NONTON BAND WALI PADA ACARA DI MONAS
NONTON BAND WALI PADA ACARA DI MONAS
Saya tidak pernah membayangkan nonton pertunjukan musik di panggung terbuka dengan posisi sebagaimana saya nonton pertunjukan band Wali di lapangan Monumental Nasional. Apalagi saya nonton bersama dengan Pak Sekjen Kementerian agama, RI., Dr. Bahrul Hayat dan juga Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya, Prof. Dr. Abd ala. Saya benar-besar di tempat VVIP, sebab saya nonton sepanggung dengan para awak Band Wali. Saya, Pak Bahrul Hayat dan Prof. Abd Ala duduk di pinggir panggung pertunjukan.
Acara ini diselenggarakan bersamaan dengan acara gerak jalan kerukunan antar umat beragama dan sekaligus juga acara puncak peringatan Hari Amal Bhakti Kementerian agama RI yang ke 68. Acara ini dihadiri oleh Wakil Presiden RI, Prof. Dr. Boediono dan beberapa Menteri Kabinet Indonesia bersatu II, Menteri Perumahan Rakyat, Djan Farid, Menteri Riset dan Teknologi, Prof. Dr. Gusti Muhammad Hatta dan tentu saja adalah hadir Menteri Agama RI, Dr. Suryadharma Ali dan segenap jajaran Kementerian Agama. Hadir juga Wakil Menteri Agama RI, Prof. Dr. Nasaruddin Umar, dan para pejabat eselon I, II dan III Kementerian Agama RI.
Pagelaran Band Wali adalah sebagai penutup acara gerak jalan ini. Semua sama was-was sebab sampai cukup siang grup band ini belum datang. Untunglah band Wali datang juga di saat para penonton yang memang mengharapkan kehadirannya. Saya pun khawatir sebab berita tentang kehadiran Group Band Wali ini simpang siur. Ada yang menyatakan sedang sholat, ada yang menyatakan masih on the way. Apalagi teriakan-teriakan Wali, Wali, Wali pun terus berkumandang. Untunglah bahwa grup band ini pun datang.
Begitu Grup Band Wali datang, maka teriakan memanggil nama-nama grup band ini pun makin menggema. Maka mengalunlah lagu demi lagu pop bernuansa religius. Secara konten memang lagu-lagu Grup Band Wali mengedepankan nilai spiritualitas. Coba kalau kita simak lagunya dengan syair alif ba ta ha, kho da daa sin syin. Atau lagunya dengan syair rabbana atina fiddin ya hasanah wa fil akhirati hasanah waqina adzaban nar.
Lagu-lagu yang dinyanyikan oleh Grup Band Wali memang sarat dengan nuansa religius. Berbeda dengan pemusik pop lain yang lebih menonjolkan cerita cinta dengan segala pernak-perniknya. Lagunya Grup Band Wali tampaknya tidak mengusung tema cinta antar jenis. Lelaki dan perempuan. Jika lagu-lagu grup band lain mendayu-dayu dengan lagu-lagu cinta yang hangat, akan tetapi lagu yang dilantunkan oleh Grup Band Wali justru sarat dengan cinta yang sangat universal, yaitu cinta kepada Tuhan.
Coba dengarkan dengan penuh perhatian, maka akan didapati bagaimana ungkapan universalitas cinta itu dilantunkan. Cinta tidak dimaknai sebagai relasi antar fisik sebagaimana lagu-lagu yang dilantunkan oleh penyanyi lain, akan tetapi adalah cinta universal kepada Tuhan, doa dan kasih sayang. Misalnya tentang lagunya yang berjudul Cari Berkah, Tobat Maksiat, Doaku untukmu Sayang, dan sebagainya adalah lagu-lagu yang dikemas dalam hamparan kasih sayang yang menggambarkan kecintaan kepada manusia dalam relasinya dengan Tuhan. Lagu-lagu tersebut berada di dalam album Cari Jodoh, Ingat Shalawat, Orang Bilang, Aku Bukan Bang Thoyib, dan sebagainya.
Nafas religius memang tampak di dalam nyanyian Grup Band Wali ini. Kehadiran lagu dengan tema seperti ini tentu terkait dengan personal band ini. Mereka adalah alumni pondok pesantren terkenal di Jawa dan Sumatera, sekaligus alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Grup Band yang dibentuk tanggal 31 Oktober 1999 ini adalah grup band dengan genre pop lokal adalah yang dididirikan oleh para santri. Muhammad Nu’man atau Nunu adakah alumni Pesantren Tebuireng, Ia lahir dari keluarga NU yang tulen berasal dari Sidoarjo. Selain itu juga ada Farhan alias Faank dan Aan Kurnia alias Apoy, yang pernah nyantri di Pondok Pesantren La Tansa Pandegelang Banten, kemudian Hamzah Shopi atau Ovie adalah lulusan Pondok Pesantren Al Hikmah An Najiyah, Bogor. Lalu ada Ihsan Busthomi alias Tomi lulusan Pondok Pesantren AL Falah Lampung.
Melalui latar belakang pendidikan seperti ini, maka pantaslah kalau lagu-lagu Grup Band Wali mengembangkan genre Pop Lokal yang mengusung nuansa keagamaan di dalam alunan musiknya. Memang ada gambaran religiositas di dalam alunan musiknya yang bercerita tentang Tuhan, manusia dan alam tersebut.
Saya merasa bergembira bahwa ada sejumlah anak-anak pesantren yang kemudian berkiprah di dalam seni musik atau menjadi pekerja seni yang hebat. Dengan profesinya sebagai pemusik yang berbasis pesantren, maka pantaslah kalau mereka kemudian menjadi pendakwah tentang agamanya dan religiositasnya.
Saya kira yang dilakukan mereka adalah perjalanan spiritual yang penting. Meskipun belum jelas pengaruh musik terhadap kehidupan spiritual, akan tetapi sekurang-kurangnya dengan mengangkat tema-tema religiositas ini, maka mereka akan memberi inspirasi bagi pada pengagumnya untuk melakukan upacara keagamaannya.
Sungguh kita merindukan akan semakin banyak anak muda dengan talenta musik yang baik dan berlatarbelakang pendidikan Islam yang akan menyuarakan Islam dari musik. Saya yakin mereka akan bisa menjadi idola bagi para pengagumnya, dan kemudian akan berpengaruh pada sikap dan perilakunya.
Wallahualam bisshawab.