• November 2024
    M T W T F S S
    « Oct    
     123
    45678910
    11121314151617
    18192021222324
    252627282930  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

GEBYAR PESANTREN MARITIM DALAM SAIL TOMINI

GEBYAR PESANTREN MARITIM DALAM SAIL TOMINI

Sungguh merupakan kebahagiaan bisa mewakili Pak Menteri Agama RI, Pak Lukman Hakim Saifuddin, untuk meresmikan Gebyar Pesantren Maritim dalam tajuk acara Sail Tomini 2015. Pak Menteri tidak bisa hadir di acara ini, sebab Beliau harus menjadi Amirul Haj di dalam pelaksanaan ibadah haji tahun 2015. Dalam posisi seperti ini, maka Beliau mewakilkan kepada saya untuk membuka Gebyar Pesantren Maritim yang sekaligus juga rangkaian acara Sail Tomini di Sulawesi Tengah dan Gorontalo (13/09/2015).

Hadir di dalam acara ini adalah Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Prof. Dr. Kamaruddin Amin, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Dr. Mohzen, Kakanwil Sulawesi Tengah, Drs. Zulkifli, MPdI., dan segenap jajaran Kementerian Agama pusat dan daerah, serta para kyai, pimpinan pondok pesantren, tokoh masyarakat dan santri serta siswa madrasah. Tentu juga hadir sebagian masyarakat yang mencintai gerak jalan, apalagi acara ini menawarkan berbagai door price, seperti sepeda motor, kulkas, televisi dan hadiah hiburan lainnya.

Sesungguhnya acara ini juga akan dihadiri oleh Gubernur Sulawesi Tengah, H. Longki L, Djanggola, akan tetapi karena beliau baru sampai di Palu jam empat pagi untuk kunjungan daerah, maka dengan sangat terpaksa Beliau tidak hadir di dalam acara yang sudah didesain untuk kehadirannya. Makanya, saya yang didapuk untuk membuka secara resmi acara yang menarik ini.

Sesuai dengan laporan, Dirjen Pendis, bahwa ada empat acara di dalam Gebyar Pesantren Maritim ini, yaitu gerak jalan yang dikuti oleh santri, siswa dan masyarakat umum, karnaval pondok pesantren yang diikuti oleh pesantren dan madrasah di Palu, festival pesantren maritim dengan menghadirkan produk-produk pesantren dan pengajian umum yang akan dilaksanakan pada acara puncak Sail Tomini 2015.

Dalam acara ini, saya sampaikan tiga hal terkait dengan pesantren maritim.  Pertama, bahwa pesantren maritim merupakan bagian dari pengembangan program pendidikan pesantren yang sudah ada selama ini. Jika selama ini hanya dikenal pesantren dengan pendidikan yang lebih menekankan pada aspek pengetahuan dan pemahaman ilmu agama, maka dengan kehadiran pesantren maritim ini, maka diharapkan agar para santri akan dapat memiliki ilmu keagamaan plus, yaitu ilmu yang terkait dengan kelautan atau kemaritiman.

Kedua, potensi Negara Republik Indonesia di bidang maritim tentu luar biasa, sebab luas wilayah Indonesia yang terbesar adalah wilayah lautan, sehingga panjang pesisir kita juga yang terpanjang di dunia. Melalui luasan wilayah lautan dan pesisir,  maka sudah seharusnya kemaritiman menjadi sumber ekonomi bangsa untuk menyejahterakan masyarakatnya. Melalui kehadiran pesantren maritim, maka akan didapatkan variasi pendidikan pesantren, sehingga santri tidak hanya menguasai ilmu keislaman,  akan tetapi juga memahami bagaimana mengelola sumber potensi ekonomi kemaritiman dimaksud. Santri akan diajari dengan kemampuan untuk mengelola hasil atau produk kelautan, baik ikan, rumput laut atau produk lainnya yang bersumber dari usaha eksplorasi laut.

Ketiga, melalui pendidikan di pesantren maritim ini,  maka ke depan tentu tidak hanya daratan yang akan menjadi sumber kehidupan atau sumber ekonomi masyarakat,  akan tetapi juga eksplorasi laut yang memang memiliki potensi ekonomi luar biasa. Memaksimalkan upaya untuk mengeplorasi sumber daya ekonomi kelautan adalah tugas kita semua, sebab semenjak dahulu kala, bahwa masyarakat kita disebut sebagai bangsa bahari. Yaitu bangsa yang bergantung kehidupannya pada luasan laut kita. Jika di masa lalu, hanya produk ikan segar saja yang diperoleh melalui laut., maka ke depan harus menghasilkan varian-varian produk melalui sentuhan teknologi tepat guna.

Di dalam kerangka ini, maka pesantren harus bekerja sama dengan lembaga-lembaga pemerintah atau lembaga-lembaga swasta yang selama ini sudah mengeksplorasi laut untuk kepentingan pengembangan ekonomi. Jadi diharapkan Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren akan dapat menjadi fasilitator dalam kerangka mengembangkan jaringan kerja sama antara pesantren maritim dengan lembaga lain yang memiliki otoritas untuk membudidayakan potensi ekonomi kelautan kita.

Gerak jalak jalan dan karnaval ini diikuti oleh sebanyak kurang lebih 10.000 orang dan juga mobil hias, atau andong hias atau becak hias dari berbagai pesantren dan madrasah. Saya kira ini adalah dukungan yang luar biasa dari masyarakat terhadap pelaksanaan Gebyar Pesantren Maritim.

Selain itu juga menghadirkan hiburan Band Wali dari Jakarta. Mereka memang secara sengaja diundang untuk menyemarakkan acara Gebyar Pesantren Maritim ini. Anak-anak muda yang menggawangi grup band ini adalah alumni-alumni pesantren yang luar biasa. Makanya, lagu-lagunya juga bernafaskan dakwah Islam. Mereka menyanyikan lagu-lagu yang memiliki nuansa religious.

Saya sudah pernah menulis grup Band Wali pada waktu ada acara gerak jalan Kerukunan Umat Beragama beberapa tahun yang lalu. Tetapi satu catatan saya bahwa mereka masih layaknya alumni pesantren, yang suka mencium tangan terhadap orang yang dituakan dan dihormati.

Sungguh perilaku mereka patut menjadi teladan bagi parasantri bahwa kesuksesan tidak menjadikan seseorang  lupa terhadap ajaran pesantren agar menghormati para kyainya,  dan orang-orang tua yang dihormatinya. Saya sungguh terkesan dengan perilaku anak-anak muda lulusan pesantren yang tetap menjadikan kitab ta’limul muta’allim sebagai referensi di dalam membangun relasi dengan penyebar ilmu yang dihargainya.

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini