya. Menjaga agar bisa terus menerus membangun perilakunya ke arah kebaikan. Melalui puasa maka seseorang akan bisa mengekang hawa nafsunya. Makanya, puasa sangat relevan dengan tujuan pendidikan yaitu untuk mendidik generasi muda agar ke depan menjadi teladan bagi masyarakatnya.
Oleh karena penyemaian bibit akhlakul karimah sebenarnya bisa dimulai dengan mengajarkan puasa kepada anak didik agar mereka dapat menjaga dirinya dari berbagai tindakan yang terkait dengan kejujuran, kesabaran dan kesalehan. Puasa dan pendidikan memiliki satu tujuan mencetak generasi yang unggul di masa yang akan datang.
Wallahu a’lam bi al shawab.