TRADISI MUHARRAM (SUROAN) DI NUSANTARA (1)
TRADISI MUHARRAM (SUROAN) DI NUSANTARA (1)
Tanpa terasa kita sudah memasuki tahun baru hijrah. Rasanya baru saja kemarin kita libur dan memperingati tanggal 1 Muharam atau dalam tradisi Jawa disebut Wulan Suro. Ternyata hari ini kita sudah libur lagi dalam peristiwa yang sama yaitu libur dan memperingati tanggal 1 Muharram atau tanggal 1 Suro. Tahun 1436 Hijriyah sudah berlalu dan kita memasuki Tahun 1437 Hijriyah.
Sebagai awal tahun, bulan Muharram memiliki makna yang sangat mendalam bagi kaum muslimin. Bulan Muharram merupakan bulan yang memiliki makna perjuangan umat Islam. Bulan Muharam menandai awal perjalanan Umat Islam bersama Rasulullah saw untuk memperjuangkan Islam. Bulan Muharram menandai hijrahnya Nabi Muhammad saw ke Madinah dan menandai awal perjuangan Islam dalam kancah kehidupan umat manusia.
Hijrah Nabi Muhammad saw dari Mekkah ke Madinah merupakan titik balik bagi perkembangan umat Islam. Jika di Mekkah Nabi dimusuhi dengan berbagai cara agar Muhammad saw menghentikan dakwahnya untuk menyebarkan Islam sebagai agama yang hanif. Muhammad saw mendakwahkan Islam kepada kaum non Muslim di Mekkah dalam rentang waktu yang cukup lama. Akan tetapi perkembangan Umat Islam tidak sebanding dengan upaya yang dilakukan Nabi Muhammad saw dan para sahabat-sahabatnya.
Setelah Nabi Muhammad saw ditinggalkan oleh istrinya yang sangat mencintainya (Khadijah RA) yang sangat mendukung usaha-usaha dakwahnya, lalu juga ditinggalkan oleh Pamannya (Abu Thalib), maka posisi dakwah Nabi Muhammad Saw., dalam nuansa genting. Beliau tidak lagi memiliki pendamping dan pendukung dari Bani Quraisy yang terkemuka. Dari sinilah sesungguhnya hijrah Nabi Muhammad saw ke Madinah dapat dilihat ulang.
Peristiwa hijrah Nabi Muhammad saw inilah yang kemudian ditahbiskan sebagai awal tahun baru Islam. Sehingga tanggal 1 Muharram ditetapkan sebagai hari dalam tahun pertama untuk menandai hijrah Nabi Muhammad saw yang sangat fenomenal tersebut. Hijrah Nabi Muhammad saw ke Madinah merupakan awal bagi penyebaran Islam dan sekaligus juga menjadikannya sebagai awal perjuangan umat Islam melalui wadah kepemimpinan Nabi Muhammad saw.
Kalender Islam telah berumur 1437 tahun. Artinya perjuangan umat Islam telah berjalan selama 15 abad. Dari sisi ini, maka sebenarnya perjuangan umat Islam sudah memasuki “kawasan” yang sangat menentukan untuk pengembangan umat Islam di masa depan. Jika menggunakan siklus “up and down” perjuangan umat Islam, maka ada kurun waktu 700-an tahun kemajuan dan kemunduran umat Islam. Ada kalanya, umat Islam sangat jaya dengan kekuatan pemerintahannya dan juga kekuatan ilmu pengetahuannya, dan ada masa turunnya kewibawaan umat Islam yang disebabkan lemahnya pemerintahan Islam dan juga kemunduran ilmu pengetahuan di dalamnya.
Di dalam konteks tersebut, maka memasuki abad ke 15 selalu dilakukan berbagai upacara untuk menandai keinginan kebangkitan kembali umat Islam dalam menantang terhadap perkembangan zaman, dan khususnya untuk mengejar ketertinggalannya dalam banyak hal dibanding umat agama lain di Eropa dan Amerika. Seluruh hati umat Islam membuncah dalam euphoria kemajuan umat Islam. Di mana-mana dilakukan pawai, karnaval, lomba gerak jalan, lomba baca Kitab Suci Al Qur’am dan sebagainya. Kala itu, rasanya umat Islam akan segera bangkit dari keterpurukannya selama 700 tahun. Semenjak jatuhnya kerajaan Islam (Abbasiyah di Baghdad) dan kemudian juga hancurnya kerajaan Islam Usmaniyah di Turki dan juga kerajaan Islam lainnya yang tersebar di santero dunia, maka terjadi kemunduran peradaban Islam dan hilangnya kekuasaan umat Islam untuk membangun perdamaian dan kesejahteraan bagi umat Islam.
Momentum tanggal 1 Muharram selalu dijadikan penyemangat untuk membangun kesadaran akan kejayaan Islam di masa lalu. Bagi kebanyakan umat Islam yang memiliki kesadaran sejarah Islam di masa lalu, selalu menjadikan Muharram sebagai bulan untuk kembali mengingat tentang peradaban Islam di masa lalu yang agung luar biasa.
Memang Islam telah mewariskan legacy di berbagai bidang kehidupan, tidak terkecuali di bidang sains dan teknologi. Orang Barat pun mengakui bagaimana warisan sains dan teknologi itu mereka peroleh melalui sentuhan tradisi akademik Islam di masa lalu. Makanya, di bidang kedokteran, filsafat, matematika, fisika, kimia, biologi dan lain-lain, Orang Barat merasakan betapa besarnya sumbangan dunia Islam terhadap mereka.
Makanya, tanggal 1 Muharrom selalu saja dimaknai adanya keinginan yang kuat dari umat Islam di seluruh dunia untuk bangkit dari keterpurukan dan membuka kembali kontribusi dunia Islam bagi peradaban dunia. Kita semua yakin, bahwa masa itupun merupakan keniscayaan di tengah perubahan demi perubahan yang akan terus terjadi.
Kita berharap bahwa kebangkitan Islam itu akan datang dari Bumi Indonesia, yang selama ini dikenal sebagai penerus Islam yang damai, Islam yang sejuk dan Islam yang memberi berkah bagi umat di dunia atau Islam yang rahmatan lil alamin.
Wallahu a’lam bi al shawab.