MADRASAH RISET NASIONAL (3)
MADRASAH RISET NASIONAL (3)
Di perguruan tinggi kita mengenal tri Dharma perguruan tinggi sebagai proses pembelajaran, yaitu pendidikan dan pengajaran, riset atau penelitian dan pengabdian masyarakat. Oleh karena itu, penelitian menjadi bagian tidak terpisahkan dengan proses pembelajaran di lembaga pendidikan tinggi. Di lembaga pendidikan dasar dan menengah tentu tidak dikenal tiga konsep itu sebagai bagian dari proses pembelajaran.
Pada lembaga pendidikan dasar dan menengah kata riset belumlah menjadi agenda utama di dalam proses pembelajaran. Bahkan di dalam banyak hal, proses pembelajaran lebih bercorak teacher centered dan belum mengarah ke student moooooll centered. Secara konseptual memang sudah dikenal konsep tersebut, akan tetapi secara empirik masih terjadi hal yang sebaliknya.
Perubahan tentu terjadi dengan upaya untuk mengembangkan kurikulum 2013 ini. Melalui pendekatan tematik integratif dan kurikulum yang dirancang dengan pengamatan dan analisis, maka riset sekurang-kurangnya menjadi bagian dari proses pembelajaran. Hanya saja tentu belumlah menjadi kewajiban yang sangat mendasar untuk melakukannya.
Melalui program madrasah riset nasional atau Pro Madrina, tentunya kita berharap agar pembelajaran di madrasah akan lebih maju dengan menempatkan riset sebagai bagian tidak terpisahkan dari proses pembelajaran. Sebagaimana harapan Tuan Guru Hasanain Juwaini, bahwa dengan penerapan riset ini maka madrasah dan juga pondok pesantren akan menjadi moment kebangkitan semangat bangsa Indonesia.
Coba kita perhatikan beberapa penelitian yang sangat menarik dari para siswa madrasah kita. Muhammad Dzikrullah dan Nailul Fahmi melakukan penelitian tentang “Pendingin Alternatif Sederhana”. Mereka menemukan bahwa dari hasil percobaan terhadap buah segar yang ditaruh di dalam pendingin yang dibuatnya, maka ternyata memberikan gambaran bahwa buah-buah tersebut ternyata masih segar. Alat pendingin yang tidak menggunakan listrik dan hanya menggunakan pasir dan air ini ternyata mampu mendinginkan udara sehingga bisa menjadi alat pendingin bagi sayuran dan buah-buahan.
Kemudian Siti Fatimah dan Wasilatul Almariyah, melalukan riset tentang “Kertas Indikator Ekstrak Kunyit untuk identifikasi Boraks” mereka menemukan bahwa melalui eksperimen yang dilakukannya ternyata bahwa kertas indikator ekstrak kunyit dapat dipakai untuk mendeteksi terhadap kandungan boraks pada makanan. Melalui eksperimen yang sederhana ini ternyata dapat digunakan untuk mendeteksi makanan yang terindikasi boraks. Jadi masyarakat bisa mendeteksi sendiri terhadap makanan terutama makanan jajanan.
Selain itu, mereka juga tertarik dengan proses pembelajaran. Dalam riset yang dilakukan oleh Nurul Huda dkk., tentang “Kertas Bungkus Rokok dalam Rangkaian Listrik 3 in 1” menemukan bahwa melalui alat peraga barang bekas ternyata siswa menjadi semakin aktif belajar dan juga semakin disiplin, serta semakin berani dalam mengoperasikan rangkaian listrik dari sikap yang biasanya takut dan pasif. Dan yang lebih penting bahwa melalui prosesi pembelajaran seperti itu, maka program pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan siswa juga menjadi semakin aktif.
Kemudian, Suja’i dkk., juga melakukan penelitian tentang “Kaleng Bekas Obat Anti Nyamuk Semprot sebagai Alat Peraga Modifikasi Kalor” dia menemukan bahwa Alat peraga modifikasi Kalor ternyata lebih efektif dan efisien digunakan sebagai Alat peraga dibanding dengan Alat peraga lainnya. Selain itu, harganya lebih murah, kerjasama kelompok semakin baik dan juga memberikan efek pembelajaran yang lebih maksimal. Oleh karena itu, maka diharapkan agar metode ini dapat dijadikan sebagai salah satu Alat peraga yang memiliki peran yang lebih besar di dalam proses pembelajaran. Hanya saja kiranya memang diperlukan berbagai uji coba lain agar temuan riset ini akan lebih sempurna.
Di dalam inovasi madrasah, juga terdapat penelitian yang baik, yaitu yang dilakukan oleh Fahrurrazi. Dia menulis tentang “Pengembangan Madrasah Unggul Melalui Program Triple K”. Program yang bisa dilakukan adalah dengan (1) membangun kultur madrasah yang efektif, (2) membangun karakter atau akhlak baik yang menyangkut pribadi, akhlak yang berhubungan dengan orang lain, yang berhubungan dengan keindahan, yang terkait dengan kehidupan bermasyarakat, dan juga akhlak yang terkait dengan Tuhan. Dan kemudian (3) membangun proses belajar yang dapat mengembangkan potensial siswa untuk menjadi lebih baik.
Tentu masih ada hasil penelitian lain yang menarik dan memiliki nilai efektif dan efisien untuk proses pembelajaran. Jadi memang kita bisa berbangga dengan prestasi madrasah dengan program risetnya ini.
Wallahualam bisshawab.