MADRASAH PUN MELAKUKAN UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER
MADRASAH PUN MELAKUKAN UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER
Pagi ini, 4 April 2016, saya melakukan kunjungan untuk pengawasan Ujian Nasional (UN) di Madrasah Aliyah. Ketepatan yang saya kunjungi adalah Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Bogor. Bersama saya adalah Kakanwil Kementerian Agama Jawa Barat, Kakankemenag Kota Bogor dan sejumlah pejabat lainnya. Setelah memonitor pelaksanaan ujian nasional di MAN 2 Bogor, maka berikutnya saya bersama tim melakukan monitoring di MAN 1 Cibinong.
Tahun ini, sebanyak 17 MA/MTs yang mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Ada yang berbeda dengan system ujian ini. Jika ujian nasional beberapa tahun sebelumnya menggunakan cara manual, maka sekarang menggunakan piranti computer untuk melakukan ujian. Jadi harus dipersiapkan secara memadai agar pelaksanaan ujian tersebut bisa berjalan secara baik.
Di MAN 2 Bogor maupun MAN 1 Cibinong diselenggarakan UNBK dalam tiga gelombang. Untuk ujian Bahasa Indonesia, maka dilakukan ujian dalam tiga gelombang. Mulai dari jam 7.30 WIB sampai jam 14.00 WIB. Bagi MAN 2 Bogor dengan peserta UNBK sebanyak 370 orang, maka haruslah dibagi menjadi tiga gelombang. Keterbatasan piranti computer tentu menjadi alasan mengapa UNBK harus dibagi dalam tiga gelombang ini.
Untuk persiapan ujian dilakukan dua kali uji coba. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa pelaksanaan ujian akan dapat dilakukan sesuai dengan prosedurnya. Sesuai dengan pengamatan lapangan, bahwa UNBK dapat diselenggarakan dengan tertib dan lancar. Satu saja yang dikhawatirkan adalah kalau listrik padam. Akan tetapi sudah ada jaminan dari PLN bahwa selama pelaksanaan UNBK maka diupayakan tidak ada pemadaman listrik.
Sesuai dengan prosedurnya, maka siswa peserta UNBK dapat mengakses soal UN dari Dapodik Kemendikbud. Lewat jaringan LAN, maka siswa dengan mudah dapat mengakses soal dan kemudian menjawabnya. Melalui system ini, siswa juga memperoleh kemudahan, sebab kalau menggunakan system manual, maka kalau ada jawaban yang salah harus menghapus, harus mengisi nama secara manual dan sebagainya. Melalui system ini maka didapatkan kemudahan, karena hanya tinggal tekan tombol tertentu untuk melakukan pengisian identitas dan menjawab soal-soal.
Sesuai dengan kebiasaan, maka sebelum acara ujian dimulai, maka dilakukan upacara terlebih dahulu yang diikuti oleh seluruh siswa dan juga para guru dan para pengawas, baik dari madrasah maupun sekolah. Sesuai dengan regulasinya, maka memang disiapkan pengawasan silang, yaitu pengawas dari sekolah di bawah Kemendikbud dan dari Kemenag.
Di dalam acara sambutan pengarahan dan wejangan kepada seluruh siswa madrasah yang akan mengikuti ujian, maka saya sampaikan beberapa hal terkait dengan pelaksanaan ujian nasional tahun 2016.
Pertama, ujian adalah keniscayaan di dalam menjalani pendidikan. Semua orang, termasuk saya, tentu pernah mengalami ujian sebagai bagian tidak terpisahkan di dalam program pendidikan. Sebagai bagian dari proses pendidikan, maka mengalami ujian adalah hal yang biasa saja. Ujian bukanlah hal yang luar biasa dan untuk dihindari. Akan tetapi ujian adalah hal yang terus terjadi di dalam proses pembelajaran dan harus dihadapi.
Ujian demi ujian telah dialami oleh anak-anak madrasah, mulai dari ulangan harian, semesteran dan yang sekarang adalah ujian nasional. Yang membedakannya hanyalah namanya saja. Hakikatnya sama saja, hanya cakupan dan waktunya saja yang berbeda. Oleh karena itu, saya berkeyakinan bahwa anak-anak sudah mempersiapkan dengan baik untuk menghadapi ujian ini.
Kedua, perlu kesiapan mental. Salah satu yang penting di dalam ujian apapun adalah kesiapan mental. Jika mental kita siap, maka kita akan bisa menjawab soal-soal ujian dengan baik. Jika mental kita lemah, maka apa yang kita persiapkan akan hilang semua. Hadapilah ujian ini dengan heppy, dengan senang. Perlakukan UN sebagaimana pengalaman selama ini mengikuti ujian.
Jika kita senang menghadapi ujian ini, maka kita akan merasakan aura kemudahan di dalam menjawab soal-soal ujian. Semua sudah dipersiapkan. Belajar secara sungguh-sungguh, berdoa dan istighasah, memohon doa dan keridlaan orang tua dan guru, sehingga saya berkeyakinan bahwa anak-anak sudah memiliki kesiapan yang sangat baik. Sekali lagi hadapi ujian dengan rasa senang dan bukan rasa sedih.
Ketiga, siswa madrasah sekarang sudah setara dengan siswa sekolah. Berdasarkan pengalaman selama ini, bahwa hasil ujian siswa madrasah dan siswa sekolah tidaklah berbeda secara signifikan. Atau hasil ujian siswa sekolah jauh di atas lebih baik dari siswa madrasah. Sekarang sudah ada kesamaan hasil ujian nasional. Hal ini menggambarkan bahwa siswa madrasah tidak ketinggalan disbanding dengan siswa sekolah.
Oleh karena itu, mari kita tunjukkan kepada masyarakat bahwa anak-anak madrasah bisa, anak-anak madrasah dapat berprestasi. Melalui UN ini mari kita angkat derajat madrasah kita setara atau bahkan melebihi kualitas lembaga pendidikan lainnya.
Saya yakin bahwa dengan usaha yang sungguh-sungguh, maka anak-anak akan mencapai keberhasilan secara maksimal. Selamat ujian, insyaallah anak-anak akan berhasil dengan gemilang.
Wallahu a;lam bi al shawab.