• January 2025
    M T W T F S S
    « Dec    
     12345
    6789101112
    13141516171819
    20212223242526
    2728293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

JABATAN BARU AMANAH BARU

Saya sebenarnya nyaris tidak percaya bahwa saya akan ditempatkan pada jabatan baru sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI. Saya merasakan bahwa suasana pekerjaan di Direktorat Jenderal Pendidikan Islam sudah semakin kondusif. Bukan berarti sebelumnya tidak baik atau belum baik, akan tetapi rasanya kenyamanan bekerja sudah semakin terasa.

Saya teringat sehari sebelum dilantik menjadi Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, saya sempat bertanya kepada Pak Menteri Suryadharma Ali, kenapa saya dipindahkan dari jabatan saya sebelumnya. Beliau menyatakan bahwa Surat Keputuan Presiden tentang pengangkatan saya sudah ditandatangani dan besuk harus pelantikan. Jadilah akhirnya pelantikan dilaksanakan pada tanggal 11 April 2014 dan resmilah saya sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI. Sebuah jabatan yang sama sekali tidak pernah terlintas di dalam benak saya.

Saya menjadi teringat kala Pak Anggito Abimanyu menyatakan bahwa wajah saya tidak menggambarkan kegemberiaan kala dilantik Pak Menag. Kala itu beliau sedang di Arab Saudi. Saya tidak tahu apakah benar seperti itu, akan tetapi kalau saya melihat ulang foto saya waktu dilantik, kiranya penafsiran Pak Anggito memang tidak salah.

Menjadi Sekretaris Jenderal artinya menjadi pejabat administrative sesungguhnya. Jika menjadi Direktur Jenderal Pendidikan Islam, maka saya berada di dalam koridor dan konteks pengembangan pendidikan Islam, maka dengan jabatan baru ini, maka saya harus menjadi administrator yang tugasnya adalah memeriksa keluar masuk surat yang terkait dengan kementerian. Mengembangkan dan memperkuat aturan-aturan yang terkait dengan kinerja dan keberhasilan kementerian dalam penyelenggaraan program, menata dan mengembangkan SDM atau aparat pemerintah, menata dan mengembangkan kelembagaan kementerian, mengembangkan dan menata perencanaan agar relevan dengan tugas dan kewajiban kementerian, menata dan mengembangkan sarana prasarana kementerian, dan lainnya yang bercorak managerial. Yang juga tidak kalah pentingnya adalah mengkoordinasikan seluruh program dan kinerja  kementerian.

Jika saya lakukan flash back tentang kehidupan ini, maka sepertinya Tuhan memberikan tugas kepada saya dalam hal yang menyangkut kesekretariatan. Ketika saya menjadi mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel –kini UIN Sunan Ampel—maka saya juga dipercaya untuk menjadi Sekretaris Senat Mahasiswa Fakultas Dakwah. Kala itu yang menjadi ketua Senatnya adalah Slamet Suryanto (Alm).  Hal itu terjadi pada tahun 1982-1983. Pasca menjadi Sekretaris Senat di tingkat Fakultas, kemudian saya dipilih untuk menjadi Sekretaris Umum Badan pelaksana Kegiatan Mahasiswa (BPKM), tahun 1984-1985.  Suatu organisasi intra institute setelah dibubarkannya Dewan Mahasiswa sebagai akibat kebijakan Prof. Dr. Daoed Yoesoef, Mendikbud, tentang Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK).

Pada waktu itu, IAIN Sunan Ampel di Surabaya adalah pusatnya, sedangkan di tempat lain, seperti di Mataram, Malang, Pamekasan, Jember, Ponorogo, Kediri, Tulungagung, dan Samarinda adalah Cabang IAIN Sunan Ampel. Jadi luas kekuasaan BPKM juga seluas cabang-cabang IAIN Sunan Ampel tersebut. Ketua BPKM adalah A. Muhtadi Ridlwan, yang sekarang menjadi dosen di UIN Malang.

Kala saya menjadi dosen dan sedang belajar Program Doktor di Universitas Airlangga, maka saya dipilih menjadi Sekretaris Kopertais Wilayah IV dengan cakupan wilayah kekuasaannya adalah Jawa Timur, Bali, NTT dan NTB. Rasanya saya sudah pernah dating ke hamper seluruh PTAIS di Kopertais Wilayah IV. Prof. HM. Ridlwan Nasir kala itu menjadi Rektor IAIN Sunan Ampel dan ex ofisio sebagai Koordinator kopertaisnya. Empat tahun lebih saya menjadi Sekretaris Kopertais tersebut.

Lalu, melalui pilihan Senat IAIN Sunan Ampel, maka saya terpilih menjadi Pembantu Rektor II yang membidangi Administrasi Umum dan Keuangan. Sekali lagi juga masih terkait dengan persoalan tata kelola dan manegemen. Bersama Prof. Toha Hamim, Hamid Syarief dan Prof. Saiful Anam mendampingi Prof. HM. Ridlwan Nasir sebagai Rektor IAIN Sunan Ampel.

Akhirnya saya terpilih menjadi Rector IAIN Sunan Ampel yang dilantik oleh Pak Menteri Agama, Bapak Maftuh Basyuni tanggal 09 Januari 2009 dan hanya berlangsung selama tiga tahun, sebab Menteri Agama, Bapak Suryadharma Ali memanggil saya ke Jakarta untuk membantu Beliau sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Islam, pada tanggal 17 Januari 2012. Jabatan ini saya lewati selama dua tahun tiga bulan, sebab kemudian saya diangkat menjadi Sekretaris jenderal Kementerian Agama.

Saya terkadang merasa bahwa ini adalah garis kehidupan. Linearitas jabatan yang saya alami adalah bagian dari rencana Tuhan, yang saya juga tidak tahu dengan pasti. Saya terkadang merasa penganut  determinisme  tentang takdir Allah. Allahlah yang menentukan segala-galanya dan saya tinggal melaksanakan saja.

Makanya, meskipun saya mengungkapkan ketidaksiapan  tentang pengangkatan saya sebagai Sekjen, akan tetapi inilah garis tangan.  Kiranya hanya kepada Allah semata saya serahkan semuanya.

Wallahu a’lam bi al shawab.

 

Categories: Opini