• November 2024
    M T W T F S S
    « Oct    
     123
    45678910
    11121314151617
    18192021222324
    252627282930  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

GEMPA SEBAGAI PERISTIWA ALAM

 Banyak orang yang menyatakan bahwa gempa bumi, gunung meletus dan peristiwa alam lainnya sebagai “peringatan”, “ujian” dan  bahkan “kemarahan” Allah atas perilaku manusia. Pernyataan ini benar, sebab memang Allah dengan kekuasaan yang tidak terbatas bisa melakukan peringatan, ujian dan laknat kepada siapa saja yang melakukan kesalahan. Di dalam al-Qur’an juga dinyatakan tentang sejarah Qarun, sejarah umat Nabi Nuh, sejarah umat Nabi Luth, sejarah Fir’aun dan sebagainya. Semuanya memberikan gambaran bahwa perilaku kemungkaran yang dilakukan secara komunal dan massal oleh umat manusia memang bisa menjadi pemicu bagi “kemurkaan” Allah atasnya.

Tentang umat setelah Nabi Nuh, Allah bercerita di dalam surat Al-Isra’: 17 dinyatakan: “dan berapa banyak kaum setelah Nabi Nuh yang telah kami binasakan. Dan cukuplah Tuhanmu yang Maha Mengetahui, Maha Melihat dosa hamba-hambanya”.  Kemudian di dalam surat al-Isra’: 58 Allah juga menyatakan: “dan tidak ada suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya) dengan siksa yang sangat keras. Yang demikian itulah yang tertulis di dalam Kitab (Lauh Mahfudz).” Menganalisis terhadap dua ayat ini, maka akan diperoleh gambaran bahwa ada relasi antara perilaku manusia dengan berbagai macam musibah yang datang kepadanya. Jadi secara tekstual memang didapati ayat-ayat al-Qur’an yang menjustifikasi berbagai bencana dalam kaitannya dengan perilaku manusia.

Dewasa ini ilmu pengetahuan sudah sangat maju. Berbagai peristiwa alam sebenarnya sudah dapat diprediksi. Melalui kemampuan untuk menafsirkan gejala-gejala alam, maka berbagai peristiwa yang terkait dengan gunung meletus, gempa bumi, banjir dan sebagainya sudah dapat diduga kapan dan bagaimana akibatnya bagi kehidupan bumi dan manusia. Pasca tsunami di Aceh, pemerintah lewat Wakil Presiden Yusuf Kalla sudah mendatangkan berbagai ahli dari US Geological Survey (USGS) dan juga pakar dari dalam negeri untuk melakukan pengkajian secara mendalam mengenai daerah yang rawan gempa. Para pakar tersebut memprediksi bahwa gempa akan terus bergerak menurun atau menuju ke arah selatan dan timur. Dimulai dari Aceh  Darussalam, Mentawai, Selat Sunda, Samudera Hindia, Selatan Jawa hingga Bali. Tetapi sebagaimana sering terjadi bahwa gempa bumi memang tidak bisa diprediksi kapan akan terjadi dan di mana kejadiannya. Jadi kemampuan para ahli hanya memprediksi akan terjadi saja.

Para pakar LIPI Danny Hilman Natawijaya dan Prof.  Serry Sieh dari Nanyang University Singapura telah mempelajari selama 12 tahun tentang gempa di Indonesia dan sampai pada kesimpulan bahwa akumulasi tekanan dalam lempengan bawah tanah akan menyebabkan gempa dengan kekuatan tinggi 8,8 SR. Kekuatan gempa itu 30 kali lipat dari gempa di Padang kemarin. Secara ilmiah, Natawijaya menyatakan bahwa gempa yang maha dahsyat itu bisa saja tejadi besuk, lusa, bulan depan, atau mungkin tahun depan. Paling tidak akan terjadi dalam kurun waktu 10 tahun.  Selanjutnya dinyatakan: ”Tetapi sebagai ilmuwan kami sering dibuat terkejut oleh fenomena alam. Banyak yang sulit diceritakan”.  Padang merupakan wilayah garis puncak patahan paling aktif di dunia.

Lalu apa relevansi prediksi para ilmuwan dengan teks-teks al-Qur’an yang banyak disebutkan di dalamnya. Al-Qur’an memang menjelaskan bahwa peristiwa alam baik yang berupa musibah gempa bumi, gunung meletus dan sebagainya merupakan bagian dari rekayasa Allah untuk menunjukkan bahwa Allah memiliki kekuasaan tidak terbatas tentang alam semesta. Jika didalami lebih lanjut, bahwa peristiwa gempa bumi di sekitar wilayah Padang memang sudah diduga oleh para ilmuwan. Sehingga bisa dinyatakan bahwa gempa bumi di Padang merupakan peristiwa alam yang memang tidak bisa ditolak. Jika seperti ini maka agak naif jika kemudian orang menafsirkan bahwa gempa bumi tersebut terkait dengan perilaku manusia yang mungkar dan sebagainya.  Bukankah Padang adalah sebuah kota dengan komunitas Muslim yang sangat baik. Bahkan secara umum wilayah Sumatera Barat adalah wilayah Islam yang menjadi baromater keberislaman di Indonesia. Di tanah ini lahir pujangga Islam yang sangat terkenal, HAMKA. Di tempat ini pula gerakan Pembaharuan Islam pertama muncul dan berkembang. Di tempat ini pula ajaran Islam menjadi referensi kehidupan masyarakat. Makanya menjadi tidak tepat jika ada orang yang menyatakan bahwa gempa bumi di Padang  adalah ”kutukan” Allah.

Jadi, gempa Padang merupakan peristiwa alam yang memang harus terjadi sebagai prediksi para ilmuwan. Hanya kapan dan di mana terjadinya hanya Allah saja yang tahu. Manusia hanya dapat memprediksi tetapi tidak tahu secara keseluruhan.

Wallahu a’lam bi al shawab. 

Categories: Opini