• November 2024
    M T W T F S S
    « Oct    
     123
    45678910
    11121314151617
    18192021222324
    252627282930  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

PERAYAAN KEMERDEKAAN DI TENGAH TANTANGAN BANGSA (1)

PERAYAAN KEMERDEKAAN DI TENGAH TANTANGAN BANGSA (1)

Hari ini, Senin, 17 Agustus 2015 bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke 70. Semua masyarakat Indonesia tentu dengan gegap gempita menyambut peringatan Hari Kemerdekaan ini sebagai pertanda akan ekpressi kegembiraan dan rasa syukur  sebagai warga Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Semua warga negara merayakannya dengan berbagai aktivitas dan kegiatan. Ada yang dengan melakukan upacara di masing-masing instansinya, ada yang dengan melakukan long march, ada juga yang merayakannya di atas gunung yang mampu dipajatnya dan mengibarkan bendera Sang Saka Merah Putih sebagai bendera Kesatuan Negara Republik Indonesia.

Sungguh peringatan Hari Kemerdekaan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia. Tidak hanya orang kota yang merayakannya, akan tetapi masyarakat pedesaan juga melakukan hal yang sama. Mereka mengekspressikan kegembiraan, kesenangan dan juga rasa syukur karena bangsa Indonesia telah merdeka semenjak 70 tahun yang lalu.

Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang peringatan Hari Kemerdekaan ditandai dengan keadaan ekonomi nasional yang baik, maka tahun ini keadaannya agak berbeda. Peringatan kemerdekaan Indonesia tahun ini justru ditandai dengan melemahnya nilau tukar rupiah terhadap dollar Amerika, melemahnya nilai ekspor perdagangan kita, dan juga krisis ekonomi yang melanda banyak negara baik di Eropa maupun Amerika.

Nilai tukar dollar menembus nilai batas psikhologis, yaitu Rp 14.000,00 sehingga tentu membuat panik para pemilik modal dan juga dunia perdagangan, terutama yang bergerak di sektor impor, membuat harga-harga bahan kebutuhan pokok masyarakat juga menjadi naik, dan semakin lesunya perkembangan ekonomi yang seharusnya menjadi lokomotif pembangunan nasional.  Perlambatan pertumbuhan ekonomi tentu berakibat terhadap perkembangan pembangunan yang semestinya bergerak lebih cepat.

Peningkatan nilai tukar dolar, menurunnya harga saham dan juga devaluasi nilai tukar Yuan Cina tentu mempengaruhi secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini tentu disebabkan karena krisis ekonomi yang melanda beberapa negara di Asia, Eropa dan juga Amerika. Krisis ini tentu diharapkan semakin cepat berlalu sehingga pertumbuhan ekonomi akan semakin membaik.

Para pedagang terutama yang bergerak di sektor impor sungguh menjerit dengan nilai tukar rupiah yang makin melemah terhadap dolar Amerika. Hal ini tentu disebabkan komponen-komponen barang impor yang hampir seluruhnya menggunakan nilai tukar dolar Amerika menjadi tidak terkendali dan menyebabkan pembayarannya menjadi tak tercapai. Kawan saya yang menjadi agen produk-produk Korea dangan berbagai mereknya menjadi tertatih-tatih dan harus mengurangi nilai impornya dan bahkan karyawannya disebabkan oleh nilai tukar rupiah yang makin melemah. Setiap bertemu saya selalu mengeluhkan perkembangan ekonomi yang makin suram ini.

Inilah beberapa catatan dari aspek ekonomi yang menjadi tantangan kita saat menghadapi peringatan kemerdekaan bangsa Indonesia di tahun ini. Itulah sebabnya banyak yang merenung tentang bagaimana perkembangan ekonomi nasional pada tahun-tahun berikutnya. Melalui pidato Presiden Jokowi di depan anggota DPR/DPD maka pemerintah akan berupaya agar pertumbuhan ekonomi dapat mencapai 5 persen lebih pada tahun 2016. Namun demikian banyak keraguan sebagaimana dilontarkan oleh ahli-ahli ekonomi bahwa pertumbuhan dengan persentase seperti itu agak berat untuk dicapai. Dengan indikator makro ekonomi berupa semakin menurunnya harga minyak dunia, rendahnya surplus perdagangan, lesunya perdagangan dalam negeri dan juga fluktuasi nilai tukar rupiah di semester ini dan juga semester berikutnya, maka pertumbuhan ekonomi 5 persen agak sulit dicapai.

Namun demikian kita tetap saja harus bersyukur, sebab kemerdekaan bangsa ini telah tercapai. Setidak-tidaknya bahwa pembangunan nasional masih terus berlanjut, keamanan dalam negeri kita  tetap terjaga dan fondasi ekonomi kita tetap stabil. Dengan variabel-variabel seperti ini, kiranya kita tetap memiliki suatu keyakinan bahwa kesejahteraan masayarakat Indonesia akan semakin baik.

Jadi rasanya kita juga harus tetap bersyukur atas kemerdekaan bangsa kita. Sekali merdeka tetap merdeka.

Wallahu a’lam bi al shawab.

 

Categories: Opini