INDONESIA CHANNEL 2013 (1)
INDONESIA CHANNEL 2013 (1)
Saya sungguh terharu melihat dan mendengarkan orang-orang luar negeri menari dan menyanyikan tentang kehebatan kesenian Indonesia dengan tari dan musik tradisionalnya. Perhelatan di dalam Indonesia Channel 2013 yang diselenggarakan di Auditorium Universitas Airlangga sungguh membuat kita semua seakan merasakan betapa kehebatan Indonesia dengan dunia seni dan tarinya yang tak terperikan.
Acara ini diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri untuk menandai beasiswa bagi para duta seni luar negeri untuk memelajari tari dan seni Indonesia. Sungguh saya melihat betapa keindahan dan kemajemukan budaya Indonesia itu terasa di malam yang mengagumkan itu.
Acara yang dihadiri oleh M. Fachir, direktur Jenderal Diplomasi Publik, Prof. Dr. Kacung Marijan, Dirjen Kebudayaan, Al Busyro Basnur, direktur diplomasi publik, walikota Surabaya, dan sejumlah tokoh budaya dan masyarakat kampus ini memang didesain dengan sangat baik. Kerinduan saya untuk melihat opera Thailand yang pernah saya lihat beberapa tahun yang lalu terasa terobati dengan penampilan orang barat untuk menyanyi dan menari tarian Nusantara ini.
Pagelaran seni dengan latar kerajaan Majapahit ini tentu membuat kita semua bangga akan keanekaragaman budaya Indonesia. Desain panggung yang bagus, disertai dengan tata tari dan koreografi yang bagus ternyata bisa memberikan gambaran utuh tentang budaya Nusantara kita yang adiluhung. Tidak ada keraguan akan kebesaran Nusantara baik di masa lalu maupun di masa depan. Dengan sumpah Amukti Palapa yang dicetuskan oleh Maha Patih Gajah Mada, yang menjadi latar dan sekaligus pesan moral pagelaran tari ini, maka kita semua memperoleh sajian hiburan yang sangat indah dan sekaligus membangun wawasan kebangsaan yang sangat tinggi.
Jika kita melihat keanekaragaman tari Nusantara yang dilakoni oleh para pecinta seni budaya Nusantara tersebut lalu kita tidak mengaguminya, maka tentu ada yang salah di dalam diri kita. Kita lihat bagaimana tari dan seni Bali ditarikan, bagaimana tarian Jawa dilakukan, bagaimana tarian dan musik Jawa Barat dimainkan dan bagaimana musik dan tarian Sulawesi selatan digerakkan. Kita semua akan merasa bahwa ada roh seni yang sangat mengedepan,
Tarian Jawa yang dipadu dengan musik Jawa yang adiluhung tampak gemulai dimainkan. Akan tetapi ketika olah rasa dilibatkan di dalam penglihatan terhadap tarian itu, maka betapa terasa bahwa ada senyawa kimia yang bercampur antara keindahan dan kerohanian, ada perpaduan antara jagat kecil manusia dengan jagat besar Tuhan yang bersenyawa di dalamnya. Kita merasakan desiran bunyi musik Jawa yang mendayu-dayu dengan tarian Jawa yang gemulai.
Kala kita menyaksikan tarian dan musik Sunda, maka akan kita rasakan bahwa ada kekuatan gerak yang diperankan di dalam tarian tersebut. Hampir seluruh tarian tersebut memiliki watak dasar silat yang menjadi kekuatannya. Bukan tarian yang menggambarkan kekerasan akan tetapi memberikan pesan bahwa kekuatan fisik yang prima yang dipadukan dengan gerak tari yang indah akan membangun keserasian antara dunia fisik dengan yang non fisik dalam gerak para penarinya.
Yang juga menarik adalah tarian Bali. Kita tentu familier dengan tarian Bali. Meskipun tidak tahu namanya, akan tetapi ada karakter musik khas Bali yang dengan mudah diduga. Hentakan-hentakan musiknya yang berpadu dengan alunan musik yang rancak tentu menggambarkan bagaimana keriangan musik dan juga sekaligus keheningan musiknya dipertontonkan. Gerak tari yang ditandai dengan gerakan mata yang lincah dan juga gerakan tangan dan kaki dan seluruh tubuh yang serasi memberikan gambaran tentang keserasian antara gerak fisik dan batin yang menggelegar. Topeng yang menghiasi para penari dan juga balutan pakaian yang gemerlap juga menandakan bahwa tarian ini memberikan kesegaran, keindahan dan juga kehalusan Budi sekaligus.
Saya bukanlah orang yang tahu dunia tari dan kesenian. Akan tetapi saya sungguh merasakan bahwa tarian yang dibawakan oleh orang luar Negeri dari berbagai bangsa di dunia tersebut memberikan gambaran keindahan dan kekayaan budaya Indonesia. Dalam episode tari yang menggambarkan perang antara Buta Cakil dengan Arjuna, saya melihat betapa keindahan tari tersebut dipagelarkan. Penari dari Vietnam yang memerankan Buta Cakil menari dengan indahnya. Hanya ada satu kata: “luar biasa”.
Ada banyak anak muda kita yang menyukai gaya menari almarhum Michael Jackson, atau mengagumi boy band dari Korea Selatan dan juga lainnya, akan tetapi sungguh kita harus mengapresiasi dan merasa bangga bahwa tarian Jawa, Sunda, Bali dan Makasar ternyata tidak kalah dengan semua itu. Jika orang luar negeri saja mengagumi dan kemudian mempelajari kesenian Nusantara dengan sangat serius, maka kiranya menjadi tidak arif jika kemudian kita meninggalkannya.
Jangan sampai kita belajar tarian Jaran Kepang atau lainnya justru di luar negeri karena mereka yang mempelajari dan mengembangkannya. Tentu sesuatu yang sangat ironis.
Wallahualam bisshawab.