• January 2025
    M T W T F S S
    « Dec    
     12345
    6789101112
    13141516171819
    20212223242526
    2728293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

PENINGKATAN KUALITAS GURU

PENINGKATAN KUALITAS GURU
Hari Selasa, 27 Nopember 2013, saya diundang oleh STAIN Salatiga untuk memberikan ceramah dengan tema “Peningkatan kualitas Guru Madrasah dan PAI pada Sekolah” dalam rangka kuliah perdana pada program Strata dua di lembaga pendidikan Islam tersebut. Hadir di forum itu adalah sejumlah dosen STAIN Salaiga, Ketua STAIN, wakil Ketua STAIN dan juga Direktur Program Pascasarjana dan seluruh mahasiswa PPs STAIN Salatiga.
Saya tentu saja sangat bergembira karena bisa mengajar di program PPS ini. Lama juga rasanya tidak mengajar di kelas. Meskipun saya sering berbicara tetapi forumnya tidaklah forum khusus mengajar dengan mahasiswa yang terfokus. Biasanya selalu saja stadium general yang pesertanya sangat variatif, mulai mahasiswa strata satu sampai strata tiga dan juga dosen-dosennya.
Saya tentu saja memberikan gambaran tentang tantangan pendidikan Indonesia yang mesti harus direspons oleh kita semua dan tentunya oleh para guru. Tantangan tersebut dapat dipetakan ke dalam dua hal, yaitu tantangan internal dan tantangan external.
Pertama, tantangan internal kita adalah tentang kualitas guru yang masih diragukan banyak kalangan. Masih banyak yang menyatakan bahwa kualitas para guru berada di bawah standart. Jika kita menggunakan ukuran ketika dilakukan Uji Kompetensi Awal (UKA), maka suatu kenyataan bahwa secara Renata nasional bahwa nilai yang diperoleh para guru berada di bawah standart, yaitu 44,22. Angka ini tentu saja berada di bawah Renata lulusan yang seharusnya adalah 60,00. Kemudian juga kenyataan bahwa tidak ada bedanya antara guru yang sudah disertifikasi dengan guru yang belum disertifikasi dalam hal kualitas pembelajaran dan kualitas hasil pembelajaran. Guru yang sudah disertifikasi belum menunjukkan performance yang memadai tentang status profesionalitasnya. Artinya bahwa mindset para guru belum menggambarkan besarnya tanggungjawab profesi yang seharusnya disandangnya. Citra kurang baik inilah yang kiranya harus menjadi tantangan para guru kita di dalam kerangka peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
Kualitas guru hakikatnya adalah persoalan kesadaran akan tanggungjawab yang sesungguhnya dibebankan pada diri para guru. Sebagai orang profesional, maka di dalam dirinya harus tumbuh dan berkembang tentang kompetensi profesional, kompetensi pedagogis, kompetensi sosial dan kepribadian. Kompetensi pedagogis dan profesional tentu terkait dengan program pendidikan di lembaga-lembaga yang mengelola pendidikan keguruan, sedangkan kompetensi sosial dan kepribadian adalah tergantung kepada aspek sikap dan tindakan para guru dalam berkomunikasi dan berkelakuan di tengah kehidupan masyarakat, baik ketika berada di lembaga pendidikan maupun di masyarakat yang lebih luas.
Kompetensi ini bukan sesuatu yang given. Akan tetapi dapat dipelajari dan dibiasakan. Kompetensi pedagogis jelas merupakan kompetensi yang ada kaitannya dengan lembaga pendidikan seperti fakultas tarbiyah atau fakultas keguruan. Pada lembaga semacam ini maka merah hitamnya para guru akan dihasilkan. Sedangkan kompetensi profesional tentu masih harus ditentukan oleh faktor pengalaman. Semakin lama menjadi guru maka idealnya tentu akan semakin profesional.
Kedua, faktor eksternal yaitu tantangan globalisasi yang tentu tidak bisa dilawan. Di era globalisasi ini, maka tantangan para guru adalah semakin terbukanya berbagai informasi yang didapat dari media teknologi informasi. Berbagai perilaku menyimpang dari para siswa belakangan ini tentu merupakan dampak negatif dari teknologi informasi. Berbagai bentuk kenakalan remaja atau siswa seperti perkelahian atau tawuran antar siswa, pembuatan video porno atau narkoba yang masuk ke sekolah-sekolah adalah efek negatif dari pergaulan yang makin bebas dan difasilitasi oleh teknologi informasi.
Di tengah kehidupan yang makin permisiveness dan terbuka ini maka para guru memiliki tantangan yang sangat besar. Guru harus bisa memberikan jawaban bahwa lembaga pendidikan adalah tempat yang menyediakan layanan yang beraksentuasi pada pengembangan dan juga perbaikan mentalitas dan karakter siswa. Guru harus menjadi penangkal akan hadirnya perilaku menyimpang dan mengembalikannya pada dimensi perilaku yang benar dan sesuai dengan tata nilai sosial yang bersumber dari agama-agama.
Untuk menjaga profesionalitasnya dan kemampuan akademik para guru, maka lembaga pendidikan tinggi, seperti Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Pendidikan tentu memiliki peluang dan tanggungjawab yang besar. Oleh karena itu, maka ada dua peran yang bisa dimainkan oleh lembaga pendidikan ini, yaitu:
Pertama, lembaga pendidikan tinggi harus menjadi Center of Academic Recharging (CAR). Di dalam konteks ini, maka seharusnya PTAIN, khususnya Fakultas Tarbiyah atau jurusan Tarbiyah mestinya dapat menjadi lembaga yang berfungsi untuk mengembangkan secara terus menerus terhadap kemampuan akademik para guru. Para guru tidak bisa dibiarkan berkembang apa adanya akan tetapi harus secara terus menerus atau berkala dibina agar kekuatan kompetensi akademiknya tidak berkurang. Para guru dituntut untuk mengikuti perkembangan zaman, makanya satu hak yang tidak bisa diabaikan adalah merawat dan mengembangkan kompetensi akademisnya tersebut.
Kedua, lembaga pendidikan tinggi sebagai Center of Profesional Recharging (CPR). Guru harus terus menerus menjaga kualitas profesionalnya. Guru tidak boleh hanya mendasarkan kemampuannya pada apa yang sudah didapatnya. Sebagai guru profesional, maka kemampuan atau kompetensi profesional dan lainnya harus terus dijaga. Sebagai kunci keberhasilan pendidikan, maka guru harus terus menjaga kompetensinya agar perbaikan kualitas pendidikan dapat diraih di masa depan. Oleh karena itu, harus ada sebuah institusi yang bertugas untuk membangun dan mengembangkan kompetensinya tersebut di masa sekarangd an akan datang. Di dalam konteks ini, maka fakultas Tarbiyah atau jurusan Tarbiyah harus mengembangkan dan memanggul tugas mulia ini.
Melalui program yang relevan dengan kebutuhan para guru dalam peningkatan kualitas pendidikan, maka kita optimis bahwa pendidikan Indonesia ke depan akan lebih baik. Pendidikan Indonesia harus one step ahead. Dan itu sangat tergantung kepada bagaimana kita mengelola para guru sebagai kunci keberhasilan pendidikan.
Wallahualam bisshawab.

Categories: Opini