• November 2024
    M T W T F S S
    « Oct    
     123
    45678910
    11121314151617
    18192021222324
    252627282930  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

HUMAN COMPETITIVENESS INDEX INDONESIA

HUMAN COMPETITIVENESS INDEX INDONESIA

Sebagai negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar dan wilayah yang sangat luas, tentu berbeda dengan beberapa negara yang jumlah penduduk dan wilayahnya lebih sedikit. Di Asia Tenggara, saya kira luas wilayah Indonesia adalah yang terluas, membentang dari Aceh sampai Papua, sementara jumlah penduduknya hanya kalah dari Cina, India, dan Amerika Serikat.

Sesungguhnya, memiliki luas wilayah dan jumlah penduduk yang besar tentu merupakan keuntungan tersendiri, sebab akan bisa menyediakan sumber tenaga kerja yang murah untuk mendukung terhadap pertumbuhan ekonomi dan juga perkembangan ekonomi kewilayahan yang sangat memadai. Namun demikian, jika potensi penduduk dan wilayah tersebut tidak dapat dikelola dengan baik, maka jumlah dan luas wilayah negara justru menjadi beban.

Dihitung dari tahun kemerdekaan, tentu saja Negara Indonesia kalah jauh dibanding dengan Amerika Serikat atau bahkan negara-negara di Eropa Barat. Akan tetapi tahun kemerdekaan bukan menjadi satu-satunya variabel kemajuan sebuah bangsa. Bisa jadi negara yang baru merdeka akan tetapi memiliki kemajuan yang pesat dibandingkan dengan negara-negara lainnya.

Dalam usianya yang ke 71 tahun, tentu sudah banyak capaian bangsa Indonesia, misalnya adalah masuknya Indonesia dalam G 20 dan juga pertumbuhan ekonomi yang masih signifikan. Dengan rerata pertumbuhan ekonomi 4,9 atau mendekati angka 5 persen tahun 2016, maka hal ini jauh lebih baik dibandingkan beberapa negara lainnya di Asia. Akan tetapi yang masih menjadi masalah adalah penguasaan ekonomi sebagian kecil warga negara terhadap ekonomi nasional dengan komposisi 1 persen keluarga kaya di Indonesia menguasai 50,2 persen kekayaan negara. Artinya, bahwa gap atau kesenjangan antara si kaya dengan si miskin masih cukup mendasar.

Kita tentu tidak bisa menyalahkan bahwa telah terjadi kesalahan strategi pembangunan di masa lalu, akan tetapi yang memang menjadi persoalan mendasarnya adalah mengenai kesenjangan pendidikan, keahlian dan kemampuan untuk mengakses kesejahteraan. Ada sekelompok orang dengan pendidikan, keahlian dan peluang mengakses kesejahteraan yang terbuka lebar, sementara ada sebagian besar lainnya yang tidak memiliki apapun.

Oleh karena itu, maka pembangunan yang berhasil adalah jika kemudian dapat menghasilkan Indeks Kompetisi Bangsa atau Nation’s Competitiveness Index (HCI) yang tinggi dan merata sehingga mereka akan memiliki akses yang baik di bidang kesejahteraan. Kita masih berbicara tentang kesejahteraan dan belum berbicara tentang kebahagiaan.

Dan di dalam posisi inilah Indonesia tertinggal dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya yang sudah maju. Berikut adalah data tentang Human Resource Development (HRD) beberapa negara di dunia (2015).

Singapura peringkat 9

Korea Selatan 15

Jepang 17

Malaysia 62

Thailand 89

Indonesia 108

Filipina 117

Vietnam 121

Sedangkan tentang Human Competitiveness Index (HCI) maka didapatkan data sebagai berikut:

Singapura peringkat 2

Jepang 6

Malaysia 20

Korea Selatan 26

China 28

Thailand 31

Indonesia 34

India 36

Vietnam 68

Filipina 52

Timor Leste 136

Angka di atas memberikan gambaran bahwa posisi Indonesia sebagai negara besar ternyata tidak sehebat Cina dan juga India. Cina dengan jumlah penduduknya yang paling besar di dunia dan juga India yang nomor dua terbesar di dunia, ternyata memiliki rangking yang cukup mengesankan. Bayangkan India dengan 1,5 milyar penduduknya menenpati rangking dua tingkat di bawah dibandingkan dengan Indonesia, sementara Cina menempati rangking ke 28 atau 2 tingkat di atas Indonesia.

Berdasarkan data ini maka bisa dinyatakan bahwa tugas penting bangsa dan pemerintah Indonesia adalah meningkatkan Human Competitiveness Index sebab dari sanalah sesungguhnya kata “kesejahteraan” dan kemudian “kebahagiaan” itu akan bisa diraih.

Di tengah merebaknya globalisasi, khususnya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), maka yang harus menjadi perhatian adalah agar kualitas kompetisi bangsa kita makin meningkat sehingga masyarakat Indonesia akan menjadi pekerja di negeri sendiri dan juga menjadi pekerja di negara lain dalam pekerjaan yang terhormat.

Kata kuncinya adalah kualitas pendidikan sebagai instrument penting dalam peningkatan HRD dan HCI yang menjadi lebih baik di masa depan.

Wallahu a’lam bi al shawab.

 

Categories: Opini
Comment form currently closed..