• January 2025
    M T W T F S S
    « Dec    
     12345
    6789101112
    13141516171819
    20212223242526
    2728293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

AGAMA SEBAGAI IMAM PERUBAHAN

AGAMA SEBAGAI IMAM PERUBAHAN
Di dalam acara Temu Tokoh Agama, Menteri Agama RI, bapak Dr. Suryadharma Ali, mengungkap tentang agama sebagai imam perubahan. Suatu istilah sosiologis yang sangat penting untuk dibahas secara lebih mendalam.
Perubahan merupakan keniscayaan di dalam kehidupan ini. Tidak ada sesuatu yang terus menerus ajeg atau stagnan melainkan selalu berada di dalam proses perubahan yang akan terus terjadi. Di dalam konteks perubahan ini, maka agama dapat memainkan peranan penting, yaitu sebagai pengarah perubahan. Agama dengan seperangkat aturan yang dijadikan pedoman untuk mengatur kehidupan tentu bisa menjadi faktor penting di dalam mengarahkan perubahan tersebut.
Di dalam kehidupan ini sangat dipastikan akan terdapat konflik, baik yang berskala kecil maupun besar. Menurut Pak Suryadharma Ali, bahwa konflik adalah sesuatu yang biasa terjadi di dalam kehidupan masyarakat. Tidak ada suatu masyarakat dalam kehidupannya yang nihil dari konflik. Konflik merupakan hal yang biasa di dalam masyarakat yang memang memiliki potensi untuk melakukannya.
Sejarah kehidupan manusia sesungguhnya juga dimulai dengan konflik ini. Cerita di dalam kitab Suci juga menjelaskan bahwa mula pertama konflik adalah antara sesama saudara, yaitu putra Nabiyullah Adam AS., Qabil dan Habil. Di dalam sejarah agama Semitis, maka konflik pertama di dunia pasca diturunkannya Nabi Adam AS., adalah konflik antara sesama saudara ini. Di dalam sejarah agama disebutkan bahwa konflik itu bermula dari persoalan ibadah, keikhlasan dan ketidakikhlasan. Habil diterima ibadahnya oleh Allah dengan indikator tertentu, sedangkan Qabil tidak diterima ibadahnya karena indikator tertentu.
Konflik individu yang berakhir dengan pembunuhan ini adalah cerita panjang tentang konflik yang juga terus terjadi di belahan dunia hingga sekarang ini. Selama di tempat itu ada manusia dan komunitas atau masyarakatnya, maka dapat dipastikan akan terjadi konflik dengan skalanya masing-masing. Oleh karena itu, maka konflik adalah sebuah kelaziman di dalam sebuah masyarakat.
Di antara perangkat kehidupan yang diberikan oleh Allah adalah nafsu amarah. Karena manusia memiliki potensi amarah itu, maka konflik tidak bisa dihindarkan. Benturan kepentingan, keinginan dan kemauan yang sangat variatif di dalam kehidupan dalam banyak hal menjadi pemicu konflik. Makanya, menurut Pak Suryadharma Ali, bahwa konflik itu sesuatu yang biasa terjadi di dalam masyarakat.
Konflik menjadi luar biasa sebab ada kelompok lain atau individu lain yang menjadi pembuatnya. Di sini ada agen atau aktor yang sering berperan sebagai penguat konflik.
Konflik yang sesungguhnya berskala sangat mikro bisa menjadi makro karena peran para agen atau aktor yang menghembuskan perpecahan atau konflik. Konflik yang semula bercorak individual bisa ditarik ke atas menjadi konflik komunitas dan bahkan konflik masyarakat. Dengan dalih pembelaan, solidaritas dan ikatan persahabatan, kekeluargaan atau lainnya, maka konflik tersebut menjadi berskala besar. Bahkan yang lebih menyedihkan kemudian agama dijadikan sebagai faktor penguat dan menentukan terhadap konflik tersebut. Masih bisa dirasakan betapa terjadinya konflik di beberapa wilayah di Indonesia sesungguhnya dipicu oleh masalah-masalah individual.
Tuhan memberikan potensi kemarahan pada manusia akan tetapi Tuhan juga menurunkan ajaran agama sebagai pedoman untuk mengelola konflik. Demikian penjelasan Pak Suryadharma Ali. Semua agama memberikan ajarannya yang sangat baik dan mendasar tentang bagaimana mengelola konflik ini. Setiap ajaran agama mengajarkan tentang kasih sayang, kesabaran, kejujuran, kerukunan dan juga ajaran lainnya yang mengarah kepada perilaku yang baik dan menghindari perilaku yang jelek. Agama diturunkan untuk memperbaiki akhlak manusia,
Ada banyak ajaran bahwa orang yang sabar adalah kekasih Tuhan, orang yang memberikan kasih sayang pasti akan mendapatkan kasih sayang. Orang yang jujur pasti memperoleh balasan kebaikan dan seterusnya. Oleh karena itu dibalik Allah memberikan berbagai macam nafsunya kepada manusia, maka Allah memberikan pedoman untuk mengelola dan mengatur nafsunya tersebut.
Agama dengan demikian akan bisa menjadi imam di dalam mengatur kehidupan ini. Agama sekaligus juga menjadi imam bagi perubahan di dalam masyarakat. Agama dapat menjadi pengarah bagi perubahan sosial politik ekonomi dan kebudayaan bagi masyarakat.
Jika agama dijalankan dengan benar sesuai dengan ajaran-ajarannya, maka dapat dipastikan bahwa agama akan menjadi jalan keselamatan bagi manusia dan masyarakat.
Wallahualam bisshawab.

Categories: Opini