• January 2025
    M T W T F S S
    « Dec    
     12345
    6789101112
    13141516171819
    20212223242526
    2728293031  

Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

(My Official Site)

MASA DEPAN PTAI

MASA DEPAN PTAI
Tanggal 30 Juli 2013 yang lalu di hotel Le Meridien diselenggarakan temu pakar pendidikan yang secara khusus membicarakan tentang bagaimana merumuskan rencana strategis pengembangan pendidikan tinggi Islam di Indonesia. Hadir di dalam pertemuan ini adalah Prof. Dr. Doddy Nandika, Prof. Dr. Imam Suprayogo, Prof. Dr. Azyumardi Azra, Prof. Dr. Amin Abdullah, Bahrul Hayat, PhD., Prof. Dr. Dede Rosyada, Jamhari, PhD., Dr. Mastuki, Dr. Muhammad Zen, Drs. Khoirani, MSi., Prof. Dr. Ishom, Drs. Aceng, MPd dan saya (Prof. Dr. Nur syam, MSi) yang berlaku sebagai moderator. Acara round table discussion ini memang didesain untuk membicarakan tentang masa depan PTAIN.
Saya menyampaikan tentang mengapa kita bertemu dan untuk apa kita bertemu. Di dalam forum ini memang dibicarakan tentang rencana strategis untuk 2015 sampai 2025. Secara umum saya sampaikan bahwa hingga tahun 2014, maka ada tiga aspek yang menyangkut rencana strategis kita yaitu: perluasan akses dan pemerataan pendidikan, peningkatan mutu, relevansi dan daya saing serta peningkatan manajemen dan tata kelola. Oleh karena itu, Renstra PTAIN tahun berikutnya mestilah bergerak dari eksisting rencana strategis yang sudah ada tersebut. Dari aspek pengembangan kelembagaan, maka yang perlu dipikirkan adalah bagaimana meningkatkan status kelembagaan PTAIN, misalnya dengan memberikan peluang lebih besar kepada STAIN yang ada di ibukota provinsi untuk menjadi IAIN. Dan juga mempertimbangkan beberapa IAIN yang sudah siap secara akademik dan administratif untuk menjadi UIN. Kiranya memang diperlukan upaya agar perubahan status ini dipetakan di dalam tahun mendatang.
Bahrul hayat, yang juga menjabat sebagai sekretaris Jenderal kementerian agama juga menyatakan bahwa berdasarkan pengalaman menyusun buku putih pengambangan pendidikan di kementerian pendidikan dan kebudayaan bahwa merumuskan Renstra tentu sangat penting. Ketika Prof. Dr. Bambang Sudibyo menjadi menteri, maka yang pertama dilihat adalah apakah ada rencana strategis pengembangan pendidikan dan ternyata hal tersebut telah dirumuskan oleh tim khusus yang membidani lahirnya rencana strategis tersebut. Makanya, Renstra itulah yang kemudian menjadi pijakan di dalam pengembangan pendidikan di Indonesia ketika beliau menjabat sebagai menteri pendidikan dan kebudayaan.
Oleh karena itu, tim ini diharapkan akan dapat menghasilkan tentang formula bagaimana mengembangkan pendidikan tinggi Islam ke depan, sehingga siapapun menterinya yang akan datang akan mengacu kepada rencana strategis yang dihasilkan oleh tim ini.
Menurutnya, bahwa ada lima aspek yang terkait dengan Renstra, sebagaimana HELTs dulu dirumuskan adalah untuk meningkatkan competitiveness. Yang didalam hal ini adalah kompetisi kelembagaan, kompetisi SDM dosen, sarana prasarana dan keluaran pendidikan. Di tengah kompetisi ini maka perlu dirumuskan bagaimana pengambangan kelembagaan PTAIN agar bisa bersaing dengan lembaga pendidikan lain. Strategi pengembangan kelembagaan tersebut tentu harus diikuti dengan penguatan dosen dengan berbagai disiplinnya.
Yang juga menarik adalah ungkapan Prof. Azyumardi Azra. Beliau menyatakan bahwa PTAIN harus menjadi wadah bagi persemaian dan pengembangan tentang keislaman, keindonesiaan dan kemodernenan. PTAIn tentu diharapkan menjadi institusi yang ke depan akan terus berperan di dalam pengembangan Islam yang moderat, Islam yang berkeindonesiaan dan Islam yang moderen. Di dalam kerangka ini maka renstra tentunya diharapkan agar dapat menghasilkan alumni yang memiliki pengetahuan sikap dan tindakan yang geledah dengan upaya untuk membangun Islam dengan ciri yang khas tersebut.
Sedangkan Prof. Dody Nandika menyatakan bahwa Renstra bukan hanya kumpulan dokumen yang dibuat untuk kepentingan penyusunan program akan tetapi diharuskan ada rohnya atau semangat bagi pelaku pendidikan untuk terus mengupayakan perbaikan demi perbaikan. Di dalam konteks ini maka Renstra agar dapat menjadi panduan untuk melakukan perubahan secara akselerator berbasis ada semangat untuk berubah. Makanya ke depan harus diusahakan agar ada sekarang-kurangnya 10 PTAIN untuk menjadi research university. PTAIN tidak bisa hanya menjadi tempat basis belajar tanpa riset. Seharusnya setiap dosen harus mengembangkan pembelajaran berbasis pada riset yang dilakukannya. Maka yang menjadi pengungkit terbesar di dalam proses peningkatan kualitas PTAIn adalah dosen. SDM yang andal akan menjadi faktor utama di dalam pengembangan lembaga pendidikan.
Prof. Amin Abdullah menekankan pada pentingnya mengembangkan kepemimpinan pendidikan. Perguruan tinggi yang maju adalah pendidikan tinggi yang dipimpin oleh orang yang memiliki visi pengembangan pendidikan yang maju. Pendidikan tinggi yang maju adalah pendidikan tinggi yang para pemimpinnya memiliki semangat dan keinginan untuk menjadikan lembaga pendidikannya untuk terus berkembang dan menjadi ekselen. Makanya diperlukan semacam training kepemimpinan bagi para pimpinan pendidikan tinggi agar mereka memiliki mimpi untuk terus maju.
Memang untuk menjadi maju dibutuhkan beberapa faktor dan di antara faktor yang mendasar adalah kaitan sistemik antar pimpinan, kehebatan dosen, kekuatan lembaga, kelengkapan sarana prasarana dan out put pendidikan atau out come pendidikan yang sangat baik. Jika hal ini diperkuat, maka akan dihasilkan lembaga pendidikan tinggi yang unggul dan kompetitif.
Wallahualam bisshawab.

Categories: Opini