• January 2025
    M T W T F S S
    « Dec    
     12345
    6789101112
    13141516171819
    20212223242526
    2728293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

PENDIDIKAN DAN RISET AL QURAN (1)

PENDIDIKAN DAN RISET AL QURAN (1)
Pagi ini, Senin 16 Desember 2013, Menteri Agama RI, Dr. Suryadharma Ali, menghadiri acara yang sangat prestisius di Universiti Teknologi Malaysia (UTM) di Johor Bahru Malaysia. Acara ini dihadiri oleh pejabat perguruan tinggi dan juga duta besar RI di Malaysia, Konsulat Jenderal RI di Johor Bahru dan stafnya, dan mahasiswa di UTM.
Sesuai dengan sambutan Pro Cancelor, Prof. Dr., Mohammad Rizuwan bin Haji Sholeh, bahwa acara ini sangat penting sebab akan membahas tentang Pendidikan dan Riset AL Quran yang dirasakan menjadi fondasi bagi pendidikan khususnya untuk menjadikan AL Quran sebagai sumber pengetahuan melalui kajian terhadap AL Quran itu sendiri. AL Quran menjadi sumber segala hukum, sumber nilai dan etika, serta sumber ilmu pengetahuan dan berbagai kajian ilmiah, sehingga dengan menjadikannya sebagai pusat riset maka pengembangan ilmu pengetahuan akan menjadi lebih luas. AL Quran tidak saja sebagai pedoman beriman dan beribadah, akan tetapi juga sebagai sumber ilmu pengetahuan.
Universiti Teknologi Malaysia (UTM) menggunakan simbol Kerana Tuhan untuk Manusia, maka visi pendidikan di UTM tentu tidak saja sebagai amalan beragama tetapi juga untuk pengkajian Islam yang semua itu merupakan bagian dari karunia Tuhan. Dengan terus melakukan kajian terhadap AL Quran, maka diharapkan bahwa pengembangan ilmu pengetahuan selalu berbasis AL Quran sebagai kitab suci umat Islam. Di dalam hal ini, juga diharapkan dapat terjalin kerjasama antara Pemerintah Indonesia khususnya Kementerian Agama dengan perguruan tinggi di Malaysia khususnya UTM.
Menurut Dr. Suryadharma Ali, bahwa al Quran adalah sumber dari semua hal di dunia ini dan juga yang akan datang. AL Quran merupakan kitab suci yang lengkap baik sebagai pedoman ibadah, bermasyarakat dan beragama, dan juga sebagai sumber inspirasi ilmiah.
Akhir-akhir ini kajian terhadap AL Quran sudah sangat banyak. Ia tidak hanya dikaji melalui dunia pendidikan tinggi, tetapi juga di dunia birokrasi dan kantor-kantor. Artinya bahwa AL Quran tidak hanya dijadikan sebagai sumber ibadah, akan tetapi juga dikaji dengan riset ilmiah. AL Quran dikaji dalam bentuknya yang makin positif. Bahkan juga tidak hanya dikaji oleh umat Islam tetapi juga dikaji oleh para pengkaji dari non muslim. Dan terkadang hasilnya sangat mengejutkan, terutama dalam temuannya dan bahkan bisa mengubah keyakinan pengkajinya.
Islam adalah agama yang komprehensif, mencakup semua aspek kehidupan. AL Quran merupakan mu’jizat yang akan terus dapat dijadikan pedoman di dalam kehidupan, akan tetapi juga menjadi bahan kajian ilmiah yang tidak putus-putusnya.
AL Quran menjadi sumber kajian terhadap seluruh alam ini, baik yang terkait dengan kehidupan duniawi sekarang ini dan juga sebagai sumber inspirasi untuk melakukan kajian dengan akal dan perasaan.
AL Quran dapat dijadikan sebagai bahan kajian, misalnya mengenai semut yang kecil sampai gajah yang besar. Termasuk kajian terhadap peredaran massa, bulan, matahari dan jagat raya. AL Quran dapat dikaji melalui pengamatan melalui indrawi dengan cara mengamati. Ada ayat yang menjelaskan agar kita melakukan pengamatan indrawi. Kemudian juga pengamatan melalui rasio. AL Quran mengakui akal sebagai salah alat untuk menentukan kebenaran. Manusia diminta untuk melakukan pengamatan melalui akal. Afala ya’qilun. Lalu pengamatan melalui intuisi atau suara hati. Manusia memiliki suara hati atau intuisi. Pengamatan indrawi dan akal memiliki kelemahan, maka intuisi memperlihatkan tentang kemampuan intuisi untuk memahami yang abstrak konseptual. Manusia dapat memahami tentang sesuatu meskipun sedikit. oleh karena itu umat Islam harus memaksimalkan ketiganya, maka riset akan menjadi bagian penting dan umat Islam akan menjadi leading di bidang ilmu pengetahuan.
