BUDHIS CENTER SEBAGAI PUSAT BELAJAR AGAMA
BUDHIS CENTER SEBAGAI PUSAT BELAJAR AGAMA
Saya diminta oleh Pak Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, untuk mewakili Beliau dalam acara yang sangat penting, yaitu: Pembukaan Rapat Koordinasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Peresmian Budhis Center dan juga Peresmian Kampus II IAIN Samarinda, Kalimantan Timur. Beliau tidak bisa hadir sebab harus mendampingi Presiden Joko Widodo dalam acara KTT Luar Biasa Organisasi Kerjasama Negara-Negara Islam (OKI) di Jakarta.
Saya sebenarnya juga mendapatkan undangan untuk mengikuti acara di KTT OKI, akan tetapi datang ke Samarinda di dalam kerangka tiga acara yang penting ini tentu tidak bisa diabaikan. Makanya, saya harus mewakili Beliau di dalam acara yang sangat monumental ini. Bayangkan bahwa seluruh acara tersebut sudah didesain dengan sangat baik, sehingga jika tidak ada yang mewakili Beliau, maka tentu seluruh acara tersebut menjadi kurang bermakna.
Saya tentu sangat bergembira mendapatkan penugasan dari Pak Menteri untuk meresmikan Budhis Center, meresmikan penggunaan Kampus II IAIN Samarinda dan juga memberikan pengarahan pada acara Rapat Koordinasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB). Selain saya bisa bertemu dengan Kakanwil Kemenag Kalimantan Timur, Pak Saifi, yang sering memberikan joke-joke baru, juga bertemu dengan Pak Gubernur, H. Awang Faruq Ishaq, yang semangatnya tentu dapat diteladani, serta Pak Arif Harsono, Ketua Walubi yang menggantikan Bu Hartati Murdaya.
Acara dimulai dengan pengguntingan pita sejumlah orang, di antaranya ialah Sekjen Kemenag mewakili Menteri Agama, Gubernur Kaltim, Pangdam VI Mulawarman, Kapolda Kaltim, Pendeta Wang Tsu Guang dari Budhis Maitreya Internasional, Ketua Walubi, Pak Arif Harsono, Dirjen Bimas Budha, Pak Dasikin, Mantan Dirjen Bimas Budha, Pak Budi Setiawan dan sejumlah tokoh lainnya. Pasca pengguntingan pita, maka dilanjutkan dengan upacara peresmian Budhis Center. Pada acara ini ada beberapa sambutan, misalnya dari Panitia Pelaksana, Ketua Walubi, Pendeta Maitreya Internasional, Gubernur Kaltim dan Sekjen Kemenag. Selain itu juga terdapat beberapa tarian, yang menggambarkan keterpaduan antara tradisi Dayak dan modernitas, dan Paduan Suara yang menyanyikan tentang kehebatan Pulau Kalimantan. Satu lagu yang bertajuk “The Heart of Borneo” dapat dinyanyikan dengan sangat indah.
Saya secara khusus akan membahas mengenai acara Peresmian Budhis Center. Peresmian ini saya kira sangat special, sebab Budhis Center di Samarinda ini menjadi satu-satunya bangunan Budhis Center di seluruh Indonesia. Provinsi Kaltim memang memiliki keunikan tersendiri sebab hanya di Provinsi ini yang pusat keagamaannya lengkap. Ada Islamic Center, ada Hindu Center, ada Budhis Center dan akan diusahakan untuk membangun Christian Center. Sungguh visi Pak Gubernur, Dr. Awang Faruq Ishaq, sangat luar biasa.
Acara ini juga dihadiri oleh Maha Guru Budha Maitreya, Bhiksu Wang Tsu Guang, yang merupakan pimpinan tertinggi Budhis Maitreya Internasional. Sesuai dengan tema peresmian Gedung Budhis Center ini, “Dunia Satu Keluarga”, maka Beliau juga memberikan sambutan dalam kaitannya, bagaimana membangun dunia sebagai sebuah keluarga besar. Meskipun dunia ini terdiri dari berbagai suku, agama dan kebangsaan, akan tetapi sebenarnya bahwa mereka semua adalah kita.
Di dalam kesempatan ini, saya ingin mengulang apa yang menjadi keinginan Menteri Agama di dalam membangun kerukunan umat Beragama. Ada tiga hal yang penting, yaitu: pertama, di tengah semakin kuatnya tarikan globalisasi, maka diharapkan bahwa umat beragama harus menjaga kerukunan atau harmoni yang selama ini sudah terbangun sedemikian rupa. Umat Budha harus menunjukkan kemauan yang keras untuk mewujudkan pesan Budha, bahwa “dunia satu keluarga”. Tema ini bukan sekedar sebuah basa-basi, akan tetapi harus bisa menjadi kenyataan. Oleh karena itu, umat Budha harus selalu berada di dalam kerangka menjalankan dharma untuk kerukunan dan kebaikan dunia.
Kedua, Budhis Center harus menjadi wahana untuk mempelajari agama Budha. Tempat ini hendaknya menjadi pusat pembelajaran, pendidikan dan pelatihan untuk menjadi pemeluk Budha yang sebenarnya. Diharapkan bahwa dengan keberadaan Budhis Center ini, maka umat Budha akan menjadi baik pemahaman keagamaannya, makin baik pengamalan beragamanya dan tentu kemudian berimbas pada kebaikan dunia sosial kemasyarakatannya.
Ketiga, kita semua berharap bahwa umat Budha akan dapat membangun kerukunan intern umat beragama, kerukunan antar beragama dan kerukunan umat beragama dengan pemerintah. Umat Budha yang terdiri dari berbagai penggolongannya, tentu harus membangun kesepahaman untuk saling memahami dan mentoleransi, sehingga akan terbangun kerukunan intern umat Budha. Dengan sesama pemeluk agama lain juga harus disepahami adanya perbedaan yang tidak mungkin untuk disatukan. Ada teologi dan ritual agama-agama yang memang harus beda. Oleh karena itu, diharapkan bahwa semua pemeluk agama harus rukun dan damai. Tidak mungkin akan tercipta “dunia satu keluarga” jika di antara umat beragama tidak memiliki kesepahaman untuk saling membina kerukunan dan kedamaian.
Umat Budha juga harus mendukung program pemerintah untuk membangun negeri ini. Maka diharapkan agar kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah akan terus dapat dijaga. Umat beragama harus memberikan support yang sangat kuat untuk tujuan bangsa menyejahterakan dan bahkan membahagiakan masyarakatnya.
Hal ini hanya akan bisa dicapai, jika semua umat beragama berpedoman pada “unity in diversity” atau “Bhinneka Tunggal Ika”. Jadi semua tentu kembali kepada umat beragama untuk mewujudkannya.
Wallahu a’lam bi al shawab.