• November 2024
    M T W T F S S
    « Oct    
     123
    45678910
    11121314151617
    18192021222324
    252627282930  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

INDEKS KOMPETISI DAN TANTANGAN MEA (1)

INDEKS KOMPETISI DAN TANTANGAN MEA (1)

Tantangan ke depan masyarakat Indonesia adalah bagaimana masyarakat Indonesia menghadapi masyarakat global yang makin nyata dan terutama adalah Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang sudah di pelupuk mata. Sesuai dengan kesepahaman bersama Negara-negara Asean, maka akhir tahun 2015 adalah tahun akan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Makanya, tantangan terbesar bangsa Indonesia di era tersebut adalah bagaimana mereka akan berkompetisi dengan bangsa lain, khususnya di Asean.

Pertanyaan yang sering mengedepan adalah apakah kita sudah siap menghadapi hal ini? Jawaban normatifnya adalah kita harus siap menghadapi persaingan atau kompetisi tersebut. Tidak boleh menyatakan tidak siap. Masyarakat Indonesia harus siap menghadapi MEA yang tidak bisa ditolak dan dihindari.

Tantangan terbesar bagi masyarakat Indonesia terkait dengan MEA adalah mengenai ketenagakerjaan. Pasti tidak bisa dihindari mengenai  free of labor dan juga free of capital dan free of trade. Salah satu kata kunci penting di era ini adalah dunia tanpa proteksi. Artinya bahwa keluar masuknya tenaga kerja tidak akan diproteksi oleh negara.

Di dalam MEA akan terjadi arus pekerja yang tidak bisa  dihalangi karena telah terdapat kesepahaman akan terjadinya pertukaran tenaga kerja. Selain itu juga akan terjadi pertukaran modal atau capital yang tidak bisa dihalangi disebabkan adanya kesepahaman mengenai pasar bersama dan single products. Juga akan terjadi pertukaran barang produksi yang tidak bisa dihalangi karena pasar bersama dan single products tersebut. Kemudian juga tidak akan terjadi kepemilikan tanah sebagai akibat dari kesepahaman tentang kebersamaan dalam pasar dan produk barang. Tentu saja untuk kepemilikan tanah akan terjadi perdebatan kebolehan atau tidaknya.

Sebagai akibat dari single product dan pasar bersama, maka akan terjadi semakin banyaknya pekerja asing yang akan bekerja di suatu negara. Contohnya: pekerja asing China sekarang sudah berdatangan ke Indonesia karena perjanjian kerja sama capital dengan ketentuan diperbolehkannya tenaga kerja China bekerja di Indonesia. Kemudian juga dokter-dokter asing yang sudah bekerja banyak di Indonesia. Di beberapa Rumah Sakit ssudah makin banyak mempekerjakan tenaga kerja asing. Tidak kalah penting adalah di sektor bisnis fashion makin banyak model-model asing yang bekerja di Indonesia. Indonesia sebagai batu lompatan untuk fashion di Singapore, Thailand dan sebagainya

Di tengah arus perkembangan dunia yang makin cepat di era MEA tersebut, maka posisi Human Resource Development (HRD) kita menggambarkan, yaitu:

Peringkat Global Competitiveness Index (GCI):

  1. Singapore ranking 2
  2. Jepang ranking 6
  3. Malaysia ranking 20
  4. China ranking 28
  5. Thailand ranking 31
  6. Indonesia ranking 34
  7. Filipina ranking 52
  8. Vietnam ranking  68

Memang harus diakui bahwa indeks kompetisi masyarakat Indonesia makin meningkat. Dari 144 negara yang disurvey ternyata posisi Indonesia makin baik. Pada tahun sebelumnya di peringkat 39 (2013), lalu peringkat 44 (pada tahun 2012). Artinya bahwa ada peningkatan kualitas GCI meskipun posisinya masih berada dibawah Malaysia, Thailand apalagi Singapore dan Jepang.

Peningkatan GCI tentu merupakan hasil dari intervensi pembangunan manusia Indonesia melalui program pendidikan dan pelatihan.  Memang harus diakui bahwa indeks kompetisi masyarakat Indonesia makin meningkat. Dari 144 negara yang disurvey ternyata posisi Indonesia makin baik. Pada tahun sebelumnya di peringkat 39 (2013), lalu peringkat 44 (pada tahun 2012). Artinya bahwa ada peningkatan kualitas GCI meskipun posisinya masih berada dibawah Malaysia, Thailand apalagi Singapore dan Jepang.

Apapun harus disyukuri bahwa meskipun tidak terjadi lompatan peringkat GCI untuk Indonesia, akan tetapi peningkatan GCI tersebut menjadi indikasi bahwa pembangunan pendidikan di Indonesia memiliki sejumlah pengaruh positif, yaitu meingkatnya daya saing bangsa.

Oleh karena itu, para pelaku pendidikan tentu harus semakin bekerja keras agar intervensi pembangunan pendidikan sebagaimana dirancang di dalam rencana strategik jangka menengah dan panjang akan dapat dicapai.

Wallahu a’lam bi al shawab.

 

 

Categories: Opini