MEMBANGUN KERJA SAMA PENDIDIKAN INDONESIA DAN THAILAND
MEMBANGUN KERJA SAMA PENDIDIKAN INDONESIA DAN THAILAND
Dalam lawatan ke Thailand bersama Menteri Agama Republik Indonesia, sesungguhnya tidak hanya untuk urusan penganugerahan Doktor Honoris Causa dari Princess of Naradhiwas University, akan tetapi juga terdapat kegiatan lain yang tentu akan bermanfaat di dalam pengembangan pendidikan di Indonesia maupun di Thailand.
Pada hari Senin, 23 September 2013, di ruang Pertemuan Rektorat Universitas Princess of Naradhiwas dilakukan pertemuan antara delegasi Indonesia dan delegasi Thailand. Hadir di dalam pertemuan itu adalah Menteri Agama RI, Dr. Suryadharma Ali, dan Col. Pol. Tawee Sodsong Secretary General of Southern Bourder of Province Adminstrations Center (SBPAC). Pertemuan ini tentu untuk membahas berbagai hal terkait dengan kerjasama antara Pemerintah Indonesia yang di dalam hal ini diwakili oleh Kementeian Agama dan Pemerintah Thailand yang diwakili oleh SBPAC. Namun, Menteri Agama dan Col. Pol. Tawee Sodsong memiliki agenda lain yang juga penting, sehingga keduanya hanya memberikan pengarahan dan kemudian meninggalkan acara itu. Oleh Menteri Agama, maka saya diminta untuk mewakili delegasi Indonesia dalam pertemuan lanjutan dan juga perwakilan BPAC diwakili oleh Maroning Salaming, PhD.
Pertemuan ini merupakan pertemuan lanjutan dari berbagai pertemuan yang dilakukan di Indonesia maupun di Thailand. Ada lima agenda utama yang dibahas di dalam pertemuan ini, yaitu evaluasi mengenai pengiriman mahasiswa Thailand sebanyak 50 orang ke berbagai UIN di Indonesia, pengiriman santri Thailand ke beberapa pesantren di Indonesia, pengiriman santri Indonesia untuk belajar pertanian di Thailand, pengiriman dai ke Thailand, pengembangan bahasa melayu atau bahasa Indonesia dan beberapa isu lain yang penting.
Pertemuan ini tentu sangat penting mengingat bahwa kerjasama Indonesia dan Thailand ke depan harus lebih baik. Makanya evaluasi tentang program yang sedang berjalan menjadi bagian penting dari perbincangan di dalam pertemuan ini. Perbincangan yang hangat tentu terkait dengan pengiriman mahasiswa Thailand ke UIN di Indonesia. Ada sementara informasi yang menyatakan bahwa mahasiswa Thailand di Indonesia sedang memiliki problem tentang registrasi di UIN. Namun demikian berdasarkan penjelasan dari Direktorat Pendidikan Tinggi Islam, bahwa keadaan mahasiswa Thailand di Indonesia tidak ada masalah yang berarti. Memang sekarang mereka sedang mengikuti matrikulasi bahasa Indonesia di masing-masing UIN. Adapun mengenai perkuliahan, sebagaimana penjelasan Rektor UIN Malang, bahwa mereka sudah memasuki bangku kuliah.
Perbincangan hangat lainnya adalah tentang kerjasama pengembangan Bahasa Indonesia di Thailand. Sesuai dengan meeting antara Delegasi Indonesia dengan Thailand sebelumnya bahwa memang disepakati untuk membangun kerjasama antara Pemerintah Indonesia dengan Thailand. Oleh karena itu, di dalam pertemuan lanjutan ini, maka sudah memasuki perbincangan tentang bagaimana program tersebut dilaksanakan. Makanya, yang diperbincangkan adalah tentang Letter of Inplementation (LoI) yang nanti akan dilaksanakan oleh beberapa PTAIN dengan Universitas di Thailand dan berlaku sebagai focal poinnya adalah Princess of Naradhiwas University Thailand. Di dalam kerangka ini, maka UIN Malang diharapkan dapat menjadi focal point untuk Kementerian Agama. Oleh karena itu melalui LoI tersebut akan dapat dijalin kerja sama yang lebih luas dan bukan hanya tentang pengembangan bahasa Indonesia di Thailand. Kerjasama pendidikan tentu saja bisa dilakukan secara lebih luas, misalnya tentang kerjasama penelitian, pengiriman dan tukar menukar dosen, tukar menukar mahasiswa dan bahkan juga tentang dual degree dan sebagainya. Tentang dual degree misalnya bukan sesuatu yang tidak bisa dilakukan dewasa ini. Mahasiswa Indonesia bisa mengambil kuliah di Thailand dalam satu atau dua tahun dan sebaliknya mahasiswa Thailand bisa mengambil kuliah di Indonesia dalam satu atau dua tahun. Tentu saja yang pertama harus dilakukan adalah penyamaan kurikulum di antara dua universitas. Rekonstruksi kurikulum dirasakan sebagai sesuatu yang sangat penting, sehingga tujuan untuk memperoleh gelar ganda dari dua universitas akan dapat dilaksanakan.
Selain itu juga disepakati tentang pengiriman 20 orang santri dari Thailand untuk belajar di Indonesia. Di dalam hal ini, maka pesantren Ash Shiddiqiyah diminta untuk menjadi tempat belajar bagi para santri Thailand tersebut. Kiranya tahun ini sudah bisa dilaksanakan pengiriman para santri untuk belajar agama Islam di pesantren dimaksud. Tujuan pengiriman para santri ini adalah untuk memahami agama atau tafaqqun fiddin. Sementara itu juga diharapkan agar ada sejumlah santri yang akan belajar di Thailand terutama belajar tentang pertanian atau agroindustri. Pengiriman para santri Indonesia ini bisa saja dalam bentuk short course atau lainnya. Selain program ini, maka juga diperlukan kesamaan pandangan tentang makanan halal atau halal food. Di dalam kerangka ini, maka Kementrian Agama yang tentu saja diwakili oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam akan dapat memfasilitasi pertemuan antara Majelis Ulama Thailand dengan Majelis Ulama Indonesia. Program ini tentu saja bermanfaat di dalam kerangka agar tentang makanan halal tersebut tidak menjadi masalah dalam relasi antar dua negara. Makanan yang datang ke Indonesia via import tentu tidak usah diteliti lagi halal haramnya, asalkan sudah ada label halal dari negara setempat. Demikian sebaliknya.
Dari pertemuan dua delegasi ini, maka ada beberapa rekomendasi, yaitu: akan dilakukan penandatangan LoI antara Direktur Jenderal Pendidikan Islam dengan SBPAC, kemudian juga penandatangan LoI antara PTAIN dengan beberapa universitas di Thailand Selatan dalam kerangka pengembangan bahasa Indonesia dan program lainnya yang terkait. Lalu, LoI setidaknya akan ditandangani pada akhir bulan Oktober 2013.
Melalui kerjasama antara dua negara ini, tentu ke depan akan dihasilkan pemahaman yang semakin baik antar dua negara dan semuanya tentu ditujukan untuk membangun
kesamaan pandangan dalam rangka perbaikan kehidupan umat Islam di dua negara.
Wallahualam bisshawab.