• January 2025
    M T W T F S S
    « Dec    
     12345
    6789101112
    13141516171819
    20212223242526
    2728293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

GERAKAN MAHASISWA CINTA AL QUR’AN

GERAKAN MAHASISWA CINTA AL QUR’AN
Pada waktu pembukaan acara Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) di IAIN Sunan Ampel Mataram, tanggal 18 November 2013, dilakukan suatu kegiatan yang sangat prospektif bagi pengembangan dan pendalaman AL Quran, yaitu pemberian bantuan pendidikan kepada para mahasiswa yang menghafal AL Quran. Tema kegiatan ini adalah Gerakan Mahasiswa Cinta al Quran atau disingkat GEMA CINTAQU.
Pemberian bantuan pendidikan kepada para penghafal AL Quran ini adalah gagasan Menteri agama RI, Dr. Suryadharma Ali di dalam acara orasi ilmiah di hadapan civitas akademika UIN Malang sekian bulan yang lalu. Pak Menteri Agama memberikan gambaran pada waktu itu bahwa para mahasiswa yang menghafal AL Quran harus diberikan bantuan pendidikan.
Sebagaimana yang diketahui bahwa dewasa ini, seirama dengan perkembangan munculnya Ma’had AL Jami’ah di berbagai lembaga pendidikan tinggi Islam, atau PTAI, maka banyak mahasiswa yang tertarik menjadi penghafal AL Quran. Bahkan konon katanya di UIN Malang ada sebanyak kurang lebih 20 persen mahasiswanya yang menjadi penghafal AL Quran. Di UIN Sunan Ampel Surabaya juga ada ratusan mahasiswa yang menjadi penghafal al Quran. Demikian pula di sejumlah PTAN di Indonesia.
Fenomena ini tentu sangat menarik. Artinya bahwa di tengah kehidupan yang semakin mengglobal, dengan indikasi materialisme, konsumerisme, hedonisme, fragmagisme yang semakin menggejala, serta banyaknya pemakai narkoba, kenakalan remaja dan pemuda, ternyata juga semakin banyak yang menjadi penghafal AL Quran. Bahkan banyak juga wisudawan dari program studi sains dan teknologi yang mereka adalah para penghafal AL Quran.
Dewasa ini lembaga pendidikan tinggi juga menjadi sasaran dari berbagai pemikiran dan praksis keagamaan yang beraneka ragam. Ada radikalisme yang diusung oleh pemikiran keagamaan dengan pemahaman yang fundamental, ada pemikiran liberal yang diusung oleh pemikiran keagamaan yang mengedepankan kebebasan dan Hak Asasi Manusia (HAM) dan juga pemikiran sosial lain yang menjadi arus utama pemikiran yang terjadi dewasa ini. Pemikiran seperti Marxisme, atau pemikiran kiri lainnya, seperti Che Guevara, dan sebagainya banyak dikaji dan dijadikan sebagai dasar praksis tindakan. Oleh karena itu dengan semakin banyaknya mahasiswa yang mencintai AL Quran tentulah merupakan fenomena yang menarik untuk dicermati dan dilakukan tindakan untuk melakukan pemihakan.
Hal ini tentunya sangat menggembirakan. Berbagai kenyataan tentang betapa banyaknya mahasiswa PTAI yang menjadi penghafal AL Quran tentu juga menjadi indikasi betapa telah terjadi reformasi di dalam diri mahasiswa. Jika selama ini ada banyak tudingan bahwa mahasiswa PTAI semakin condong ke kajian ilmu sosial kiri, maka sesungguhnya juga terjadi bandul berayun bahwa juga semakin banyak yang mencintai AL Quran. Jadi dengan semakin banyaknya mahasiswa yang menjadi penghafal AL Quran, maka tentu memberikan gambaran tentang keberhasilan pendidikan di bawah kementerian agama.
Berdasar atas realita empiris ini, maka Menteri Agama RI, Dr. Suryadharma Ali, lalu memberikan bantuan pendidikan yang cukup memadai. Bagi mereka yang hafal 20 sampai 30 jus AL Quran, maka diberikan bantuan sebanyak lima juta rupiah. Sedangkan bagi mereka yang hafal 10 sampai 20 jus AL Quran diberikan bantuan sebanyak empat juta rupiah dan bagi mereka yang hafal lima sampai 10 jus diberi bantuan tiga juta rupiah. Sebagai tahun permulaan pemberian bantuan pendidikan ini, maka dikucurkan anggaran sebesar empat Milyar lebih untuk mahasiswa sebanyak 1400 mahasiswa PTAIN seluruh Indonesia.
Saya menjadi teringat ketika pemberian bantuan pendidikan kepada mahasiswa IAIN Mataram oleh Menteri Agama RI, maka matanya berkaca-kaca karena pemberian bantuan tersebut. Ada rasa keharuan yang dirasakannya sebab selama ini belum ada yang memperhatikan terhadap para penghafal AL Quran.
Memang banyak bantuan pendidikan kepada para mahasiswa. Misalnya, beasiswa Pendidikan bagi Mahasiswa Miskin Berprestasi (BIDIKMISI), Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB), Beasiswa Alumni, Beasiswa Prestasi dan juga Bantuan Operasional Pendidikan Tinggi Agama Islam Negeri (BOPTAIN) dan sebagainya. Selain program bantuan pendidikan yang dianggarkan oleh kementerian agama maka masing-masing PTAIN juga memiliki bantuan pendidikan yang khusus diberikan bagi mahasiswa yang memiliki prestasi khusus.
Melalui program GEMA CINTAQU ini maka ke depan akan semakin banyak mahasiswa yang menjadi penghafal AL Quran dan tentunya akan memiliki dampak positif bagi pengembangan studi AL Quran. Kita semua tentu berharap agar program ini terus menjadi bagian dari pemihakan kementerian agama, sehingga cita-cita untuk memasyarakatkan AL Quran dan meng-AL Quran-kan masyarakat ke depan akan menjadi kenyataan.
Wallahualam bisshawab.

Categories: Opini