• November 2024
    M T W T F S S
    « Oct    
     123
    45678910
    11121314151617
    18192021222324
    252627282930  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

ROBOT PERTAMA DARI DUNIA ISLAM

ROBOT PERTAMA DARI DUNIA ISLAM

Minggu yang lalu, tepatnya hari Senin, 22-23 Nopember 2015, saya diundang oleh Direktorat Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI untuk membuka program Festival Robot Madrasah atau Madrasah Robotic Festival yang digelar di Mall Citos atau City Town Square Jakarta Selatan.

Saya mengapresiasi penyelenggaraan Festival Robot ini, karena program ini memang didesaian untuk menjadi ajang bagi penggemar robot di berbagai madrasah untuk tampil di gelanggang nasional dan berkompetisi dengan berbagai madrasah dari wilayah lainnya. Selain itu juga pikiran cerdas untuk menyelenggarakan acara ini di Mall yang memiliki pansa pasar bagi kalangan menengah ke atas tentu juga menjadi catatan tersendiri.

Di dalam kesempatan ini, saya kemukakan dua hal penting terkait dengan festival robot madradah ini, pertama: bahwa penemu robot sebenarnya adalah insinyur Muslim, namanya adalah Al Jazari yang kepanjangan namanya adalah Syeikh Rais al Amal Badi al Zar al Izz ibn Ismail Ibn Razzan al Jazari. Beliau menemukan robot pada tahun 1203 Masehi. Melalui penemuan robot dari Insinyur Muslim ini, maka patahlah anggapan selama ini bahwa yang menemukan robot pertama di dunia adalah Leonardo da Vince, sebab beliau menemukan robotnya pada tahun 1478 M. artinya, bahwa Al Jazari menemukan robot pada abad ke 13 awal, sedangan da Vince menemukan robot di paruh pertama abad ke 15.

Al Jazari membuat robot sebanyak 50 buah, dan salah satu robotnya adalah robot penabuh drum, yang dikenal dengan nama hand robot. Selain itu juga menemukan robot pengisi air yang pada prinsipnya menggunakan hidrolik untuk menggerakkan mesin. Melalui temuan Al Jazari ini, maka juga meneguhkan bahwa sumbangan dunia Islam terhadap perkembangan ilmu pengetahuan memang luar biasa.

Memang harus diakui bahwa sebelum jatuhnya Baghdad ke dalam kekuasaan Jengis Khan, maka dunia Islam sesungguhnya adalah kiblatnya ilmu pengetahuan. Jutaan temuan para intelektual Muslim yang menghiasi sejarah perkembangan ilmu pengetahuan. Bukankah dunia barat berhutang budi pada dunia Islam dalam sains dan teknologi selain juga filsafat dan ilmu pengetahuan lainnya. Ahli-ahli filsafat, sains dan teknologi mewarnai terhadap perkembangan dunia barat di dalam penguasaan ilmu di masa berikutnya.

Sejarah, sebagaimana hukum sejarah, memang mengalami masa up and down. Selama 700 tahun lamanya dunia Islam sangat masyhur di dalam pengembangan sains dan teknologi, berbagai temuan di bidang fisika, kimia, biologi, kedokteran, teknologi robot, filsafat, ilmu sosial dan humaniora muncul dan berkembang di era ini. Pada kekhalifahan Abbasiyah, maka terdapat ribuan Rumah Hikmah yang menjadi ajang bagi pendidikan agama, filsafat, sains dan teknologi. Dari Rumah Hikmah inilah maka bertumbuhan dengan pesat-pesat ahli-ahli ilmu pengetahuan dengan temuan-temuan mereka yang very-very outstanding.

Namun demikian, dengan kejatuhan kekhalifahan Islam di Baghdad dan juga kemudian di Spanyol, maka runtuhlah peradaban Islam itu dan kemudian terjadilah masa vakum pengembangan ilmu pengetahuan di dalam dunia Islam. Di era inilah kemudian perlahan-lahan dunia barat bangkit dari tidur panjangnya dan kemudian mengadaptasi dan mengadopsi ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh para pakar ilmu pengetahuan muslim. Karya-karya mereka diterjemahkan dan kemudian diakui sebagai temuan-temuannya. Untunglah bahwa masih ada di antara mereka yang jujur dengan tetap menyatakan bahwa temuan orang barat sesungguhnya adalah hasil dari adaptasi dan adopsi orang barat terhadap temuan-temuan ilmuwan muslim.

Karya robotic yang dihasilkan oleh Al Jazari memberikan gambaran bahwa penemuan robot di dunia robotic bukan oleh insinyur barat akan tetapi oleh sarjana muslim yang memiliki reputasi luar biasa ini. Temuan-temuan sarjana muslim ini lalu dikembangkan sedemikian rupa, sehingga muncullah berbagai robot yang kita kenal sekarang.

Negara-negara muslim yang dahulu menjadi pioneer di dalam ilmu pengetahuan lalu menjadi negara-negara jajahan dan kalau tidak lalu menjadi negara miskin, sehingga pengembangan ilmu pengetahuan lalu menjadi mandeg. Sedangkan masyarakat barat yang menjadi kaya karena eksploitasi dan penjajahan yang dilakukan menjadi semakin kaya, sehingga bisa mengembangkan ilmu pengetahuan sedemikian pesat. Setelah mereka menemukan bubuk mesiu, maka dikuasainya dunia ini dengan senjatanya dan dikalahkannya negara-negara lain lalu dijajahnya.

Kedua, ajang Festival Robotik Madrasah ini tentu memiliki makna penting di tengah kerinduan dunia Muslim akan lahirnya ilmuwan muslim yang memiliki kemampuan untuk meneruskan kehebatan Al Jazari. Melalui kompetisi madrasah ini, maka ke depan akan dapat dihasilkan generasi alumni madrasah yang memiliki keahlian yang penting ini.

Robot ke depan akan menjadi andalan di dalam kerangka untuk menjadi instrument bagi penyelesaian pekerjaan yang tidak bisa dilakukan oleh manusia. Robot akan menggantikan peran manusia untuk pekerjaan yang tidak manusiawi atau yang impossible dilakukan oleh manusia. Makanya melalui ajang kompetisi ini akan menjadi medan bagi anak-anak muda madrasah untuk berprestasi di medan persaingan yang lebih luas.

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini
Comment form currently closed..