• November 2024
    M T W T F S S
    « Oct    
     123
    45678910
    11121314151617
    18192021222324
    252627282930  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

MEMBAHAS ISU PENTING DALAM MABIMS (1)

MEMBAHAS ISU PENTING DALAM MABIMS (1)

Tepatnya di Hotel Seri Pacific Kuala Lumpur, Malaysia, dilangsungkan pertemuan para Sekretaris Jenderal Kementerian yang tergabung dalam Forum Pertemuan informal (Senior of Meeting) Menteri Agama Brunei Darus Salam, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS). Acara dilangsungkan selama 4 hari, Senin sampai Kamis, 7-10 September 2015.

Acara penting ini dibuka oleh Jabatan Menteri dalam Jabatan Perdana Menteri, Dr. Sri Datuk Jamil Khir, dan hadir juga utusan Brunei Darus Salam, Datuk Abdurahman Matzin, sebagai Ketua Delegasi, Datuk Muhammad Asri bin Abdul Aziz, pimpinan Delegasi Singapura dan Dr. Datuk Suhaimi bin Ali, pimpinan Delegasi Malaysia dan sekaligus dari Pimpinan Jabatan Kemajuan Islam Malaysia. Sedangkan dari Indonesia, saya sebagai pimpinan Delegasi dan disertai oleh Prof. Gr. Gunaryo, Agus Soleh dan Topan  dari Biro Hukum dan Kerja sama Luar negeri.

Pertemuan ini dilakukan sebagai sarana untuk memusyawarahkan mengenai pembahasan tema-tema perbincangan dalam SOM yang akan datang dan juga informal meeting para Menteri Agama Brunei Darus Salam, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS). Tema-tema yang dibicarakan sebenarnya telah dibahas dalam waktu yang sudah lama, sehingga perlu untuk direview atau dikaji ulang.

Berdasarkan tema yang akan dibahas adalah “Pelan Strategik MABIMS tahun 2015-2019” yaitu semacam Rencana Strategik untuk merancang apa saja agenda-agenda yang akan dilakukan  oleh semua anggota MABIMS dalam kurun waktu lima tahunan. Jadi, sebenarnya bahwa acara ini sangat penting untuk membahas tentang isu strategis ke depan, sekurang-kurangnya lima tahun.

Di dalam kerangka memperkuat posisi MABIMS di tengah percaturan global, maka harus ada peran strategis yang dilakukan oleh MABIMS untuk memberikan jawaban kongkrit terhadap tidak hanya problema antar anggota MABIMS,  tetapi juga masyarakat dunia yang membutuhkan bantuan untuk penyelesaian masalahnya. Makanya, forum ini menjadi sangat penting di dalam kerangka respon positif  masyarakat Islam melalui forum MABIMS.

Sebagai forum untuk meninjau ulang terhadap model strategi, bidang strategis dan program mandasar yang akan menjadi agenda lima tahunan, maka yang dibahas tentu saja adalah untuk menjawab apakah program yang ada sekarang masih strategis dilakukan ke depan, apakah hal itu merupakan isu bersama anggota MABIMS, atau apakah ada manfaat bersama anggota MABIMS dan juga manfaat terhadap masyarakat dunia yang membutuhkan kehadiran MABIMS di dalamnya.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Datuk Jamil Khir, bahwa MABIMS memiliki peran strategis bagi masyarakat dunia. Misalnya bagaimana menjawab masalah Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), dan juga bagaimana Islam bisa mewarnai percaturan peradaban dunia. Respon MABIMS menjadi sangat penting bagi perkembangan dunia yang beradab  di tengah globalisasi”.

Berdasarkan tingkat strategis, kebersamaan dan kepentingannya, maka ada beberapa bidang strategis yang terus dipertahankam dan ada pula yang dihapus atau bahkan ada yang perlu ditingkatkan. Pembahasan ini tentu sangat menarik sebab yang dibahas memang masalah-masalah yang menjadi milik bersama, dirasakan bersama dan kemanfaatan  bersama.

