• January 2025
    M T W T F S S
    « Dec    
     12345
    6789101112
    13141516171819
    20212223242526
    2728293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

KOMPETISI SAINS MADRASAH

Di dalam berbagai wawancara dengan media nasional, baik televisi maupun media cetak saya sampaikan bahwa salah satu program untuk mengukur kemampuan sains di madrasah adalah melalui Kompetisi Sains Madrasah (KSM). Bagaimanapun juga kita mestilah memiliki wadah untuk mengetahui sejauh mana perkembangan dan kemajuan pendidikan sains di madrasah. Dan salah satu ukurannya adalah kompetisi ini.

Pada tahun 2013 yang lalu kita telah melaunching program baru terkait dengan pendidikan di madrasah. Program yang diluncurkan di Mataram Nusa Tenggara Barat (NTB) adalah Program Madrasah Riset Nasional yang disingkat Promadrina. Peluncuran program yang sangat orisinal ini dihadiri oleh Menteri Agama, Gubernur NTB dan pejabat Kementerian Agama Jakarta dan daerah.

Kita sungguh bergembira bahwa program riset madrasah sudah menjadi tradisi yang kuat di kalangan madrasah. Jadi riset bukan lagi menjadi otoritas perguruan tinggi, namun telah menjadi bagian dari program pendidikan di madrasah. Makanya, terdapat perkembangan yang antusias di kalangan guru dan siswa madrasah untuk melaksanakan riset ini.

Riset yang diselenggarakan oleh madrasah adalah riset-riset terapan yang hadir di sekitarnya. Tentu bukanlah riset dengan tingkat kecanggihan sebagaimana yang dibayangkan oleh para peneliti pada umumnya. Para siswa melakukan serangkaian uji coba yang dipandu oleh gurunya untuk menghasilkan produk riset yang sederhana tetapi memiliki keunggulan terapan.

Keunggulan tersebut disebabkan oleh bahan-bahan riset yang berasal dari lingkungan mereka sendiri dan yang dihasilkan adalah kebutuhan bagi masyarakat di sekelilingnya. Justru inilah sesungguhnya keunggulan dari riset yang dilakukan oleh para siswa madrasah.

KSM sebenarnya setara dengan Olimpiade Sains Nasional (OSN) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Secara kualitas sebenarnya ada kesamaan antara KSM dan OSN. Hanya saja materi kompetisi yang membedakannya. OSN lebih luas cakupannya dibanding KSM, demikian pula dari kepesertaan tentu lebih banyak OSN.

KSM yang dilakukan tahunan ini sebenarnya adalah salah satu cara untuk mengukur kemampuan para siswa madrasah di dalam kerangka pendidikan sainsnya. Melalui KSM ini kita ingin menjawab keraguan sebagian masyarakat tentang pendidikan sains di madrasah. Bukankah masih ada sebagian dari masyarakat yang meragukan program pendidikan sains di madrasah.

Kalau kita mengamati pendidikan sains di madrasah sebenarnya kita sudah bisa menyatakan bahwa pendidikan sains di madrasah sudahlah maju. Hanya saja sosialisasi program riset madrasah ini belumlah menarik media untuk mempublisnya. Pendidikan sains belumlah diangkat ke permukaan oleh media sedemikian kuat, sehingga belumlah memberikan imaje positif tentang keberadaan program ini.

Saya tentu bergembira dengan respon para pimpinan madrasah mengenai program riset madrasah ini. Bahkan saya juga tidak menduga bahwa riset sudah menjadi tradisi madrasah. Selama ini kita dijejali informasi bahwa riset adalah kewenangan pendidikan tinggi saja. Pandangan begini ternyata dirontokkan dengan realitas empiris bahwa madrasah sudah sedemikian maju di dalam program riset.

Jika Lakatos, pemikir pendidikan yang terkenal, sekian tahun lalu menginisiasi program riset yang menjadi inspirasi bagi dunia pendidikan tinggi, maka sebenarnya program riset madrasah juga seharusnya bisa menjadi inspirasi bagi pengembangan riset yang lebih massif. Tentu saja ada perbedaan antara Program Riset Lakatos dengan program Riset Madrasah. Perbedaan tersebut terletak pada dimensi kedalaman dan substansi riset serta kecanggihannya.

Namun demikian tentunya, kita mestilah mengapresiasi sedemikian kuat tentang program ini, sebab justru melalui madrasahlah akan bisa disemaikan sejumlah peneliti unggul di masa depan. Jika bisa dikelola dengan baik mereka yang telah mentradisikan riset ini, maka ke depan akan dihasilkan periset yang hebat dan berguna bagi masyarakat Indonesia.

KSM merupakan puncak dari aktualisasi pendidikan sains di madrasah. Jadi dengan KSM kita akan menemukan anak-anak madrasah yang hebat dan bertalenta tinggi di bidang sains. Bukankah Ibn Sina, Ibn Rusyd, Ibn Tufail, Al Khawarizmi, Al Jabir,  Ibn Khaldun, Imam Syafi’i, Imam Hanafi, Imam Ghazali dan sekian banyak lainnya adalah orang-orang yang sesungguhnya berasal dari pendidikan madrasah dalam pengertian generik.

Pendidikan agama ternyata merupakan pendidikan yang unggul untuk mencetak para ahli di dalam bidangnya. Jadi menurut saya tidaklah salah jika kita memiliki slogan “madrasah lebih baik, lebih baik madrasah”.

Wallahu a’lam bi al shawab.

Categories: Opini