Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

MEMBANGUN IAIN DI ERA KOMPETISI

Institusi macam apapun pasti menghendaki di dalam dirinya keinginan untuk berubah. Kita semua tentu masih ingat bahwa salah satu pelajaran tentang kehidupan sosial yang mendasar adalah perubahan itu. Itulah sebabnya, perubahan merupakan kunci di dalam menggapai keinginan untuk maju di masa depan.

Di dalam kampanye Barack Obama, maka salah satu hal yang harus tetap diusahakan adalah perubahan. Change, we can believe ini. salah satu buku yang mengupas tentang Obama, sekurang-kurangnya ada tiga kata kunci bagaimana bangsa Amerika harus kembali leading di dalam kehidupan global. Pertama, adalah perubahan. Perubahan merupakan inti kehidupan sosial. Hampir tidak didapati di dunia masyarakat yang stagnan. Semua mengalami perubahan. Hanya saja ada perubahan yang cepat dan ada perubahan yang lambat. Pada masyarakat tradisional perubahan tersebut berjalan lambat. Perubahan tersebut membutuhkan waktu yang lama. Bahkan terkadang perubahan tersebut terjadi dengan sendirinya, by accident. Sedangkan pada masyarakat maju, maka perubahan bisa terjadi secara cepat. Perubahan bisa dilakukan dalam waktu yang singkat.perubahan bahkan dapat diarahkan, secara akseleratif, by design.

Kedua, kompetisi. Di dunia yang global ini maka kata kuncinya adalah siapa yang bisa berkompetitif maka dialah yang akan leading. Amerika bisa saja kalah dari negara lain kalau tidak terus menggelorakan kompetisi bangsanya. Amerika yang sudah demikian digdaya ternyata masih membutuhkan untuk memompa semangat kompetitif bagi bangsanya. Untuk bisa berkompetisi tentunya harus memiliki keunggulan. Tentu tidak hanya keunggulan komparatif tetapi juga keunggulan kompetitif. Salah satu syarat dalam kerangka untuk mencapai tujuan maksimal –kesejahteraan, keamanan, kenyamanan dan sebagainya—maka mutlak dibutuhkan kemampuan berkompetisi dengan masyarakat dan bangsa lain. Salah satu kendala dalam rangka memajukan masyarakat di kalangan masyarakat tradisional adalah kemampuan berkompetisi yang rendah.

Ketiga, peluang. Di era global, maka yang mendasar adalah bagaimana mampu mengisi peluang meskipun terbatas dan kecil. Siapa yang memiliki kemampuan untuk memanfaatkan peluang, maka akan besar kemungkinannya untuk menguasai pergaulan di dunia global. Makanya, kemampuan kompetisi dan kemampuan membaca peluang akan sangat menentukan dalam kerangka untuk menjadi leading di era global.

IAIN Sunan Ampel dewasa ini sedang menapaki dunia global. Persaingan antar perguruan tinggi juga sangat ketat. Banyaknya perguruan tinggi dengan varian program studi merupakan tantangan yang luar biasa bagi eksistensi perguruan tinggi kita. Tantangan itu tidak hanya datang dari 50 lebih  PTAIN yang terseari di seluruh Indonesia, tetapi juga perguruan tinggi swasta yang bertebaran di seantero wilayah Indonesia.

Di tengah persaingan tersebut, maka tiga kata kunci sebagaimana diuraikan di muka menjadi penting untuk disimak ulang. Ada sejumlah pertanyaan besar yang terkait dengan perubahan di sekitar kita. Apakah para pemimpin dan staf sudah menyadari bahwa kita sedang berada di dalam suatu keadaan di mana siapa yang unggul adalah dia yang dicari. Perubahan menjadi unggul tentunya bukan hanya sekedar retorika saja tetapi harus menjadi kenyataan, dari pikiran konseptual kemudian dapat terimplementasi.

Berikutnya, keinginan untuk menjadi unggul sehingga dapat berkompetisi dengan lainnya. Untuk menjadi unggul maka dibutuhkan pengetahuan, sikap dan tingkah laku yang relevan dengan keinginan unggul tersebut. setiap lembaga tentunya harus menciptakan unggulan-unggulan tertentu. Dengan keunggulan itulah maka kita akan dikenal sebagai institusi yang disegani. Dulu setiap pesantren itu memiliki keunggulannya sendiri-sendiri, sehingga ada branding, karakteristik, unggulan yang dapat dijadikan sebagai rujukan untuk sesuatu dan lain hal.

Lainnya adalah kemampuan membaca peluang. Institusi kita ini harus bisa membaca trend masyarakat mau kemana. Ada kemampuan membaca arah perubahan apa yang akan terjadi dalam waktu dekat atau jauh. Tanpa kemampuan membaca peluang yang terjadi, maka institusi itu akan menjadi mumi, institusi yang tidak peka terhadap kecenderungan perubahan di sekitarnya.

Jika IAIN Sunan Ampel mau maju, maka tiga hal tersebut harus menjadi mindset di kalangan pimpinan dan staf atau sivitas akademikanya.

Categories: Opini