• December 2025
    M T W T F S S
    « Nov    
    1234567
    891011121314
    15161718192021
    22232425262728
    293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

PENDIDIKAN DAN PEMBANGUNAN PERADABAN

PENDIDIKAN DAN PEMBANGUNAN PERADABAN

Satu hal yang membuat saya optimis tentang pengembangan pendidikan di Luar Jawa adalah keterlibatan kepala daerah di dalam ikut serta dan konsern untuk pengembangannya. Hampir setiap kunjungan saya ke beberapa daerah di luar Jawa, seperti Bengkulu, Lampung, dan juga kemarin di Kabupaten Aceh Tengah.

Dalam kunjungan sehari tersebut, saya tiga kali menghadiri acara. Yaitu kunjungan ke Rumah Dinas Bupati Aceh Tengah. Hadir di sini seluruh pejabat di Kabupaten Aceh Tengah. Bupati Aceh Tengah, Ir. H. Nasaruddin, MM, Wakil Bupati, Ketua DPRD, Kepala Kejaksaan Negeri, Kapolres, Dandim, Ketua STAIN Gajah Putih dan jajarannya, bahkan juga Ketua Musyawarah Ulama Aceh. Pada acara ini, saya mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan oleh Pak Bupati dan segenap jajarannya. Sambutan balasan ini saya sampaikan setelah Pak Bupati memberikan ucapan selamat datang dan memberikan penjelasan tentang perkembangan pendidikan di Aceh Tengah, khususnya pendidikan tinggi. Di sini, ada Universitas Gajah Putih dan juga STAIN Gajah Putih. Dulu, keduanya adalah lembaga pendidikan swasta, kemudian yang STAIS berubah menjadi STAIN.

Acara lainnya adalah menghadiri upacara ground breaking pembangunan Gedung Biro di kampus STAIN Gajah Putih Takengon. Di sinilah saya mendengarkan pidato singkat Pak Bupati yang sangat mendasar yaitu pembangunan lembaga pendidikan sesungguhnya adalah pembangunan peradaban manusia. Saya mengamini terhadap pemikiran Pak Bupati ini. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan merupakan kunci utama bagi pengembangan manusia seutuhnya, pembangunan manusia paripurna dan pembangunan peradaban manusia.

Saya sampaikan bahwa nama STAIN ini tentu harus menjadi semangat bagi segenap pejabat baik struktural dan fungsional di lembaga pendidikan ini. Raja hutan sebenarnya bukanlah harimau, singa atau macan akan tetapi adalah gajah. Jika raja hutan itu adalah singa atau harimau, maka raja dirajanya adalah gajah. Gajah memiliki kekuatan yang tangguh dan kekuatan berkelompok yang sangat baik. Dengan merespon falasafah pada kekuatan gajah tersebut, maka yang diharapkan adalah terus berkembangnya semangat yang membara untuk mengembangkan lembaga pendidikan ini. Tidak boleh sedikitpun mengendor atau stagnan. Semangat itu harus terus tumbuh dengan subur di segenap jajaran pejabat di STAIN Gajah Putih. Dengan kekuatan dorongan dari pimpinan daerah, maka pimpinan STAIN harus bisa menjawab dengan kerja keras dan berhasil guna.

Acara berikutnya adalah menghadiri seminar nasional yang diselenggarakan oleh STAIN Gajah Putih. Seminar nasional yang diberi tajuk “Strategi Pengembangan Pendidikan Islam” tersebut juga dihadiri oleh Rektor UIN Ar Raniri Aceh, Prof. Dr. Farid Wajdi, dan Prof. Dr. Yusnadi, dari Unimed, keduanya sebagai nara sumber seminar ini. Saya menyampaikan beberapa hal di dalam acara ini. Yaitu: pertama, tantangan yang harus dihadapi oleh aparat di daerah terkait dengan pembangunan pendidikan. Tidak bisa dipungkiri bahwa ada kesenjangan kualitas pendidikan di berbagai wilayah di Indonesia. Secara umum orang sering menyatakan bahwa pendidikan di Indonesia Barat dan Timur terhadi gap yang sangat menganga. Kualitas pendidikan di  Indonesia Barat dinyatakan sudah maju sementara di Indonesia Timur masih  rendah.

Namun demikian,  jika dilihat lebih jauh, maka kesenjangan pendidikan tersebut bukan hanya terjadi di wilayah barat dan timur saja, akan tetapi juga antar wilayah di masing-masing region. Misalnya, pengembangan pendidikan di kota dan desa serta  pedalaman sungguh sangat mencolok. Sementara pendidikan di kota sudah maju, akan tetapi di daerah pedesaan dan pedalaman tentu masih terbelakang. Khususnya pendidikan untuk masyarakat pedalaman, maka bisa digambarkan masih sangat tertinggal.

Itulah sebabnya diperlukan percepatan pembangunan di wilayah yang masih terbelakang ini. Untuk kepentingan tersebut, Ditjen Pendidikan Islam sudah melakukan uji coba untuk mengembangkan pendidikan di daerah pedalaman melalui program Madrasah Pedalaman. Kerja sama antara Ditjen Pendis dengan Pemerintah Kabupaten Kaur, Bengkulu ini diharapkan dapat menjadi role model bagi pengembangan pendidikan di daerah pedalaman. Dalam keadaan apapun tentu  negara harus hadir untuk mendidik bangsanya.

Kedua, tantangan pengembangan karakter yang berpedoman pada ajaran Islam. Sebagaimana yang sering diungkapkan  bahwa  pendidikan di Indonesia itu  minus karakter. Para pelaku pendidikan mestilah menjawab terhadap tantangan ini. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Pak Bupati, bahwa pendidikan adalah media pembangunan peradaban manusia. Makanya, semua komponen pendidikan haruslah bekerja untuk mencari solusi dan memberikan aksi bagi pengembangan pendidikan agar pendidikan dapat mencerdaskan bangsa secara sistemik.

Pendidikan tidak hanya menghasilkan manusia cerdas intelektualnya saja, akan tetapi juga cerdas spiritual dan emosionalnya. Pendidikan yang sistemik ini tentu tidak bisa dilakukan hanya dengan easy going saja, akan tetapi harus dirancang dengan design yang benar. Pendidikan akhlak yang menyatu dengan segenap jenjang, jalur dan subject matter mata pelajaran atau kuliah merupakan  kewajiban kita semua untuk merealisasikannya.

Hal ini sangat disadari oleh pengambil kebijakan kala membicarakan Perubahan Kurikulum 2013. Untuk menghasilkan manusia yang utuh atau paripurna, maka yang perlu ditekankan adalah membangun manusia yang bisa menyelaraskan antara iptek, iman dan taqwa. Melalui basis pemikiran “kompetensi inti” untuk mencetak manusia yang beriman dan bertaqwa, maka hal ini akan menjadi landasan bagi pengembangan karakter keilmuan bagi mitra belajar.

Jika kurikulum ini bisa dilakukan dengan benar dan disiapkan dengan baik, maka saya berkeyakinan bahwa pendidikan akan bisa menjadi jembatan emas untuk merenda generasi masa depan yang merupakan generasi unggul untuk Indonesia emas. Integrasi iptek, iman dan taqwa bukan sebuah kemustahilan akan tetapi merupakan keniscayaan.

Jadi mengembangkan pendidikan hakikatnya adalah membangun peradaban manusia yang adiluhung dan paripurna. Di dalam konsepsi Islam disebut sebagai insan kamil.

Wallahu a’lam bis shawab.

Categories: Opini