Berdasarkan Renstra semenjak tahun 2008, maka ada beberapa bidang strategis yang selalu menjadi pembahasan setiap tahun SOM dan dua tahunan MABIMS. Yaitu: Pertama, Bidang Strategis, 1) Pembangunan Kehidupan Beragama yang Progresif Melalui Penguatan Syiar dan Dakwah” yang difasilitasi Negara Brunei, 2) Peningkatan Sumber Daya Manusia Melalui Sistem Pendidikan Islam Bersepadu, yang difasilitasi oleh Indonesia, 3) Pembasmian Kemiskinan Melalui Pengupayaan Golongan Fakir Miskin oleh Negara Malaysia, 4) Pembangunan Potensi Belia sebagai Generasi Penerus oleh Negara Singapura, 5) Peningkatan Harmoni Sosial Masyarakat Melalui Pemahaman Silang Agama dan Budaya oleh Negara Indonesia, 6) Penonjolan Kefahaman dan Amalan Islam di Rantau MABIMS dan Peranan MABIMS ke dunia luar, oleh Nagara Malaysia, dan 7) Pembangunan Umat Islam di Luar MABIMS Melalui Program Sosial dan Kemanusiaan, oleh Negara Singapura.

Kedua,  Bidang Khusus, meliputi: 1) Penubuhan Pejabat Maya bagi Sekretariat MABIMS oleh Negara Brunei Darus Salam, 2) Penyelarasan Rukyat dan Taqwim Islam MABIMS oleh Negara Indonesia, 3) Kerjasama Jawatan Kuasa Teknikal Bidang Khas Pembangunan Bidang Halal oleh Negara Malaysia, 4) Pengurusan Haji oleh Negara Malaysia, 5) Web MABIMS oleh Negara Brunei Darus Salam. Program-program strategis inilah yang selama ini menjadi rujukan untuk melakukan kegiatan strategic di kalangan anggota MABIMS.

Keterlibatan saya dalam MABIMS sesungguhnya baru saja. Yaitu semenjak saya menjadi Sekretaris Jenderal Kementerian Agama. Dan pertemuan pertama dan sekaligus harus menjadi pimpinan berbagai rapat/sidang  di MABIM adalah SOM ke 39 di Denpasar Bali. Yang menarik bahwa di dalam SOM ke 39 ini sekaligus juga meeting informal para Menteri Anggota MABIMS. Jadi baik saya maupun Pak Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin adalah orang baru di MABIMS yang langsung memimpin pertemuan penting ini.

Memang menjadi kesepakatan di dalam MABIMS bahwa negara mana yang menjadi tuan rumah, maka juga sekaligus menjadi pimpinan berbagai sidang di dalam sessi acara di MABIMS tersebut. Dan yang penting bagi saya dari pertemuan pertama saya di MABIMS di Denpasar tersebut, ada tiga catatan penting mengenai tema-tema yang dibahas dan menghasilkan rekomendasi adalah: pertama, bagaimana MABIMS  terus mengembangkan Islam yang membawa berkah, tidak hanya bagi masyarakat anggota MABIMS,  akan tetapi juga masyarakat dunia. Kedua, membangun Islam yang anti kekerasan dan terror yang akan membawa kepada  kehancuran dunia, dan ketiga, membangun peradaban dunia berdasarkan Islam yang moderat dan rahmatan lil alamin,  serta keempat, mengembangkan Islam yang berhaluan Islam ahlu sunnah wal jamaah.

Pertemuan di Kuala Lumpur beberapa hari yang lalu, kiranya tetap berada di dalam koridor sebagaimana rekomendasi pertemuan MABIMS di Denpasar tersebut. Jadi memang harus ada kesinambungan antara satu SOM yang satu dengan lainnya. Dan pertemuan di Malaysia itu dilakukan untuk menjawab kebersamaan dan keberlangsungan program MABIMS.

Wallahu a’lam bi al shawab.

 

Categories: Opini