MENGEMBANGKAN SDM PENDATAAN
Saya memperoleh kesempatan untuk memberikan bekal pengetahuan dan inspirasi kepada para Pegawai EMIS Ditjen Pendidikan Islam di Makasar, 02 Oktober 2014. Saya diminta oleh Pak Kamaruddin Amin (Sesdirjen Pendis) untuk menghadiri acara ini di dalam kerangka untuk memberikan bekal penguatan bagi para petugas yang selama ini melakukan pendataan untuk pendidikan Islam.
Kesempatan ini saya pergunakan untuk memberikan beberapa kritik dan juga masukan terhadap para petugas atau pegawai Ditjen Pendis yang selama ini memberikan pelayanan pendataan di Kementerian Agama. Pendataan tentu memegang peran penting sebab melalui pendataan yang benar, maka perumusan perencanaan dan kebijakan akan dapat diarahkan pada program yang tepat.
Ada tiga hal yang saya sampaikan di dalam forum yang penting ini: pertama, tentang SDM Pendataan yang harus memiliki kemampuan dan kemauan untuk melakukan updating data. Sesungguhnya kita sudah memiliki sistem informasi yang baik, yaitu EMIS atau Education Management of Information System. Melalui EMIS ini, maka basis data seharusnya sangat tepat dan akurat. Hanya saja bahwa SDM pendataan yang memiliki basis ilmu-ilmu keislaman dan hanya berbasis pada kemauan saja kiranya perlu diperkuat dengan basis keilmuan yang memadai.
Saya membayangkan bahwa alumni program studi keislaman lalu dia harus bergelut dengan pendataan yang berbasis teknologi informasi dan bahkan juga harus mengembangkan atau mengikuti berbagai aplikasi baru. Tentu saja akan memunculkan lack of implementation. Makanya, mereka seharusnya diperkuat dengan SDM yang memiliki basis keilmuan dalam sistem informasi yang kuat. Selain harus memiliki basis keilmuan juga harus memiliki minat untuk terus mengembangkan sistem informasi dimaksud.
Kedua, tentang pendataan sebagai basis perencanaan. Harus diakui bahwa data menjadi sangat penting di era kinerja berbasis perencanaan. Karena perencanaan dirumuskan setahun sebelum program dan kegiatan kementerian atau lembaga dilaksanakan, maka basis data yang sangat kuat menjadi pertaruhan di dalamnya. Kesalahan penyajian data akan berakibat sangat fatal. Coba dibayangkan bahwa pembayaran dana Bantuan Siswa Miskin (BSM) atau Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang datanya salah pada waktu perencanaan awal atau pagu sementara, maka akan dapat dipastikan akan salah pula ketika menjadi pagu definitif dan dampak ikutannya adalah akan terjadi kekurangan bayar.
Pendataan menjadi aspek yang sangat penting di era perencanaan program atau kegiatan yang terjadi dewasa ini. Para perencana sangat tergantung kepada kehadiran data yang valid dan kredibel. Validitas dan kredibilitas data menjadi ukuran bahwa data yang akan menjadi basis perencanaan akan menghasilkan out put program dan kegiatan yang benar. Kesalahan sasaran program atau kegiatan kiranya bisa disebabkan oleh kesalahan pendataan ini.
Ketiga, tentang mentalitas pendataan. Pejabat yang menangani pendataan haruslah memiliki mental yang baik dalam kaitannya dengan penyiapan dan penyajian data. Tidak boleh bagi mereka itu untuk berpikir “yang penting ada datanya”. Jika pikiran ini ada di antara para pengelola data maka disinilah kerusakan di dalam perencanaan program dan kegiatan akan terjadi.
Saya merasakan betapa kehadiran data yang tepat dan penyajian data yang benar menjadi tolok ukur “keberadaan” kementerian. Hampir sebulan sekali ada pertemuan di Kantor Pak Wapres untuk membicarakan tentang kemajuan pendidikan. Di forum ini selalu diminta untuk menyajikan bagaimana perkembangan pendataan yang terkait dengan BOS, BSM, Kurikulum 2013 dan sebagainya. Di dalam forum ini terkadang kita merasakan betapa sistem pendataan kita masih kurang memuaskan. Masih ada celah yang kiranya perlu diperbaiki. Misalnya tentang Data Pokok Pendidikan di Ditjen Pendidikan Islam.
Makanya, ke depan diperlukan kehadiran Tim Pendataan yang kuat, selain juga harus mengembangkan sistem yang lebih baik tentang pendataan pendidikan Islam. Seharusnya EMIS bisa memberikan jawaban nyata tentang pendataan ini. Hanya saja kiranya diperlukan kemauan keras semua pihak untuk menjadikan EMIS sebagai pusat data komprehensif tentang pendidikan Islam.
Ke depan yang diharapkan adalah menjadikan EMIS sebagai satu-satunya sistem pendataan pendidikan Islam, sehingga kalau ada seseorang yang bertanya tentang data pendidikan Islam, maka jawabannya adalah EMIS.
Untuk bisa sampai ke level ini, maka kiranya diperlukan SDM yang kuat, sistem yang baik dan program pendataan yang bagus, sehingga pendataan pendidikan Islam akan bisa sebagaimana yang diharapkan. Dan saya yakin kita semua bisa.
Wallahu a’lam bi al shawab.