• January 2025
    M T W T F S S
    « Dec    
     12345
    6789101112
    13141516171819
    20212223242526
    2728293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

PENDIDIKAN DAN RISET AL QURAN (2)

PENDIDIKAN DAN RISET AL QURAN (2)
Sesungguhnya bahwa dengan menjadikan AL Quran sebagai sumber riset akademis akan menghasilkan temuan yang sangat otentik tentang kebenaran AL Quran tersebut.
Menurut Menteri Agama, Dr. Suryadharma Ali, bahwa dengan menjadikan AL Quran sebagai sumber riset, maka akan menghasilkan para pengkajinya untuk memasuki Islam karena temuannya yang menakjubkan tersebut. Setelah melakukan pengkajian terhadap AL Quran, maka ada di antara mereka yang memasuki Islam. Sebut misalnya, Jacques Yves Costeau, ahli oceanografi yang mendapatkan kebenaran AL Quran. Lalu Demitri Bolikov, ahli fisika yang menyatakan bahwa suatu ketika matahari akan terbit dari barat. Kemudian Fidelma O’Leary, ahli neurologi yang menemukan rahasia sujud. Lantas Prof. William, yang menemukan bahwa tumbuhan bertasbih kepada Allah.
Melalui kajian yang objektif dan sungguh-sungguh ternyata menghasilkan temuan yang mencengangkan. AL Quran yang selama ini hanya diyakini sebagai kitab yang hanya dibaca saja dan tidak dikaji secara ilmiah ternyata ketika ilmuwan mengkajinya dengan serius, maka akan menghasilkan temuan yang mengagumkan.
Namun demikian, bukan tidak ada kritik terhadap keberpihakan masyarakat muslim khususnya para akademisnya tentang hal ini. Misalnya yang diungkapkan oleh salah seorang penanya dalam sesi tanya jawab pada acara diskusi tentang Pendidikan dan Riset AL Quran ini. Iskandar, menyatakan bahwa ketika di Aceh terjadi perang dan tsunami, maka yang datang adalah funding dari negara asing. Di dalam hal ini ternyata bahwa mereka juga tidak menggunakan pendekatan Islam. Bangak ora b hang menginginkan kesehatan dan kebahagiaan. Berdasarkan agama yang ada, maka agama Budha mengembangkan yoga, dan agama-agama lain juga mengembangkan tehnik yang bervariasi. oleh karena itu, maka saya melihat bahwa sesungguhnya juga banyak orang Islam yang mencari kebahagiaan di dalam agama Islam, akan tetapi tenyatabtidak didapatkan pusat pengembangan kebahagiaan di dunia TimurbTengah atau lainnya. Makanya perlu kajian untuk memadukan antara tasawuf dengan sains yang dapat dijadikan sebagai pusat penemuan kebahagiaan.
Menurut Dr. Suryadharma Ali, bahwa sesungguhnya umat Islam memiliki kontribusi yang besar terhadap Indonesia, yaitu sumbangannya terhadap kemerdekaan bangsa. Ketika berhadapan dengan para penjajah yang memiliki senjata modern, maka apa saja bisa dijadikan sebagai senjata. Ternyata bahwa dengan kekuatan iman dan Allah akbar ternyata bisa mengalahkan para penjajah.
Kemudian kontribusi lainnya ialah terhadap pendidikan. Tidak dapat dipungkiri bahwa umat Islam sudah memberikan sumbangan yang sangat besar terhadap dunia pendidikan di Indonesia. Melalui pesantren dan madrasah yang didirikan oleh masyarakat, maka pendidikan Indonesia bisa maju. Makanya tidak ada yang meragukan tentang kontribusi umat Islam terhadap masyarakat dan bangsanya.
Di dalam hal ini, keinginan untuk menjadikan tasawuf sebagai sumber dan pusat pencarian kebahagiaan tentu merupakan langkah yang sangat baik. Dan sebagaimana diketahui bahwa selama ini tasawuf sudah teruji sebagai tempat bagi pencari Tuhan dan pencari kebahagiaan melalui berbagai cara peribadatan yang khas. Jadi kalau ada upaya ilmiah untuk mengkaji hal ini tentu merupakan kajian yang sangat menarik.
Hingga saat ini masih ada anekdot bahwa kita menemukan Islam di Barat dan tidak menemukan Islam di Timur Tengah atau dunia Islam. Kita harus mengubah anekdot ini dengan cara menjadikan AL Quran sebagai sumber pedoman kehidupan dan sekaligus juga sebagai sumber kajian ilmiah yang mendasar. Dengan cara seperti ini, maka Islam akan leading di dalam kehidupan masyarakat di dalam pergaulan duniawi.
Sekarang ini pengkajian terhadap Islam di Indonesia lebih universal. Dengan berdirinya UIN maka pengkajian terhadap ilmu keislaman integratif itu dapat dilakukan. Yang dikaji tidak hanya Islam dalam pengertian fiqh, Hadits, tafsir, tasawuf dan sebagainya akan tetapi mengkaji ilmu yang bercorak lebih luas. Yaitu ilmu sosial, humaniora serta sains dan teknologi. Melalui wider mandate tentang pengembangan ilmu ini, maka ke depan tentu akan dihasilkan ilmu integratif yang merupakan mandate untuk pengembangan keilmuan.
Di tengah usaha untuk mengembangkan riseet al Quran ini ternyata juga ada banyak otokritik yang bisa dialamatkan kepada kita sebagai umat Islam dan para pengkaji ilmu keislaman. Diantaranya adalah bahwa AL Quran hanya dijadikan bacaan saja dan tidak dilakukan kajian terhadapnya. Memang harus diakui bahwa AL Quran masih diperlakukan sebagai kitab yang hanya dibaca, dan dengan membacanya kita sudah memperoleh pahala sebagaimana yang diinginkan. Di Asia Tenggara, misalnya bahwa cara memperlakukan AL Quran sebatas sebagai kitab bacaan. Dengan demikian AL Quran belumlah dijadikan sebagai sumber inspirasi untuk menghasilkan ilmu pengetahuan. Riset AL Quran belum menjadi tradisi yang kuat di antara kita.
Memang, dewasa ini sudah ada kajian yang menghubungkan antara ilmu dan Islam. Kajian ini dilakukan dengan menggandeng beberapa perguruan tinggi, misalnya ITB, UI, ITS, UGM dan sebagainya. Kajian ini kemudian menghasilkan tentang AL Quran dalam tafsir sains atau yang sering juga disebut sebagai tafsir ilmi. Melalui kajian semacam ini, maka AL Quran telah dibedah dengan menggunakan ilmu lainnya. Misalnya menghasilkan fisika dalam AL Quran, biologi dalam AL Quran, fisika dalam AL Quran dan sebagainya.
Hanya saja bahwa proyek semacam ini sangat tergantung kepada keberpihakan para akademisi dan pengambil kebijakan untuk kepentingan pembelajaran, baik di perguruan tinggi maupun pendidikan setara pendidikan menengah. Rasanya memang diperlukan proyek yang secara berkesinambungan melakukan kajian dalam tema tafsir ilmi ini, sehingga ke depan akan terus dihasilkan temuan-temuan yang mendasar.
Oleh karena itu agar proyek kajian atau riset AL Quran akan dapat dilaksanakan secara memadai, maka harus ada sinergi antara ilmuwan AL Quran, ilmuwan sosial, humaniora serta sains dan teknologi dan juga para pengambil kebijakan agar program riset AL Quran yang berkesinambungan akan dapat dilaksanakan secara sistematis dan terprogram.
Wallahualam bisshawab.

Categories: Opini