Dewasa ini ada suatu diskursus baru tentang integrasi ilmu. Semenjak dahulu memang sudah ada pembidangan ilmu, misalnya AL Ghazali dengan ilmu syariah dengan ilmu gairah syariah, ilmu Khaldun dengan ilmu umum dan ilmu agama. Akan tetapi pada masa lalu semua ilmuwan Islam memiliki dua atau tiga kemampuan di bidang ilmu. Misalnya menguasai ilmu agama dan ilmu umum. Makanya pengembangan ilmu tersebut bisa bersumber dari AL Quran.
Sekarang sudah ada perkembangan baru, sebab tidak ada pembidangan ilmu yang rigit. Islam sesungguhnya tidak memisahkan antara ilmu tersebut. Di dalam hal ini, sedang dikaji bagaimana menempatkan integrasi tersebut, yaitu apakah pada level ontologis atau epistemologis. Menarik apa yang dinyatakan oleh Amin Abdullah, yaitu pada kajian teks dengan penafsiran yang kental melalui pendekatan bayani. Kemudian kedua, muncul gagasan tentang pentingnya mengadaptasi ilmu sosial humaniora dan teknologi. Tradisinya menggunakan nalar Burhani. Lalu muncul gagasan tentang perlunya kajian Islam dengan menggunakan ilmu lain. Kajian Islam penting menggunakan ilmu lain, misalnya sejarah, sosiologi, teknologi dan sebagainya. Pemikiran ini akhirnya diterima meskipun ada beberapa yang meragukannya. Yang menerimanya didasari oleh pemikiran bahwa yang dikaji bukan agamanya akan tetapi keilmuannya. Pendekatan yang digunakan adalah irfani. Lalu lainnya adalah kajian yang menekankan pada ketiganya, yaitu menggunakan nalar bayani, nalar burhani, nalar irfani yang digunakan semuanya, sehingga menghasilkan kajian yang lebih komprehensif dan menyatu. Misalnya di fakutas Tarbiyah, maka ketiga epistemologi tersebut harus digunakan sekaligus, sehingga hasilnya akan lebih mengedepan. Pendidikan tidak hanya akan menghasilkan orang yang pintar saja, akan tetapi juga sikap dan tindakan yang benar.
Dengan menggunakan tiga pendekatan ini, maka sains akan merupakan ilmu islami dan bukan ilmu umum sebagaimana pandangan selama ini. Menurut Hussein Naser, bahwa tidak ada pemisahan ilmu, sebab ilmu sesungguhnya berasal dari Allah dan sesungguhnya ilmu adalah satu.
Dengan menggunakan ketiga epistemologi ini, maka pendidikan tidak hanya akan menghasilkan manusia yang cerdas tetapi juga yang berakhlakul karimah. Ahli pendidikan Islam memiliki pengetahuan yang komprehensif, memiliki pengetahuan yang utuh sehingga akan menghasilkan agen pendidikan yang benar.
Melalui riset terhadap Alquran, maka akan ada banyak kajian yang menghasilkan produk riset yang membenarkan realitas kebenaran AL Quran. Ada sejumlah tema yang dihasilkan dari kajian AL Quran, yaitu tema yang terkait dengan alam dan manusia, yang sesungguhnya sudah menjadi kajian menarik di barat. Makanya, ada banyak pengkaji AL Quran yang kemudian menjadi muslim karena melakukan kajian terhadap AL Quran. Misalnya Maurice Buchaile, yang kemudian menjadi muslim karena kajian terhadap ayat yang bercerita tentang Firaun.
Dengan mengkaji AL Quran melalui riset akademis yang benar ternyata bisa menghasilkan kebenaran tentang kandungan isi dari ayat-ayat AL Quran. Oleh karena itu tentu tidak ada keraguan jika seandainya dilakukan penelitian yang sungguh-sungguh terhadapnya. Jika demikian, maka pengkajian terhadap AL Quran dengan disiplin ilmiah ternyata justru akan bisa menguak kebenaran AL Quran itu sendiri.
Wallahualam bisshawab.

Categories: Opini