KALEIDOSKOP KEMENTERIAN AGAMA 2015 (1)
Saya merasa beruntung diundang oleh Kompas TV (29/12/2015) di dalam kerangka membahas tentang program Kementerian Agama (Kemenag) di akhir tahun 2015 dalam moment acara Ensikla (Ensiklopedia dan Klasika), yang diproduseri oleh Pak Erick dan dengan host Permatasari Harahap. Acara yang dikemas di dalam tiga segmen ini membahas tentang program-program unggulan Kemenag selama tahun 2015.
Kegembiraan itu tentu terkait dengan acara ini diselenggarakan oleh Kompas TV yang saya yakin memiliki segmen pemirsa yang variatif dan menyebar di seluruh Indonesia, sehingga acara ini juga memiliki pengaruh yang cukup signifikan di kalangan masyarakat Indonesia. Acara yang dipandu oleh Permatasari ini tentu menarik sebab membicarakan beberapa issu yang selama ini banyak menyita perhatian masyarakat Indonesia, misalnya mengenai kerukunan umat beragama.
Ada dua hal yang saya sampaikan terkait dengan acara Ensikla di Kompas TV ini, yaitu: pertama, tentang program unggulan Kementerian Agama tahun 2015. Ada lima atau enam program unggulan Kemenag yang menjadi andalan Kemenag ialah: membangun integritas Kemenag, membangun kerukunan umat beragama, menjadikan KUA bersih dan melayani, Pelayanan Haji yang transparan dan akuntabel, dan reformasi birokrasi. Ada yang belum saya sampaikan secara mendalam adalah mengenai program pendidikan agama dan keagamaan yang berkualitas.
Lima atau enam program ini merupakan program unggulan Kemenag pada tahun 2015. Mengenai Integritas ASN Kemenag merupakan program utama. Program ini dikaitkan dengan upaya Menteri Agama untuk membangun public trust tentang Kemenag. Makanya, dicanangkan program lima nilai budaya kerja, yaitu Integritas, profesionalitas, inovatif, tanggung jawab dan keteladanan. Program ini dilaunching oleh Menteri Agama, Bapak Lukman Hakim Saifuddin pada akhir tahun 2014 melalui kerjasama dengan Tim ESQ yang dipimpin oleh Bapak Ary Ginanjar.
Lalu program kerukunan umat beragama. Program ini dilaksanakan mengingat bahwa kerukunan umat beragama merupakan sesuatu yang sangat dinamis, sehingga selalu diperlukan cara untuk menjaganya. Kerukunan merupakan bagian tidak terpisahkan dari persatuan bangsa dan persatuan bangsa merupakan prasyarat bagi pembangunan bangsa. Oleh karena itu, kerukuan bangsa, persatuan bangsa dan pembangunan bangsa merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
Kemudian tentang haji, kita merasa bergembira bahwa pelayanan haji Indonesia makin baik. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh BPS, bahwa ada kenaikan persentase layanan jamaah haji. Melalui konsep First Come First Serve, maka selama dua tahun terakhir, kita bisa memanej secara sangat memadai mengenai kuota jamaah haji. Tahun 2014 hanya menyisakan 9 seat saja yang tidak terisi, sementara tahun 2015 semua seat terisi. Dan yang menggembirakan bahwa tidak ada lagi titipan pemberangkatan haji dari manapun. Semuanya dilakukan melalui pengaturan sesuai dengan regulasi.
Di dalam konteks pembenahan haji, maka ada tiga titik utama yang dibenahi yaitu catering, pemondokan dan transportasi. Ketiganya telah dibenahi dengan memadai, misalnya catering yang makin baik, pemondokan jamaah haji setara dengan hotel bintang tiga dan empat, serta transportasi yang makin baik. Semuanya dilakukan agar pelayanan haji makin baik di mata jamaah haji Indonesia.
Yang juga tidak kalah penting adalah mengenai KUA yang bersih dan melayani. Program ini dilakukan untuk membangun public trust, bahwa menikah di KUA tidak mengandung gratifikasi. Melalui program ini maka diluncurkan paket kebijakan untuk menikah di KUA yang tidak dikenai pembiayaan atau gratis, sedangkan yang menikah di luar kantor dikenai biaya Rp600.000. Kita tentu merasa bergembira dengan paket program ini, maka sekarang terjadi kenaikan jumlah mereka yang menikah di kantor. Melalui program ini, tentu kita berharap bahwa gratifikasi akan dapat diturunkan ke dalam titik nol.
Di antara yang juga menjadi program unggulan Kemenag adalah mengenai reformasi birokrasi. Program ini dilakukan untuk memberikan jaminan bagi ASN bahwa siapa yang bekerja keras, memiliki profesionalitas dan performance kerja yang unggul akan memperoleh pendapatan yang baik. Makanya kemudian dilakukan upaya untuk menaikkan tunjangan kinerja bagi seluruh ASN Kemenag. Bahkan melalui kinerja yang memadai, maka performance tunjangan kinerja ASN Kemenag juga mengalami kenaikan dari 40 persen ke 60 persen.
Melalui program yang relevan dengan masalah, sasaran dan kebutuhan yang dirasakan oleh stakeholder kemenag, maka akan dapat dihasilkan out come yang memadai. Survey layanan haji yang makin baik, implementasi lima nilai budaya kerja, KUA yang makin baik pelayanannya dan ketiadaan gratifikasi, gerakan reformasi yang makin digalakkan, dan terbinanya kerukunan umat beragama yang makin baik tentu menjadi ukuran bahwa Kemenag hadir di tengah kehidupan masyarakat.
Wallahu a’lam bi al shawab.