BUKA BERSAMA DI KEDUTAAN INDONESIA DI MAROKO
BUKA BERSAMA DI KEDUTAAN INDONESIA DI MAROKO
Salah satu momentum yang tidak dilupakan adalah acara buka bersama di kedutaan besar Indonesia di Maroko. Yang paling penting bagi saya adalah memperoleh kesempatan makan nasi, setelah sekian hari tidak bertemu dan makan nasi. Jadi pikiran dan badan bisa melanglang Buana, akan tetapi mulut dan perut tetap saja orang Indonesia.
Acara ini sungguh spesial, bukan hanya karena adanya makanan khas Indonesia, akan tetapi acara ini menjadi wadah perjumpaan bagi masyarakat Indonesia yang bermukim di Maroko dengan delegasi Indonesia yang dipimpin langsung oleh Menteri Agama RI, Dr. Suryadharma Ali, MSi. Acara ini dibuka dengan musik rebana yang digawangi oleh mahasiswa STAINU dan mahasiswa lain di Maroko. Maka lantunan musik rebana yang biasa kita dengar di Indonesia juga bergaung e di kerajaan Maroko. Enak juga musik jenis ini sebagai salah satu cara mengobati kerinduan kepada tanah air.
KH. Tosari Widjaja membuka acara ini dengan sambutannya yang sangat tegas mengedepankan keindonesiaan. Digambarkannya bahwa ketika datang ke Maroko, maka kalimat yang sering diucapkan oleh orang Maroko adalah kata “dari Malaysia”. Orang Maroko lebih mengenal Malaysia ketimbang Indonesia. Di kiranya bahwa wajah orang Indonesia itu adalah wajah orang Malaysia. Makanya, program kedubes RI yang pertama adalah bagaimana agar orang Maroko mengenal Indonesia.
Untuk itu maka yang pertama dilakukan adalah menjadikan kedubes RI di Maroko sebagai rumah terbuka bagi semua orang. Setiap ada acara yang digelar di kedubes selalu saja dilibatkan para petinggi di Maroko. Kedubes selalu menjalin relasi dengan semua lapisan masyarakat. Dengan dunia birokrasi, kaum usahawan dan juga para akademisi dan pemimpin perguruan tinggi. Lama kelamaan maka nama Indonesia lalu dikenal oleh orang Maroko. Sekarang, rasanya nama Indonesia sudah dikenal oleh orang Maroko.
Sesungguhnya sejarah relasi Indonesia Maroko sudah lama berlangsung. Semenjak kemerdekaan Maroko dari tangan Perancis, maka Indonesia sudah menjalin kerjasama yang saling menguntungkan. Presiden Soekarno sangat terkenal di negeri ini. Namanya juga diabadikan sebagai nama jalan di pusar kota Rabat. Selain nama Jakarta dan Bandung. Artinya, bahwa secara historis Indonesia memiliki peran besar di dalam diplomasi kemerdekaan kerajaan Maroko. Oleh karena itu membangun imaj tentang Indonesia di negeri ini menjadi sangat penting.
Sementara itu, Dr. Suryadharma Ali juga menyatakan bahwa relasi saling menguntungkan antara Indonesia Maroko sudah terjadi dalam kurun waktu yang sangat lama, yaitu semenjak kemerdekaan kerajaan Maroko dan semenjak proses Islamisasi di Nusantara. Semuanya bukan terjadi tiba-tiba akan tetapi melalui proses saling memberi dan menerima.
Dijelaskan kepada audience bahwa ada proses pembangunan yang terus terjadi di negara Indonesia. Pembangunan tersebut tidak hanya untuk membangun fisik material saja akan tetapi juga untuk membangun nonfisik spiritual. Pembangunan masyarakat Indonesia dikatakan ke dalam istilah pembangunan seutuhnya, yaitu membangun fisik dan spiritual.
Di tengah upaya membangun bangsa ini, sering didengar adanya orang yang selalu berpikir miring tentang Indonesia. Masih ada sebagian kecil rakyat Indonesia yang tidak mau mengakui terhadap kemajuan Indonesia. Mereka selalu melihat yang negatif dan tidak pernah mengakui aspek positifnya. Semua selalu dinyatakan sebagai kegagalan.
Misalnya ada yang selalu berpandangan bahwa di Indonesia ini intoleransi terus meningkat. Dianggapnya bahwa selalu terjadi kekerasan yang difasilitasi oleh aspek agama. Dianggapnya bahwa negara tidak hadir di dalam semakin meningkatnya intoleransi tersebut. Dan anehnya bahwa negara-negara yang selalu berpandangan bahwa negaranya yang paling damai dan rukun, juga ikut serta di dalam menganggap semakin meningkatnya intoleransi tersebut.
Di dalam pertemuan dengan perwakilan negara-negara asing di Indonesia, saya nyatakan apakah ada negara seperti Indonesia di dalam menghormati dan menghargai pemeluk agama-agama. Adakah negara yang menjadikan hari libur nasional terkait dengan agama. Adakah pimpinan negara yang terlibat di dalam upacara-upacara agama sebagaimana di Indonesia. Saya kira tidak ada. Demikian penjelasan Menteri Agama.
Kalau ada hari besar Kristen, maka Presiden dan Wakil Presiden serta Menteri Agama hadir di dalam memperingatinya. Bahkan acara hari besar Konghucu, yang pemeluknya sangat sedikit, kurang dari satu persen, maka Presiden dan Menteri Agama hadir di dalam upacara keagamaannya. Dijadikan hari besar agama Konghucu sebagai hari libur nasional dan diperingati secara kenegaraan. Kiranya tidak ada negara seperti Indonesia ini yang mengembangkan toleransi beragama sedemikian tingginya.
Oleh karena itu, jika ada yang menyatakan bahwa di Indonesia terjadi intoleransi beragama yang semakin menguat, maka jawabannya bahwa sesungguhnya yang terjadi adalah bagian kecil dari proses perubahan yang selalu meniscayakan perbedaan dan peluang konflik. Akan tetapi bahwa toleransi beragama tetap menjadi arus utama di dalam negara dan masyarakat.
Sayang bahwa ceramah yang menarik ini harus terhenti sebab kumandang adzan magrib tidak bisa dibendung. Jadi kita semua lalu membatalkan puasa kita karena memang sudah waktunya untuk berbuka. Cita rasa Indonesia kemudian tergambar di dalam makanan kolak, dan jajanan atau makanan kecil yang bernuansa Indonesia,
Sungguh nuansa keindonesiaan dengan keakraban dan toleransinya menempati posisi penting di dalam jamuan buka bersama di gedung kedutaan besar RI di Maroko.
Kita memang orang Indonesia, sehingga di manapun berada maka cita rasa Indonesia selalu mengedepan.
Wallahu alam bilshawab.