AKHIRNYA KE ARAB SAUDI (4)
AKHIRNYA KE ARAB SAUDI (4)
Perjalanan panjang selama kurang lebih empat jam menyusuri jalan tol yang di kiri kanannya adalah gundukan, bukit dan gunung batu tentu kurang mengasyikkan. Sepanjang mata memandang hanyalah bebatuan dan tanah tandus dan gersang seakan tidak bertepi.
Jika orang pernah hidup di Indonesia, maka melihat tanah bebatuan yang menghampar sedemikian luas, tentu berpikir bagaimana caranya untuk bisa hidup. Jangankan untuk menanam bahan makanan, seperti jagung dan padi, untuk mencari rumput sebagai bahan makanan ternak saja juga tidak didapatkan.
Namun demikian karena keadilan Allah terhadap hambanya, maka Allah memang memberikan tanah yang sangat gersang di Saudi Arabia, akan tetapi Allah memberinya bahan gas dan minyak bumi yang secara ekonomi lebih tinggi dibanding dengan tanaman jagung dan padi.
Saya jadi teringat di dalam perjalanan panjang dengan bus dari Las Vegas ke Washington DC., maka juga didapati hanya tanah gersang dan bebatuan yang menyelimuti sepanjang perjalanan. Tetapi Allah juga memberikan kekayaan di dalam perut bumi berupa bahan tambang atau gas dan minyak bumi.
Ada dua agenda penting yang saya lakukan ketika berada di Madinah. Dua hal ini adalah tugas pokok kedatangan saya ke Arab Saudi. Jika ada kesempatan untuk melakukan hal-hal lain, seperti ibadah umrah dan nyekar ke makam Rasulullah sesungguhnya adalah tugas tambahan tetapi juga penting. Kita selalu berpikir, “sekali dayung dua pulau terlampaui”.
Di antara tugas itu adalah untuk melepas Jamaah Haji Kloter terakhir di Madinah. Kloter akhir ini terdiri dari bermacam-macam daerah. Ada yang dari Ujungpandang dan juga ada dari Mataram NTB. Selain itu juga ada dari beberapa daerah lain. Saya memang sengaja tidak hadir pada saat pelepasan mereka di bandara Madinah, akan tetapi saya datang pada saat pelepasan di Hotel Al Fairoez Madinah tempat mereka menginap.
Kala saya datang di tempat acara tersebut diselenggarakan, maka pimpinan Muassasah, ada kira-kira belasan orang yang sudah hadir di situ. Selain itu juga PPIH, tim Kesehatan, KJRI dan sejumlah pejabat Kemenag. Saya lalu dipersilahkan untuk berdiri berdampingan dengan pimpinan Muassasah, Yang Orang Arab itu, dan berhadapan dengan para jamaah haji Indonesia yang sudah siap untuk pulang ke tanah air.
Saya sebenarnya masih jetlag dari perjalanan ke Arab ini. Tidur sudah malam dan bangunnya juga masih malam. Masih pikiran orang Jakarta, sehingga jam 01.10 malam sudah bangun. Artinya, di Indonesia sudah menunjukkan pukul 05.10 menit. Memang sudah waktunya bangun.
Melihat wajah jamaah haji yang berbinar-binar karena senang akan segera pulang untuk ketemu dengan keluarga dan handai taulan, maka segala kepenatan dan kecapekan hilang semua. Yang ada hanya semangat untuk melepas mereka kembali ke tanah air.
Sayapun diberi kesempatan pertama untuk memberi sambutan atas nama Kementerian Agama. Makanya, saya ungkapkan tiga hal penting, yaitu: 1) ucapan terima kasih atas pelayanan yang sangat baik dari Muassasah untuk jamaah haji Indonesia. Melalu kerja sama yang baik antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Arab Saudi, maka penyelenggaraan ibadah haji dapat berjalan dengan baik. Lalu juga ucapan terima kasih dan apresiasi atas pelayanan yang diberikan oleh PPIH yang terdiri dari Tim Kesehatan, Tim Pembimbing Ibadah Haji, Tim Kementerian Agama dan juga Tenaga Musiman yang telah berjasa di dalam pelayanan ibadah haji.
Kedua, saya juga mengucapkan selamat kepada para jamaah haji Indonesia yang telah melaksanakan ibadah haji pada tahun ini. Meskipun tahun ini terdapat berbagai ujian dari Allah swt terhadap jamaah haji, yaitu dengan adanya musibah crane dan musibah Mina, namun demikian para jamaah haji Indonesia tetap dapat melaksanakan ibadah haji dengan baik. Kita yakin bahwa mereka yang telah mendahului kita adalah para syuhada yang tidak ada lain jaminannya kecuali surganya Allah swt. Mudah-mudahan kita semua yang ditinggalkannya, juga keluarga yang ditinggalkannya selalu memperoleh kebaikan dan kesabaran. Kita yakin bahwa semuanya adalah takdir Allah yang memang harus terjadi.
Ketiga, saya mengapresiasi atas semua kebaikan yang tekah dilakukan oleh jamaah haji Indonesia. Sebagai duta bangsa, maka jamaah haji Indonesia dikenal sebagai jamaah haji yang sabar, sopan santun dan berperilaku sangat baik. Sudah semenjak lama jamaah haji Indonesia dikenal sebagai jamaah haji yang tidak egois, berpenampilan baik dan berperilaku baik. Perilaku tersebut memberikan gambaran kepada umat Islam dari seluruh dunia, bahwa masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang beragama dengan kerahmatan dan keberkahan. Saya berkeyakinan bahwa semua jamaah haji Indonesia akan menjadi haji yang mabrur. Dan sebagaimana diketahui bahwa haji mabrur pasti akan menjadi penghuni surga.
Sebagaimana yang juga dinyatakan oleh Pimpinan Muassasah Haji Arab Saudi untuk Indonesia, Beliau menyatakan bahwa memang haji Indonesia dikenal sangat baik dan sopan. Beliau berharap bahwa kerja sama Haji Indonesia dengan Muassasah dan Pemerintah Arab Saudi yang sudah berjalan lama dan bermanfaat ini akan terus terjaga selamanya. Beliau juga mengucapkan terima kasih kepada para penyelengara ibadah haji Indonesia yang sudah bekerja secara maksimal untuk keberhasilan penyelenggaraan ibadah haji.
Selamat kepada jamaah haji Indonesia, selamat pulang ke tanah air, selamat bertemu keluarga dan kolega. Allahumaj’al hajjana hajjan mabrura wa sa’yana sa’yan masykura wadzanbana dzanban maghfura, wa tijaratana tijaratan lan tabur.
Wallahu a’lam bi al shawab.