• November 2024
    M T W T F S S
    « Oct    
     123
    45678910
    11121314151617
    18192021222324
    252627282930  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

CERMIN BENING SUMPAH PEMUDA

 Rabo, 28 Oktober 2009 merupakan hari istimewa bagi para pemuda. Jika dihitung dari hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, maka sekarang merupakan  peringatan hari sumpah pemuda yang ke 81. Usaha para pemuda untuk menyatukan nusa, bangsa dan bahasa ternyata sudah dilakukan dalam rentang waktu yang cukup lama. Usaha para pemuda tersebut tidaklah sia-sia. Konsep negara bangsa yang dikenal dengan nama Indonesia adalah bermula dari usaha para pemuda tersebut.

Para pemuda sudah memberikan sumbangan sangat signifikan dalam proses kemerdekaan Indonesia. Para pemuda sudah menunjukkan kemampuannya dalam menggalang persatuan dan kesatuan bangsa. Para pemuda dari berbagai etnis, agama, suku, seperti Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Sumatera, Jong Java, Pemuda Sunda,  dan sebagainya telah berikrar tantang kesatuan dan persatuan bangsa, negara dan bahasa, Indonesia. Konsep satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa menjadi realitas sejarah yang mendasari konsep nasionalisme kebangsaan, Indonesia. Yang menarik bahwa meskipun mereka sangat variatif dalam bahasa, etnis dan suku ternyata mereka menerima konsep persatuan dan kesatuan nusa, bangsa dan bahasa. Jong Java yang dominan tidak memaksakan bahasa Jawa, tetapi menerima bahasa kesatuan, Bahasa Indonesia. Demikian pula yang lain.

Tema peringatan Sumpah Pemuda pada tahun 2009 adalah ”Pemuda Bersatu Indonesia Bangkit dan Maju.” Tantangan pemuda memang bervariasi sesuai zamannya. Pada saat Indonesia berada di bawah kekuasaan geopolitis penjajah, maka pada tahun  1928, para pemuda melalui Kerapatan Pemuda Indonesia menghasilkan konsepsi Negara, Bangsa, dan Bahasa Persatuan, yaitu  Indonesia. Kemudian pada tahun  1945, mereka   dapat menghasilkan kemerdekaan. Di  era sekarang, para pemuda memiliki tantangan  untuk mengisi globalisasi melalui kerja keras dan inovatif yang didasari oleh kebersamaan dan persatuan pemuda. Pemuda, yang secara normatif  berusia 16-30 tahun merupakan kelompok yang paling krusial dalam perjalanan kehidupan manusia, makanya  pemerintah harus dapat menjamin kepeloporan pemuda, harus menyediakan anggaran untuk pelaksanaan program kepemudaan, dan juga memberikan akses permodalan dalam pengembangan diri. Tujuan semuanya adalah untuk merealisasikan peran pemuda sebagaimana peran pemuda di masa lalu.

Sumpah Pemuda merupakan titik penting di dalam proses perjalanan masyarakat dan bangsa Indonesia. Ia merupakan starting point dalam kerangka membangun kesadaran dan komitmen sebagai negara bangsa. Makanya, Sumpah Pemuda merupakan peristiwa yang paling heroik dalam sejarah perjalanan bangsa ini. Kesadaran kesejarahan mereka perlu memperoleh apresiasi dan catatan emas dalam sejarah perjuangan bangsa. Apa yang mereka usahakan kala itu, harus menjadi pegangan bagi generasi muda sekarang. Perjuangan mereka yang tidak kenal kata lelah, dan usaha yang tidak kenal kata henti, haruslah menjadi cermin bening bagi para pemuda sekarang dalam menghadapi tantangan zamannya.

Saya berkesempatan untuk mengikuti upacara Hari Sumpah Pemuda di Grahadi. Seperti biasanya, upacara bendera itu dipimpin oleh Gubernur Jawa Timur, Dr. Soekarwo dan dihadiri juga oleh Wakil Gubernur, Drs. Saifullah Yusuf dan para pejabat di lingkungan Pemerintah Propinsi, Pimpinan Milter, Polri dan juga tokoh-tokoh masyarakat. Upacara ritual kenegaraan, apapun, mengandung sakralitasnya sendiri. Saya sering menjadi sentimentil. Ketika bendera dikibarkan dan diiringi dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, maka saat itu berlelehlah air mata tanpa saya sadari.

Ketika upacara berlangsung dengan sangat khidmat, tiba-tiba terbayang bagaimana usaha para pendiri republik ini berjuang untuk menegakkan panji-panji negara. Saya membayangkan betapa perbedaan pendapat,  pertarungan, dan konflik baik terhadap para penjajah maupun para pejuang terjadi saat itu. Betapa rumitnya menentukan kapan hari proklamasi kemerdekaan akan dibacakan. Ada tuntutan agar pembacaan teks proklamasi dilakukan segara begitu Jepang menyerah kepada Tentara Sekutu, tanggal 15 Agustus 1945. Tetapi juga ada yang menginginkan agar dundur beberapa saat. Akibatnya, di Cirebon pada tanggal itu sudah dilakukan pembacaan teks proklamasi  oleh dr. Soedarsono, sementara di Jakarta baru dibacakan oleh Soekarno tanggal 17 Agustus 1945. Pembacaan teks proklamasi itupun didahului oleh penculikan terhadap Soekarno oleh Chairul Saleh, Soekarni dan lainnya dari Pemuda Menteng dan Barisan Pelopor. Tuntutannya agar Soekarno segera membacakan teks Proklamasi. Mereka tidak saja berhadapan dengan barisan penjajah, tetapi juga desakan kepentingan dan keinginan dari dalam. Dan akhirnya, proklamasi kemerdekaan pun didapatkan berkat kerja keras yang tiada kenal lelah.

Meskipun mereka berbeda pendapat, tetapi dalam masalah prinsip yaitu memerdekakan Indonesia mereka sependapat. Mereka semua adalah para pemuda yang bersatu padu, saling bahu membahu, saling mengepalkan tangan, saling merapatkan barisan dan hasil dari usaha mereka semuanya, maka kemerdekaan yang menjadi cita-cita seluruh masyarakat di dunia akhirnya dapat diraih.

Oleh karena itu, tema peringatan Sumpah Pemuda kali ini terasa tepat. Pemuda Bersatu, Indonesia Bangkit dan Maju.  Tanpa  persatuan dan kesatuan para pemuda, maka Indonesia tidak akan pernah bangkit dan maju. Hanya melalui persatuan para pemuda saja Indonesia bisa bangkit dan maju. Jadi, peringatan Hari Sumpah Pemuda hakikatnya merupakan cermin bening bagi para pemuda untuk meneladani semangat dan aksi para pemuda tempo doeloe di dalam berjuang untuk meraih kemerdekaan yang sekarang kita rasakan ini. Bravo Pemuda.

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini